Jika Krisis Ukraina Terbukti Bebani Ekonomi, ECB Mungkin Lanjutkan Cetak Uang

Jumat, 25 Maret 2022 | 11:44 WIB
Jika Krisis Ukraina Terbukti Bebani Ekonomi, ECB Mungkin Lanjutkan Cetak Uang
[ILUSTRASI. Kantor pusat Bank Sentral Eropa (ECB) di Frankfurt, Jerman 8 September 2016. REUTERS/Ralph Orlowski/File Photo]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - FRANKFURT. Bank Sentral Eropa (ECB) mempertimbangkan untuk memperpanjang program pencetakan uang jika ekonomi zona euro terjatuh ke dalam "resesi yang dalam" karena konflik di Ukraina, demikian penuturan anggota dewan ECB Isabel Schnabel pada Kamis (25/3). 

Awal bulan ini ECB menyatakan skema stimulus berupa pembelian obligasi akan berakhir pada musim panas ini. Tidak cuma menghentikan program itu, ECB juga berniat menaikkan bunga untuk mengerem inflasi yang melaju secara tiba-tiba

Dari enam anggota dewan ECB yang mengambil kebijakan moneter, Schnabel memiliki reputasi sebagai yang paling hawkish. Ia mengatakan bank sentral telah membuka pintu, seandainya situasi ekonomi zona euro semakin memburuk. Uni Eropa sangat bergantung pada gas Rusia dan bahan mentah lain.

Baca Juga: Harga Bitcoin Langsung Melompat Setelah Rusia Menyatakan Hal Ini

"Jika kita sekarang jatuh ke dalam resesi yang dalam karena krisis Ukraina, kita harus memikirkan kembali itu," katanya kepada sebuah web show Jerman.

"Jika tidak, kami akan mengakhiri pembelian obligasi pada kuartal ketiga dan segera setelah kami melakukannya, kami dapat menaikkan suku bunga kapan saja tergantung pada bagaimana inflasi berkembang."

Gubernur bank sentral Estonia Madis Mueller, anggota lain di dewan pembuat kebijakan ECB yang juga hawkish, mengatakan dalam wawancara Politico bahwa ECB hanya akan memperpanjang Program Pembelian Asetnya jika ada "perubahan dramatis" dalam prospek inflasi.

Baca Juga: Joe Biden Minta G-20 untuk Depak Rusia, Indonesia Tetap Undang Putin

Sedang Mario Centeno, anggota dewan dari Portugal mengambil sikap dovish. Ia  memperingatkan "normalisasi kebijakan moneter ECB akan dilakukan secara bertahap dan proporsional pada akhir tahun ini".

ECB telah mengatakan mereka memperkirakan ekonomi zona euro untuk berkembang sebesar 3,7% tahun ini dan masih akan tumbuh bahkan jika sanksi yang lebih ketat dikenakan pada Rusia atau pasokan mengering dan pasar keuangan disita.

Bank sentral untuk 19 negara yang berbagi euro melihat inflasi di atas atau pada target 2% tahun ini dan berikutnya dalam skenario apa pun.

Bagikan

Berita Terbaru

Mengekor Emas, Perak Menuju US$ 100 per troi ons
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 22:59 WIB

Mengekor Emas, Perak Menuju US$ 100 per troi ons

Harga logam putih ini naik tajam demi mengejar ketertinggalan rasio terhadap emas akibat lonjakan permintaan industri yang masif.

Strategi Samator Indo Gas Tbk (AGII) Ekspansi Sektor Pasar Gas
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 22:56 WIB

Strategi Samator Indo Gas Tbk (AGII) Ekspansi Sektor Pasar Gas

Mengupas profil dan strategi bisnis PT Samator Indo Gas Tbk (AGII) untuk menggenjot kinerja pada tahun depan 

Penetapan UMP 2026: Pengusaha Teriak, Buruh Menggugat
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 19:15 WIB

Penetapan UMP 2026: Pengusaha Teriak, Buruh Menggugat

Serikat pekerja akan menggugat kenaikan upah minimum provinsi (UMP) 2026 di DKI Jakarta ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).

Kewajiban B50 Menjadi Dasar Ekspansi Lahan Baru Kebun Kelapa Sawit
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 19:05 WIB

Kewajiban B50 Menjadi Dasar Ekspansi Lahan Baru Kebun Kelapa Sawit

Sawit Watch mencium aroma ekspansi lahan secara massif, di balik ambisi pemerintah membidik implementasi B50 pada pertengahan 2026.

Kisah Sukes Danang Setyawan Berbisnis Wedangan
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 18:41 WIB

Kisah Sukes Danang Setyawan Berbisnis Wedangan

Profil tempat kongkow Jahe Rempah Mbah Tolok, kedai minuman tradisional berbasis jahe asal Kudus, Jawa Tengah.

Peluang serta Tantangan Bisnis Waralaba Tanpa Gerai Fisik
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 18:10 WIB

Peluang serta Tantangan Bisnis Waralaba Tanpa Gerai Fisik

Peluang utama dari waralaba tanpa outlet terletak pada pengelolaan struktur biaya. Tanpa biaya sewa yang mahal, titik impas bergeser lebih cepat.

Pemerintah Cairkan Rapel THR dan Gaji ke-13 Bagi Guru dan ASN di Daerah
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:54 WIB

Pemerintah Cairkan Rapel THR dan Gaji ke-13 Bagi Guru dan ASN di Daerah

Menkeu menetapkan tambahan Dana Alokasi Umum (DAU) demi menuntaskan pembayaran THR dan gaji ke-13 bagi guru ASN daerah.

Lonjakan Investor Dorong Perkembangan Bisnis Kustodian Bank
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:36 WIB

Lonjakan Investor Dorong Perkembangan Bisnis Kustodian Bank

BCA menilai, pertumbuhan asset under custody (AUC) mencerminkan prospek positif bisnis bank kustodian didorong kesadaran masyarakat berinvestasi.

MPX Logistics (MPXL) Diversifikasi Bisnis di Tahun Depan
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:10 WIB

MPX Logistics (MPXL) Diversifikasi Bisnis di Tahun Depan

MPXL bakal mengoptimalkan strategi diversifikasi bisnis, termasuk dengan pengembangan angkutan komoditas.

Lanjutkan Pengejaran Pajak Kelas Kakap
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:09 WIB

Lanjutkan Pengejaran Pajak Kelas Kakap

Kanwil LTO membidik 35 wajib pajak konglomerat dengan tunggakan Rp 7,52 triliun​                    

INDEKS BERITA

Terpopuler