Karena Apple Bukan Buah Apel

Rabu, 11 Desember 2024 | 04:07 WIB
Karena Apple Bukan Buah Apel
[ILUSTRASI. Kepala Kantor Bea Cukai Bandara Soetta Gatot S Wibowo menunjukkan barang bukti Iphone 16 ProMax sebelum dimusnahkan di Kantor Bea Cukai Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (29/11/2024). Bea Cukai Bandara Soekarno Hatta berhasil menegah 102 unit Iphone 16 ProMax dan produk Apple lainnya senilai Rp714 juta, penegahan dilakukan karena belum adanya izin edar dan izin jual produk Apple tersebut dari pemerintah Indonesia. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/tom.]
Ibrahim Kholilul Rohman; Ibrahim Naufal | Senior Research Associate IFG Progress dan Dosen Ekonomi Digital Universitas Indonesia; Research Intern IFG Progress

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perundingan yang sedang berlangsung antara Pemerintah Indonesia dan perusahaan teknologi Amerika Serikat, Apple Inc, menarik banyak perhatian. Produk Apple memiliki pangsa pasar yang besar di Indonesia. Namun peluncuran iPhone 16 mendapatkan resistensi terkait regulasi. Berdasarkan Peraturan Menteri Kominfo Nomor 13 Tahun 2021, yang mulai berlaku pada 12 Oktober 2021, Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk perangkat 4G dan 5G dinaikkan menjadi 35%, dari sebelumnya 30% berdasarkan Peraturan Menteri Kominfo Nomor 27 Tahun 2015. 

Secara empiris, negara-negara di dunia menerapkan berbagai langkah untuk melindungi industri domestik mereka melalui berbagai kebijakan non-tarif (NTM). Salah satu kebijakan tersebut adalah Local Content Requirements (LCR), yang di Indonesia dikenal dengan kebijakan TKDN.

Baca Juga: Menengok IPO YOII, dari Pengendali, Kinerja Keuangan Hingga Valuasi Harga Saham

Secara umum, terdapat dua hasil kesimpulan yang bertentangan terkait manfaat kebijakan ini, terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Aturan TKDN adalah bentuk kebijakan yang dirancang untuk mendorong penggunaan komponen dan tenaga kerja domestik dalam produksi barang dan jasa, terutama dalam industri manufaktur, energi dan teknologi. Kebijakan ini semakin populer setelah Krisis Keuangan Global 2008, dengan setidaknya 146 kebijakan TKDN baru diperkenalkan di seluruh dunia pada 2015, menurut studi yang dilakukan oleh Fernando dan Ing pada 2022. Beberapa beralasan bahwa aturan TKDN dapat berdampak pada perekonomian karena diharapkan akan mendorong inovasi, mengurangi ketergantungan pada impor barang dan menciptakan lapangan kerja.

Meskipun demikian, menurut laporan CSIS pada 2022, kebijakan ini hanya akan memberikan manfaat pada jangka pendek. Pada jangka panjang masih akan terjadi ketergantungan terhadap impor bahan baku. Selain itu, dampak terkait peningkatan aktivitas penelitian dan pengembangan (R&D) atau inovasi tidak ditemukan. Namun demikian, kajian-kajian di atas tidak spesifik dilakukan untuk TKDN produk teknologi dan informasi. 

Baca Juga: Harga PANI Terbang Lebih dari 17% Dalam Sepekan, Berpotensi Cetak ATH Lagi

Lantas, bagaimana dengan TKDN dalam produk teknologi informasi? Di Indonesia, produk teknologi informasi menjadi salah satu penyebab defisit neraca transaksi berjalan untuk jasa (current account services) setidaknya dalam 10-15 tahun terakhir. Jumlah net impor produk jasa informasi mencapai hampir US$ 3 miliar pada 2023. Selain itu, untuk jenis barang, produk barang teknologi informasi juga menyumbang net impor yang cukup besar. Nilai  impor smartphone, laptop, dan PC di Indonesia menyumbang hampir US$ 2 miliar, yang kira-kira setara 40% dari total ekspor produk sektor pertanian Indonesia pada 2022.

