Jangan Langka Lagi

Selasa, 23 September 2025 | 06:12 WIB
Jangan Langka Lagi
[ILUSTRASI. TAJUK - SS kurniawan]
S.S. Kurniawan | Redaktur Pelaksana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa hari belakangan, ada pemandangan yang beda di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina. Antrean tampak mengular di Jalur Khusus yang menyediakan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax dan Pertamax Turbo, terutama untuk sepeda motor.

Maklum, sepekan terakhir, BBM di SPBU swasta: Shell, BP-AKR, dan Vivo, makin langka. Hari-hari sebelum-sebelumnya, masih tersedia bensin RON 92 di beberapa SPBU. Seminggu belakangan, benar-benar kosong di banyak SPBU, khususnya di wilayah Jabodetabek.

Alhasil, pelanggan SPBU swasta "terpaksa" membeli BBM di pom bensin milik Pertamina.

Ya, sejak Kejaksaan Agung mengungkap kasus oplosan Pertamax dan menetapkan sejumlah petinggi Pertamina menjadi tersangka pada Februari 2025 lalu, banyak masyarakat yang kehilangan kepercayaan terhadap BUMN energi ini. Sehingga, banyak yang beralih ke SPBU swasta. Bahkan, tampaknya, tak sedikit pula pengguna BBM bersubsidi jenis Pertalite yang beralih ke BBM nonsubsidi SPBU swasta.

Antrean panjang terutama motor pun tampak di banyak SPBU swasta sampai sekarang. Lantaran kepercayaan sudah hilang, sekalipun harganya lebih mahal dan harus antre pula untuk membelinya, banyak yang tetap ke SPBU swasta.

Akibatnya, baru bulan kesembilan tahun ini, kuota impor BBM untuk badan usaha swasta yang menjalankan bisnis SPBU habis. Padahal, pemerintah sudah menambah 10% dari kuota impor tahun lalu.

Memang, masalah kelangkaan bensin di SPBU swasta bakal teratasi, setelah pemerintah menyetujui kolaborasi antara badan usaha SPBU swasta dan Pertamina untuk melakukan impor BBM berbentuk base fuel alias dengan kadar oktan murni tanpa campuran aditif. Tambahan alokasi impor BBM bagi SPBU swasta hingga Desember 2025 sebesar 571.748 kiloliter.

Tapi sejatinya, pemerintah bisa mengirit anggaran di tengah defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) tahun ini yang membengkak, dari 2,48% menjadi 2,68%. Bisa irit, itu tadi, banyak yang beralih ke SPBU swasta. Sebab, pemerintah harus memberi kompensasi kepada Pertamina lantaran menjual Pertamax di bawah harga keekonomian. Bahkan, pemerintah bisa mengirit anggaran subsidi BBM. Soalnya, ada juga pengguna Pertalite bergeser ke SPBU swasta.

Jadi, ke depan, jangan sampai lagi ada kelangkaan bahan bakar minyak di SPBU swasta, ya.

Selanjutnya: Biaya Merger Tekan Margin XLSmart Telecom Sejahtera (EXCL)

Bagikan
Topik Terkait

Berita Terkait

Berita Terbaru

Euforia Saham BUMI Efek Akuisisi Bukan Tanpa Konsekuensi, Beban Utang Kembali Bengkak
| Minggu, 16 November 2025 | 15:05 WIB

Euforia Saham BUMI Efek Akuisisi Bukan Tanpa Konsekuensi, Beban Utang Kembali Bengkak

Utang baru yang digali BUMI bisa menimbulkan risiko jika harga batubara tetap lemah dan aset baru belum berproduksi.

Saham BRPT Diprediksi Masih Kuat Melaju, Ditopang Faktor Teknikal dan Fundamental
| Minggu, 16 November 2025 | 13:45 WIB

Saham BRPT Diprediksi Masih Kuat Melaju, Ditopang Faktor Teknikal dan Fundamental

Masuknya BREN ke Indeks MSCI diharapkan berpotensi menarik arus modal asing lebih besar ke emiten Grup Barito.

Melancong ke Luar Negeri Masih Menjadi Primadona
| Minggu, 16 November 2025 | 13:00 WIB

Melancong ke Luar Negeri Masih Menjadi Primadona

Musim libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) menjadi tonggak terakhir untuk mendulang keuntungan bagi bisnis wisata perjalan.

Kinerja Bakal Tertekan Sampai Akhir 2025, tapi Saham SSIA Masih Direkomendasikan Beli
| Minggu, 16 November 2025 | 12:20 WIB

Kinerja Bakal Tertekan Sampai Akhir 2025, tapi Saham SSIA Masih Direkomendasikan Beli

Laba PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) anjlok hingga 97% di 2025 akibat renovasi Hotel Melia Bali.

Lonjakan Saham Properti Happy Hapsoro; BUVA, UANG & MINA, Fundamental atau Euforia?
| Minggu, 16 November 2025 | 11:00 WIB

Lonjakan Saham Properti Happy Hapsoro; BUVA, UANG & MINA, Fundamental atau Euforia?

Saham UANG, BUVA, MINA melonjak karena Happy Hapsoro. Pelajari mana yang punya fundamental kuat dan potensi pertumbuhan nyata.

Strategi Natanael Yuyun Suryadi, Bos SPID :  Mengadopsi Strategi Value Investing
| Minggu, 16 November 2025 | 09:24 WIB

Strategi Natanael Yuyun Suryadi, Bos SPID : Mengadopsi Strategi Value Investing

Natanael mengaku bukan tipe investor yang agresif.  Ia memposisikan dirinya sebagai investor moderat.

Multi Bintang Indonesia (MLBI) Menebar Dividen Interim Rp 400,3 Miliar
| Minggu, 16 November 2025 | 09:11 WIB

Multi Bintang Indonesia (MLBI) Menebar Dividen Interim Rp 400,3 Miliar

Total nilai dividen yang sudah ditentukan ialah Rp 400,33 miliar. Jadi dividen per saham adalah Rp 190.

BUMI Menerbitkan Obligasi Rp 780 Miliar, Simak Penggunaannya
| Minggu, 16 November 2025 | 09:02 WIB

BUMI Menerbitkan Obligasi Rp 780 Miliar, Simak Penggunaannya

Sekitar Rp 340,88 miliar atau A$ 31,47 juta untuk pemenuhan sebagian dari kewajiban pembayaran nilai akuisisi terhadap Jubliee Metals Limited.

Rencanakan Liburan dengan Matang biar Kantong Tak Kering
| Minggu, 16 November 2025 | 09:00 WIB

Rencanakan Liburan dengan Matang biar Kantong Tak Kering

Berlibur jadi kegiatan yang kerap orang lakukan di akhir tahun. Simak cara berlibur biar keuangan tetap sehat.

Ketika Dana Kelolaan Reksadana (AUM) Mencapai All Time High
| Minggu, 16 November 2025 | 08:52 WIB

Ketika Dana Kelolaan Reksadana (AUM) Mencapai All Time High

Pertumbuhan dana kelolaan ini mencerminkan kepercayaan investor yang pulih setelah masa sulit pasca-pandemi.

INDEKS BERITA

Terpopuler