Jepang Akan Pangkas Nilai Obligasi Pemerintah yang Diterbitkan di Tahun Depan

Kamis, 23 Desember 2021 | 14:54 WIB
Jepang Akan Pangkas Nilai Obligasi Pemerintah yang Diterbitkan di Tahun Depan
[ILUSTRASI. Perdana Menteri Fumio Kishida berpidato di gedung parlemen di Tokyo, Jepang, 8 Oktober 2021. REUTERS/Kim Kyung-Hoon]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Jepang berencana menerbitkan obligasi pemerintah berjangka 40 tahun senilai 4,2 triliun yen ($37 miliar) di tahun fiskal mendatang, demikian penuturan dua sumber yang mengetahui masalah tersebut. Nilai obligasi bertenor 40 tahun yang akan diterbitkan naik hingga 70%, kendati nilai total obligasi yang diterbitkan menurun. 

Ini merupakan kenaikan untuk tahun ketiga berturut-turut dalam penerbitan obligasi 40-tahun, yang diawasi seara ketat oleh pasar. Rencana ini juga mencerminkan permintaan yang kuat dari perusahaan asuransi jiwa di ujung kurva imbal hasil yang panjang, kata sumber tersebut.

Penerbitan utang perdana di bawah Perdana Menteri Fumio Kishida itu secara keseluruhan akan bernilai sekitar 200 triliun yen selama setahun. Penurunan nilai hingga sekitar 20 triliun yen dari tahun ini, mencerminkan upaya Kishida untuk membatasi utang publik negerinya, kata sumber tersebut.

Baca Juga: BOJ's Kuroda says inflation may approach 2% target through various channels

Sumber menolak untuk diidentifikasi karena informasi tersebut belum dipublikasikan. Sedang Kementerian Keuangan Jepang menolak untuk memberikan berkomentar.

Peningkatan penerbitan obligasi berjangka 40-tahun 

Dengan nilai yang direncanakan sebesar itu, berarti Jepang akan melelang obligasi berjangka 40 tahun dengan nilai sekitar 700 miliar yen setiap bulannya. Angka itu lebih tinggi daripada nilai rata-rata tiap lelang di tahun ini, yaitu 600 miliar yen, kata sumber tersebut.

Kenaikan nilai penerbitan obligasi 40 tahun juga berarti Pemerintah Jepang tidak akan menerbitkan obligasi dengan tenor super panjang setiap bulannya, kata sumber tersebut.

Baca Juga: Jepang di Bawah Kishida Memacu Langkah-langkah Demi Implementasi Kapitalisme Baru

Untuk mengurangi biaya pengguliran utang, nilai penerbitan obligasi diskonto pemerintah akan dipangkas di tahun fiskal berikutnya hingga melampaui 10 triliun yen, kata sumber tersebut.

Rincian rencana penerbitan utang tersebut belum pernah diberitakan sebelumnya.

Pemerintah Jepang akan melanjutkan penerbitan inflation-linked bond yang berjangka lima tahun, 20 tahun, 30 tahun dan 10 tahun, kata sumber tersebut.

Pemerintah juga berencana menggelar lebih banyak lelang yang bertujuan meningkatkan likuiditas sebesar 600 miliar yen pada tahun fiskal berikutnya, kata sumber tersebut. Dalam lelang peningkatan likuiditas, Kementerian Keuangan menerbitkan obligasi pemerintah yang ada untuk meningkatkan likuiditas.

Bagikan

Berita Terbaru

Meski BI Rate Dipangkas 150 Basis Poin, Bunga Kredit Baru Turun 15 Basis Poin
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 13:31 WIB

Meski BI Rate Dipangkas 150 Basis Poin, Bunga Kredit Baru Turun 15 Basis Poin

BI rate turun agresif, tapi bunga kredit masih tinggi. Transmisi kebijakan moneter ke perbankan berjalan lambat pada tahun ini.

Fase Konsolidasi & Efek Profit Taking, Inflow ETF Bitcoin dan Ethereum Terus Menurun
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 09:21 WIB

Fase Konsolidasi & Efek Profit Taking, Inflow ETF Bitcoin dan Ethereum Terus Menurun

Penurunan dana ETF kripto belakangan ini juga lebih mencerminkan sikap hati-hati investor menjelang akhir tahun.

Bisnis Pengelolaan Dana Nasabah Tajir di Bank Semakin Bersinar
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:55 WIB

Bisnis Pengelolaan Dana Nasabah Tajir di Bank Semakin Bersinar

Bisnis wealth management atau pengelolaan dana nasabah tajir perbankan terus menunjukkan pertumbuhan positif.​

Permintaan Masih Lemah, Kredit Korporasi Goyah
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:50 WIB

Permintaan Masih Lemah, Kredit Korporasi Goyah

​Permintaan kredit perbankan di segmen debitur korporasi masih lemah karena pelaku usaha korporasi masih wait and see

Prospeknya Seksi, Setelah TOBA & MHKI, SPMA juga Bakal Masuk Bisnis Pengolahan Limbah
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:30 WIB

Prospeknya Seksi, Setelah TOBA & MHKI, SPMA juga Bakal Masuk Bisnis Pengolahan Limbah

Untuk memuluskan agenda ekspansi, SPMA bakal menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 30 Oktober 2025. ​

Timah (TINS) Cari Mitra Penambangan di Laut
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:20 WIB

Timah (TINS) Cari Mitra Penambangan di Laut

Inisiatif tersebut diharapkan dapat mendorong partisipasi pelaku usaha sekaligus memastikan pengelolaan SDA dilakukan secara bertanggung jawab.

Produsen Optimistis Bisa Capai Target
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:16 WIB

Produsen Optimistis Bisa Capai Target

Asus Indonesia sangat optimistis dapat menuntaskan target penjualan 1 juta unit laptop hingga akhir 2025,

Tren Gerai Restoran Siap Saji Mulai Bergeser
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:14 WIB

Tren Gerai Restoran Siap Saji Mulai Bergeser

Perubahan strategi gerai cepat saji yang kini lebih banyak bermigrasi ke lokasi suburban dan food court

Ekosistem Industri Udang Indonesia Terguncang
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:11 WIB

Ekosistem Industri Udang Indonesia Terguncang

Industri udang nasional terdampak tarif tinggi Trump dan isu pencemaran radioaktif sehingga mengguncang ekosistem udang dari hulu hingga hilir

Penambang Nikel Ingin Aturan DHE Diperlonggar
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:07 WIB

Penambang Nikel Ingin Aturan DHE Diperlonggar

Bagi perusahaan yang mengekspor produk olahan seperti ferronickel dan stainless steel, aturan sekarang cukup memberatkan.

INDEKS BERITA

Terpopuler