Dalam konteks produk digital, kebijakan TKDN bisa menjadi strategi penting untuk melindungi kepentingan nasional dan memastikan kedaulatan teknologi. Hal Varian, dalam karya seminalnya The Information Economy, menjelaskan bahwa berbeda dengan barang fisik, produk teknologi informasi beroperasi dalam ekosistem dinamis yang dibentuk oleh eksternalitas jaringan (network externalities), di mana nilai sebuah produk meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penggunanya, atau yang dikenal dengan eksternalitas jaringan sisi permintaan (demand side network externality). Selain itu, ketika produk teknologi ini diadopsi akan menciptakan hubungan antara perangkat lunak dan perangkat keras yang saling bergantung, yang dikenal sebagai eksternalitas jaringan sisi pasokan (supply side network externality). Artinya, jika kita menggunakan satu hardware tertentu, maka software-nya juga tertentu. 

Baca Juga: Margin Laba Masih Solid, Prospek GEMS Tetap Menarik

Yang harus menjadi catatan: produk teknologi dari Apple umumnya menciptakan efek kuncian (lock in effect) karena integrasi ekosistemnya yang komprehensif, yang mendorong pengguna untuk tetap menggunakan perangkat Apple setelah bergabung. Ketika seseorang menggunakan perangkat Apple, mereka juga harus beradaptasi dengan sistem operasi (Operating System/OS) baru. Learning curve ini umumnya juga melibatkan proses pembelajaran dalam proses adopsi seluruh ekosistem Apple. Sebagai tambahan OS Apple tidak dapat dioperasikan dengan sistem operasi lain (non-interoperability).

Produk Apple juga memiliki integrasi layanan seperti iCloud, Apple Music dan Apple ID yang membuat transisi ke platform lain menjadi sulit. Selain itu, ekosistem Apple diarahkan untuk meningkatkan pengalaman pengguna melalui fitur-fitur seperti iMessage, FaceTime dan Apple CarPlay, yang eksklusif hanya untuk iOS, sehingga meningkatkan nilai dan eksklusivitas yang dirasakan oleh pengguna. Kuatnya aspek tersebut menyebabkan Apple memiliki supply side network effect yang tinggi dan karenanya tidak interoperable dengan OS Android yang lebih berbasis terbuka.

Baca Juga: Tak Seperti Judi, Investor Kecil Juga Bisa Cuan dari Saham

Dengan alasan ini, TKDN memiliki setidaknya dua tujuan. Pertama, memastikan bahwa aspek teknis seperti penyimpanan data dan pengembangan perangkat lunak, dilokalkan untuk melindungi kepentingan nasional. Layanan seperti iCloud milik Apple mengandalkan aliran data lintas batas (cross-border data flow) untuk memberikan layanan yang prima bagi pengguna. Saat ini, lokalisasi data masih menjadi salah satu tantangan di Indonesia. Sebuah studi pada 2021 yang dilakukan IFG Progress mengidentifikasi biaya penyimpanan cloud di Singapura 10%-15% lebih murah dibandingkan di Indonesia (Jakarta), yang menyebabkan aliran data yang lebih besar ke luar negeri.

Kedua, dengan fakta bahwa Apple memiliki supply side network externality yang kuat, diharapkan aturan TKDN akan menciptakan peluang bagi pengembang dan bisnis lokal untuk terintegrasi dalam ekosistem global. Perusahaan lokal dapat membangun kemitraan dengan perusahaan internasional, memfasilitasi transfer pengetahuan dan teknologi. Dengan menyelaraskan TKDN dengan efek jaringan, Indonesia dapat memberdayakan industri teknologi lokal untuk tumbuh sekaligus mempertahankan kualitas dan daya saing global produk digital.

Baca Juga: Pemerintah dan DPR Belum Putuskan Biaya Haji 2025

Sebagai kesimpulan, impor teknologi lebih kompleks daripada barang lainnya. Impor buah apel tidak memiliki efek jaringan dan kapan saja bisa kita ganti dengan komoditas yang lebih murah dan kualitas yang baik dari negara lain. Selain itu, impor buah apel tidak akan dikhawatirkan menyebabkan cross-border data flow sehingga tidak ada risiko terhadap privacy dan security. Sebaliknya, Apple sebagai produk teknologi tidak memungkinkan switching dengan mudah. Lock-in effect yang terjadi pada produk teknologi akan membuat switching cost menjadi mahal karena proses pembelajaran yang sudah dilakukan oleh pengguna dan perangkat teknologinya yang umumnya tidak interoperable dengan perangkat OS yang lain. Hal ini yang menyebabkan concern terhadap isu TKDN di Indonesia memiliki alasan yang valid.

