Kepercayaan Pasar

Rabu, 19 Maret 2025 | 14:15 WIB
Kepercayaan Pasar
[ILUSTRASI. TAJUK - Sandy Baskoro]
Sandy Baskoro | Redaktur Pelaksana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar saham Indonesia rontok. Di sesi pertama perdagangan kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok lebih dari 5%. Untuk meredam kepanikan, otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) membekukan sementara perdagangan atau trading halt selama 30 menit. Namun IHSG tetap ditutup merosot 3,84% ke level 6.223,39. Jika dihitung sejak awal tahun hingga kemarin (ytd), IHSG sudah terpangkas lebih dari 10%. 

Otoritas BEI beralasan, tren pelemahan IHSG belakangan ini lebih disebabkan faktor global. Misalnya, efek genderang perang dagang yang ditabuh Presiden AS Donald Trump. Namun sulit bagi kita untuk tidak menyebut bahwa kejatuhan pasar saham Indonesia justru akibat faktor dari dalam negeri. Toh, mayoritas indeks regional seperti di Singapura, China dan India kemarin menguat di saat IHSG terkulai. 

Merosotnya bursa saham domestik semakin mengonfirmasi bahwa perekonomian Indonesia sedang keteteran dan tidak baik-baik saja. Di tengah pergerakan pasar saham, terkandung persepsi investor terhadap prospek perekonomian Indonesia ke depan.

Sederet data dan gejala memperlihatkan perekonomian nasional memang lesu. Sebut saja kondisi fiskal Indonesia yang sedang ketat dan berat. Daya beli lesu, ditambah meningkatnya angka pemutusan hubungan kerja (PHK). 

Dua Lembaga internasional, Morgan Stanley dan Goldman Sachs menurunkan peringkat saham dan investasi Indonesia. Goldman Sachs menyoroti pelemahan laba perusahaan, ketatnya likuiditas perbankan hingga risiko fiskal akibat terbebani oleh kebijakan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Di saat yang sama, sejumlah spekulasi beredar, misalnya Menteri Keuangan Sri Mulyani dikabarkan mengundurkan diri, meski belakangan dibantah. Bukan cuma urusan ekonomi, kebijakan pemerintah juga disorot terkait demokrasi. Yang terbaru, kelompok masyarakat sipil dan tokoh masyarakat mencium gelagat tentara kembali terjun ke gelanggang sipil lewat revisi UU TNI. Investor dan pelaku pasar juga mencermati kualitas demokrasi Indonesia sebelum memutuskan untuk menanamkan modalnya.

Pemerintah mesti legawa, kepercayaan pelaku pasar sedang merosot. Oleh karena itu, pemerintah mesti menjawab keraguan pasar lewat kebijakan yang menenangkan, bukan sebaliknya. Jangan ragu untuk mengoreksi kebijakan yang salah agar ekonomi kembali ke jalur pertumbuhan yang sehat.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Penguatan Perlindungan Sosial & Kerek Daya Beli, Kunci Utama Pertumbuhan Ekonomi
| Kamis, 12 Juni 2025 | 14:00 WIB

Penguatan Perlindungan Sosial & Kerek Daya Beli, Kunci Utama Pertumbuhan Ekonomi

Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,7% dari sebelumnya 4,9%. 

Menjajal Fasilitas Migas Steam Flood Terbesar di Dunia yang Berada di Rokan
| Kamis, 12 Juni 2025 | 13:04 WIB

Menjajal Fasilitas Migas Steam Flood Terbesar di Dunia yang Berada di Rokan

Blok Rokan, terutama di Lapangan Duri menyimpan sumber daya minyak berat atau biasa disebut heavy oil.

Tokopedia & TikTok Shop Resmi Meluncurkan Seller Center
| Kamis, 12 Juni 2025 | 08:45 WIB

Tokopedia & TikTok Shop Resmi Meluncurkan Seller Center

Melalui dasbor terpadu, para penjual kini dapat mengelola operasional di Tokopedia dan TikTok Shop secara lebih efisien

Profit 32,44% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Lumayan (12 Juni 2025)
| Kamis, 12 Juni 2025 | 08:38 WIB

Profit 32,44% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Lumayan (12 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (12 Juni 2025) Rp 1.928.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 32,44% jika menjual hari ini.

Adi Sarana Armada (ASSA) Genjot Bisnis Rental Kendaraan untuk Korporasi
| Kamis, 12 Juni 2025 | 08:30 WIB

Adi Sarana Armada (ASSA) Genjot Bisnis Rental Kendaraan untuk Korporasi

Per akhir 2024, total kendaraan yang dikelola ASSA Rent mencapai sekitar 30.000 unit, terdiri dari kendaraan roda empat dan roda dua.

Kinerja BRMS Melenggang Berkat Peningkatan Produksi Emas, Target Harga bisa Segini
| Kamis, 12 Juni 2025 | 08:29 WIB

Kinerja BRMS Melenggang Berkat Peningkatan Produksi Emas, Target Harga bisa Segini

Seiring kenaikan produksi emas dan tambahan operasional tambang, kinerja keuangan BRMS bakal terjaga hingga beberapa tahun ke depan.

Malindo Feedmill (MAIN) Terus Melebarkan Pasar Ekspor
| Kamis, 12 Juni 2025 | 08:15 WIB

Malindo Feedmill (MAIN) Terus Melebarkan Pasar Ekspor

MAIN akan memperluas pasar ekspor dengan menggarap sejumlah negara, khususnya Timur Tengah dan Asia.

HGII Membidik Kapasitas Energi Hijau hingga 100 Megawatt
| Kamis, 12 Juni 2025 | 07:01 WIB

HGII Membidik Kapasitas Energi Hijau hingga 100 Megawatt

Berdasarkan proyeksi tersebut, sebanyak 58 MW pembangkit listrik yang akan dibangun HGII yaitu berasal dari energi hidro.

Ada Potensi Rupiah Melemah pada Kamis (12/6)
| Kamis, 12 Juni 2025 | 06:45 WIB

Ada Potensi Rupiah Melemah pada Kamis (12/6)

Investor saat ini masih menantikan hasil konkret dari pembicara kesepakatan tarif antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Rezeki Nomplok, TPIA Menebar Dividen US$ 30 Juta dari Sisa Laba Ditahan Tahun 2018
| Kamis, 12 Juni 2025 | 06:42 WIB

Rezeki Nomplok, TPIA Menebar Dividen US$ 30 Juta dari Sisa Laba Ditahan Tahun 2018

Dividen tunai itu pada bentuk simbolis saja, bukan sebagai katalis untuk mengangkat harga saham emiten milik Prajogo Pangestu tersebut.

INDEKS BERITA

Terpopuler