Jalan Terang Saat Suram

Senin, 23 Juni 2025 | 08:29 WIB
Jalan Terang Saat Suram
[ILUSTRASI. TAJUK - Khomarul Hidayat]
Khomarul Hidayat | Redaktur Pelaksana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dunia makin terombang-ambing dalam ketidakpastian. Perang tarif dagang belum juga menemui kesepakatan penyelesaian yang membuat pasar keuangan global bertumbangan dan menekan prospek ekonomi dunia. Belakangan sudah muncul pecah perang Iran-Israel.  

Kondisi tambah runyam, setelah Amerika Serikat (AS) gatal dan tak sabar terlibat dalam perang Iran-Israel. Presiden AS Donald Trump mengumumkan pasukan AS mengebom tiga fasilitas nuklir Iran pada Minggu (22/6). Padahal, Trump sempat bilang akan menunggu waktu dua minggu sebelum memutuskan akan terlibat atau tidak dalam perang tersebut.

Keterlibatan AS ini bakal memanaskan suasana Timur Tengah. Karena dikhawatirkan mengundang negara lain ikut terlibat konflik. Konflik geopolitik yang meluas ini makin membuat suram prospek ekonomi dunia. Sebelum perang Iran-Israel meletus saja, sejumlah lembaga internasional sudah memangkas proyeksi ekonomi global tahun ini dan tahun depan. Apalagi kini ada sumber kecemasan baru. Bisa jadi akan ada revisi kembali proyeksi ekonomi. Begitu cepatnya perubahan yang terjadi di dunia, mungkin kita harus mulai terbiasa menghadapinya. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pernah mengatakan, ketidakpastian global saat ini bukanlah guncangan sementara. Melainkan sebuah perubahan mendasar yang bersifat permanen terhadap tata kelola dunia. 

Kata Sri Mulyani, dunia sedang menyaksikan pergeseran tatanan global yang sangat kompleks dan berdampak jangka panjang. Negara-negara kini lebih fokus pada kepentingan dalam negeri masing-masing. Sri Mulyani menyebutnya sebagai "their own country first". Perubahan ini yang suka tidak suka harus kita hadapi. Bukan bermaksud ikut-ikutan negara lain, mungkin Indonesia juga harus fokus dan serius menggarap ekonomi domestik sebagai backbone di tengah ketidakpastian ekonomi dunia yang tinggi. Bukan sekadar jargon, juga harus ada political will yang kuat untuk mengembangkan ekonomi dalam negeri ini.

Kita punya kekuatan pasar yang besar dengan 270 juta penduduk. Sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia paling besar juga dari konsumsi rumah tangga. Sayang, kalau pasar besar itu justru jadi rebutan negara-negara lain. Sementara, manufaktur kita keteteran dan malah banyak yang bertumbangan. Tentu, bukan hal mudah membangkitkan ini, butuh kemauan kuat. Butuh perlindungan dan keberpihakan kebijakan pemerintah yang jelas.

Mungkin Indonesia akan menghadapi tekanan kuat dari negara lain yang punya kepentingan dengan pasar Indonesia. Tapi, ini adalah jalan terang kita saat dunia sedang suram.

Bagikan
Topik Terkait

Berita Terbaru

Menakar Potensi Satu Lagi Saham Prajogo Pangestu (CDIA) Masuk ke MSCI
| Selasa, 02 Desember 2025 | 18:09 WIB

Menakar Potensi Satu Lagi Saham Prajogo Pangestu (CDIA) Masuk ke MSCI

Untuk masuk MSCI, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) membutuhkan free float market cap minimal US$ 1,8 miliar hingga US$ 2,0 miliar.

Valuasi Diskon dan Margin Membaik, Consumer Staples Naik Kelas Tahun Depan
| Selasa, 02 Desember 2025 | 13:00 WIB

Valuasi Diskon dan Margin Membaik, Consumer Staples Naik Kelas Tahun Depan

Sektor consumer staples terkini menunjukkan pemulihan daya beli yang lebih solid sejak kuartal III-2025. Belanja fiskal menjadi pendorong penting.

Saham STAR Disuspensi BEI, Secara Teknikal Sejatinya Masih Punya Tenaga Untuk Mendaki
| Selasa, 02 Desember 2025 | 08:43 WIB

Saham STAR Disuspensi BEI, Secara Teknikal Sejatinya Masih Punya Tenaga Untuk Mendaki

Baru dua hari keluar dari Papan Pemantauan Khusus, saham PT Buana Artha Anugerah Tbk (STAR) disuspensi BEI. 

Mengupas Teknikal dan Strategi Trading Saham Prajogo Pangestu, dari BREN Hingga CDIA
| Selasa, 02 Desember 2025 | 08:05 WIB

Mengupas Teknikal dan Strategi Trading Saham Prajogo Pangestu, dari BREN Hingga CDIA

Prospek saham Prajogo Pangestu di awal Desember 2025: BREN masuk MSCI, CUAN ekspansi energi, TPIA breakout.

Ellon Musk, Sang Jenius, Orang Kaya Calon Triliuner Pertama Dunia
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:34 WIB

Ellon Musk, Sang Jenius, Orang Kaya Calon Triliuner Pertama Dunia

Lewat Starlink, Musk memancarkan internet hingga ke pedalaman Afrika. Dengan Neuralink ia bercita-cita menghubungkan otak manusia dengan mesin.

Layanan Telekomunikasi di Sumatra Masih Terganggu
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:30 WIB

Layanan Telekomunikasi di Sumatra Masih Terganggu

Bencana banjir dan longsor tersebut mengakibatkan padamnya pasokan listrik di sejumlah wilayah.di Sumatra.

Genjot Pendapatan Non-Batubara, Bumi Resources (BUMI) Gencar Akuisisi
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:19 WIB

Genjot Pendapatan Non-Batubara, Bumi Resources (BUMI) Gencar Akuisisi

Pada 2031, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menargetkan bisa mencapai komposisi 50% antara pendapatan batubara dan non-batubara.

Ditopang Investor Domestik, Saham BUMI Tahan Banting di Tengah Aksi Jual Asing
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:17 WIB

Ditopang Investor Domestik, Saham BUMI Tahan Banting di Tengah Aksi Jual Asing

Saham BUMI didorong sentimen kuasi reorganisasi dan diversifikasi bisnis mineral. Analisis lengkap pendorong.

Lewat Private Placement, Garuda (GIAA) Dapat Tambahan Modal Dari Danantara
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:12 WIB

Lewat Private Placement, Garuda (GIAA) Dapat Tambahan Modal Dari Danantara

PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) berupaya memoles kondisi keuangannya. Terbaru, GIAA melakukan aksi penambahan modal melalui private placement.

Catur Sentosa (CSAP) Menjaga Kinerja di Akhir Tahun Ini
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:10 WIB

Catur Sentosa (CSAP) Menjaga Kinerja di Akhir Tahun Ini

Hingga September 2025 CSAP tercatat mengantongi pendapatan sebesar Rp 12,9 triliun, atau tumbuh tipis 1,2% secara tahunan atau yoy.​

INDEKS BERITA

Terpopuler