Bagikan

Berita Terbaru

Penjualan Ritel Masih Tumbuh tapi Melambat, Sinyal Ada Masalah di Ekonomi RI
| Jumat, 18 April 2025 | 13:00 WIB

Penjualan Ritel Masih Tumbuh tapi Melambat, Sinyal Ada Masalah di Ekonomi RI

Meski tak sebagus tahun lalu, emiten peritel diprediksi masih bisa menuai berkah dari momen Ramadan dan Idulfitri 2025.

Dimotori BYD dan Wuling, Pabrikan China Kian Unjuk Gigi di Pasar Mobil Indonesia
| Jumat, 18 April 2025 | 10:00 WIB

Dimotori BYD dan Wuling, Pabrikan China Kian Unjuk Gigi di Pasar Mobil Indonesia

Pabrikan China berhasil mendongkak penjualan di tengah menurunnya penjualan mobil di Indonesia pada kuartal I 2025.

Profit 35,88% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melemah (18 April 2025)
| Jumat, 18 April 2025 | 09:32 WIB

Profit 35,88% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melemah (18 April 2025)

Harga emas Antam hari ini (18 April 2025) 1 gram Rp 1.965.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 35,88% jika menjual hari ini.

Erajaya (ERAA) Tengah Mempersiapkan Jalan Masuk Bagi Investor Baru di Erafone
| Jumat, 18 April 2025 | 09:00 WIB

Erajaya (ERAA) Tengah Mempersiapkan Jalan Masuk Bagi Investor Baru di Erafone

PT Erafone Artha Retailindo dan PT Teletama Artha Mandiri akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 29 April 2025.

Prospek Kinerja Masih Terjaga, MDKA Akan Perpanjang Umur Tambang Emas Tujuh Bukit
| Jumat, 18 April 2025 | 08:00 WIB

Prospek Kinerja Masih Terjaga, MDKA Akan Perpanjang Umur Tambang Emas Tujuh Bukit

Tahun ini PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) membidik target produksi emas sebanyak 100.000 ons hingga 110.000 ons.

Sariguna Primartirta (CLEO) Akan Membagikan Saham Bonus
| Jumat, 18 April 2025 | 07:38 WIB

Sariguna Primartirta (CLEO) Akan Membagikan Saham Bonus

Pembagian saham bonus baru kepada para pemegang saham perusahaan yang berasal dari tambahan modal disetor atau agio saham diusulkan Rp 240 miliar.

Telkom (TLKM) Buyback Saham Senilai Rp 3 Triliun
| Jumat, 18 April 2025 | 07:26 WIB

Telkom (TLKM) Buyback Saham Senilai Rp 3 Triliun

PT  Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) akan melakukan buyback saham maksimal 10% dari modal ditempatkan dan disetor penuh sesuai ketentuan.

Meski Pasar Saham Masih Lesu, Emiten Investasi Siap Menggenjot Portofolio
| Jumat, 18 April 2025 | 07:17 WIB

Meski Pasar Saham Masih Lesu, Emiten Investasi Siap Menggenjot Portofolio

Sejumlah emiten investasi berencana menggenjot portofolio mereka pada 2025. Alokasi belanja modal (capex) jumbo telah disiapkan emiten.

Mengusung Nama Baru, EXCL dan Smartfren Resmi Merger
| Jumat, 18 April 2025 | 07:11 WIB

Mengusung Nama Baru, EXCL dan Smartfren Resmi Merger

Status Smartfren Telecom dan Smart Telecom berakhir. EXCL jadi entitas bertahan dengan nama PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk. ​

Tarif Royalti Naik, Emiten Minerba Tercekik
| Jumat, 18 April 2025 | 07:03 WIB

Tarif Royalti Naik, Emiten Minerba Tercekik

Kenaikan tarif royalti mineral dan batubara diproyeksi akan membebani kinerja keuangan emiten di sepanjang tahun 2025.  

INDEKS BERITA

Terpopuler