Kementerian ESDM Menunjuk Kembali ConocoPhillips Mengelola Blok Corridor

Sabtu, 20 Juli 2019 | 04:00 WIB
Kementerian ESDM Menunjuk Kembali ConocoPhillips Mengelola Blok Corridor
[]
Reporter: Pratama Guitarra, Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satu blok minyak dan gas (migas) yang akan habis masa kontraknya, luput dari Pertamina. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjuk kembali ConocoPhillips sebagai operator Blok Corridor. Sejak tahun 2012, perusahaan migas asal Amerika Serikat (AS) itu mengelola Blok Corridor. Masa kontraknya akan habis pada tahun 2023.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto menyatakan, proses penentuan operator blok tersebut sudah selesai. Menteri ESDM Ignasius Jonan akan mengumumkan keputusan itu ke publik. "Mudah-mudahan tidak terlalu lama," kata Dwi Soetjipto di kantornya, Jumat (19/7).

Kabar yang sampai KONTAN, ConocoPhillips tidak sendirian di blok migas yang berdekatan dengan Blok Rokan itu. PT Pertamina dan Repsol Energy juga akan turut mendapatkan saham Blok Corridor. Namun, belum jelas berapa porsi sahamnya.

Benarkah? Dwi belum bersedia membeberkan detil pengelolaan blok migas yang menopang 17% produksi gas di Indonesia itu. Dia hanya menandaskan bahwa keputusan pemilihan operator Blok Corridor dilakukan secara win-win solution.

Sebagai gambaran, ada tiga kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang bersaing dan berebut pengelolaan Blok Corridor. Keputusan penentuan operator Blok Corridor seharusnya tuntas Mei 2019.

Dwi menambahkan, pemerintah membuka diri kepada masing-masing KKKS untuk meminang Blok Corridor. "Pemerintah berusaha mendapatkan over yang tertinggi. Pemerintah perhatian dengan Pertamina, sehingga proses Pertamina yang ditunggu," tandasnya.

Pengamat ekonomi dan energi Universitas Gajah Mada (UGM), Fahmy Radhi berharap, perpanjangan operasi Blok Corridor menggunakan rezim fiskal gross split. "Untuk mengurangi beban APBN dalam pembiayaan cost recovery," kata dia.

Lifitng migas capai 89%

Realisasi lifting minyak dan gas bumi (migas) hingga Juni 2019 sudah 89% atau mencapai 1,8 juta barel setara minyak per hari (boepd). Rinciannya, lifting gas mencapai 1,06 juta dan lifitng minyak 752.000 bph.

Dwi Sutjipto meyakini, sampai akhir tahun target lifting migas sesuai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar 2 juta boepd bisa tercapai.

Hal itu didorong oleh masih ada sembilan dari 11 proyek yang akan mulai berproduksi (onstream) di kuartal tiga dan kuartal empat tahun 2019 ini.  “Dalam upaya meningkatkan produksi migas, SKK Migas menerapkan strategi jangka panjang,” ucapnya.

Yakni, mempertahankan tingkat produksi eksisting yang tinggi di antaranya dengan melakukan reaktivasi sumur yang tidak berproduksi (idle). Lalu, menerapkan transformasi dari sumber daya hingga menjadi produksi migas dengan percepatan monetisasi. Selain itu juga menerapkan strategi enhanced oil recovery (EOR).

Bagikan

Berita Terbaru

IHSG Turun 0,47% Sepekan, Intip Saham-Saham Top Gainers dan Top Losers Bursa
| Minggu, 06 Juli 2025 | 04:00 WIB

IHSG Turun 0,47% Sepekan, Intip Saham-Saham Top Gainers dan Top Losers Bursa

IHSG ditutup melemah ke 6.865,19 pada perdagangan terakhir, 4 Juli 2025 setelah melemah 0,47% dalam sepekan mulai 30 Juni 2025.

Akuisisi Tahap Pertama KRYA Terlaksana, Investor Asal Hongkong Lanjut Due Dilligence
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 18:00 WIB

Akuisisi Tahap Pertama KRYA Terlaksana, Investor Asal Hongkong Lanjut Due Dilligence

Akuisisi PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (KRYA) oleh sejumlah perusahaan yang bergerak di bisnis kendaraan listrik mulai terlaksana.

Sentimen Harga Emas dan Infrastruktur Pabrik Bawa Kinerja BRMS Melonjak
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 17:17 WIB

Sentimen Harga Emas dan Infrastruktur Pabrik Bawa Kinerja BRMS Melonjak

Kinerja emiten tambang PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) diprediksi semakin cemerlang hingga 2027 mendatang.

Sejumlah Emiten Diuntungkan Melalui Deregulasi Kebijakan Impor
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 17:01 WIB

Sejumlah Emiten Diuntungkan Melalui Deregulasi Kebijakan Impor

Kebijakan deregulasi impor memberi ruang memperlancar rantai pasok bahan baku, komponen produksi, hingga barang konsumsi tertentu.

Menilik Peluang dan Risiko Penguatan Rupiah di Semester II 2025
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 16:41 WIB

Menilik Peluang dan Risiko Penguatan Rupiah di Semester II 2025

Tantangan terhadap rupiah juga cukup besar dengan data PMI yang terkontraksi dan proyeksi defisit anggaran yang lebih tinggi menjadi 2,78%.

Volume Batubara dan Curah Hujan Tinggi, Kinerja UNTR Diproyeksi Turun
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 16:25 WIB

Volume Batubara dan Curah Hujan Tinggi, Kinerja UNTR Diproyeksi Turun

Tekanan harga batubara berasal dari akumulasi turunnya permintaan impor dari China sebanyak 5% year on year (YoY).

Menebak Motivasi Haji Isam di Hulu Ternak Ayam dari Pembelian Anak Usaha KFC (FAST)
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 15:05 WIB

Menebak Motivasi Haji Isam di Hulu Ternak Ayam dari Pembelian Anak Usaha KFC (FAST)

Pernyataan mengenai percepatan pelaksanaan proyek-proyek strategis, di dalam tujuan transaksi 15% saham FAST, memancing sas sis sus di pasar saham

Profit 26,68% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Seuprit (5 Juli 2025)
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 09:00 WIB

Profit 26,68% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Seuprit (5 Juli 2025)

Harga emas Antam hari ini (5 Juli 2025) Rp 1.908.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 27,07% jika menjual hari ini.

Dari Perakit Mobil Menuju Posisi Puncak
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 08:25 WIB

Dari Perakit Mobil Menuju Posisi Puncak

Donald Rachmat tidak tiba di posisi puncak saat ini lewat jalur instan. Dia meniti kariernya dari bawah.

Janji Ekonomi
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 07:05 WIB

Janji Ekonomi

Tidak mudah untuk bisa merealisasikan target pertumbuhan ekonomi hingga 8% yang saat ini saja masih jauh dari target tersebut.

INDEKS BERITA

Terpopuler