Kepercayaan Publik , Membantu Strategi dan Pelaksanaan Eksekusi bagi Pemimpin

Minggu, 08 November 2020 | 13:35 WIB
Kepercayaan Publik , Membantu Strategi dan Pelaksanaan Eksekusi bagi Pemimpin
[]
Reporter: Sumber: Tabloid Kontan | Editor: Hendrika

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minggu lalu, di kolom refleksi ini, saya menulis tentang urusan komunikasi publik. Masih terkait dengan wacana dan kepentingan publik, kali ini saya akan membedah lebih jauh perkara kepercayaan publik.

Jika diperhatikan secara seksama, beberapa observasi kualitatif dan survei kuantitatif dari pollster terpercaya memang mengindikasikan adanya penurunan kepercayaan publik terhadap pemerintah dan parlemen.

Pengesahaan Undang Undang sapu jagat Cipta Kerja adalah pemantik terbesar yang mengundang demonstrasi publik secara masif, sebagai cerminan ketidakpercayaan masyarakat terhadap pihak penguasa. Bahkan, semuanya dilakukan di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang sungguh rawan penyebaran virus secara cepat.

Membangun kepercayaan publik memang bukan tugas kepemimpinan yang mudah. Omongan dan pidato sama sekali tak memadai untuk menghadirkan kepercayaan masyarakat. Dalam bukunya, The Speed of Trust: The One Thing that Changes Everything (2006), Stephen Covey merumuskan bahwa pembangunan trust atawa kepercayaan harus mencakup dua dimensi, yakni: dimensi karakter dan kompetensi.

Dalam dimensi karakter, ada dua elemen yang harus dipupuk untuk meraih kepercayaan, yakni (1) integritas dan (2) intensi. Sementara itu, dalam dimensi kompetensi, ada dua anasir yang harus dijaga pula untuk mendapatkan kepercayaan, yakni (3) kapabilitas dan (4) rekam-jejak. Kepercayaan akan terbangun dengan sempurna, jika seseorang dapat menunjukkan keempat hal tersebut secara jelas dan konsisten.

(1) Integritas, adalah kesesuaian antara tindakan dan ucapan seseorang. Orang yang berintegritas akan menjalankan apa yang diucapkan, sekaligus juga mengucapkan apa yang dijalankannya dengan sebenar-benarnya. Kejujuran adalah kata kunci dari elemen integritas ini.

(2) Intensi merupakan niat yang terselubung di dalam hati seseorang. Covey percaya bahwa kepercayaan tak pernah akan terbangun dari niat yang buruk. Justru, niat buruk adalah awal dari perilaku distrust, sekalipun dibungkus dengan perilaku yang elok.

Berikutnya, (3) kapabilitas mencakup pengetahuan, keterampilan dan juga perangai kita. Tak mungkin seseorang bisa dipercaya untuk menjalankan amanah tertentu, jika ia tak menunjukkan kemampuan yang relevan dengan penugasan tersebut. Mungkinkah kita mengamanahkan tugas membaca kepada seseorang yang buta huruf?

Dan, terakhir (4) rekam jejak, yang menunjukkan secara persis konsistensi perilaku sekaligus pencapaian seseorang. Semakin konsisten perilaku positif dan pencapaian prestasi seseorang, semakin besar pula kepercayaan yang akan terbangun di dalam dirinya. Dalam bahasa awam, sosok seperti ini disebut sebagai orang yang memiliki kredibilitas.

Bukanlah sebuah kebetulan, jika Covey menempatkan integritas di urutan nomor satu sebagai syarat untuk membangun kepercayaan.

Kata guru saya, orang bisa mudah memaafkan kegagalan yang kita alami, namun tidak untuk ketidakjujuran yang kita lakukan.

Orang mahfum bahwa banyak faktor yang menentukan keberhasilan ataupun kegagalan suatu gagasan, dan acapkali itu berada di luar kendali kita. Namun, kejujuran tak banyak ditentukan oleh faktor di luar diri kita.

Kejujuran hanya menuntut kesetiaan kita untuk terikat dengan omongan diri sendiri. Jika kita berucap ingin bersikap demokratis, maka tak perlu mengkhianati omongan tersebut dengan berperilaku oligarkis. Jika kita berkata ingin mendengarkan suara rakyat, maka jangan menghindar dari publik yang ingin menyampaikan aspirasinya.

Pelumas eksekusi

Pada kenyataannya, kepercayaan bukanlah hal sepele yang hanya berdampak dalam urusan hubungan antar pribadi. Di lingkup yang lebih luas, yakni organisasi dan masyarakat, kepercayaan adalah pelumas bagi eksekusi dari sebuah strategi.

Jangan berpikir, jika Anda mempunyai strategi dan kemampuan eksekusi yang baik, maka capaian hasilnya otomatis akan baik pula. Sekali lagi, UU sapu jagat Cipta Kerja adalah salah satu contoh bagaimana strategi penciptaan lapangan kerja yang baik dan kemampuan eksekusi pengesahannya yang berjalan cepat, alih-alih mendatangkan antusiasme publik, justru mengundang demonstrasi penolakan yang masif.

Tanpa kepercayaan publik, kedua hal tersebut (strategi dan eksekusi) tak akan berpadu sempurna untuk mendatangkan hasil seperti yang diharapkan.

Seperti diulas di atas, bagi Covey, kepercayaan akan melahirkan kredibilitas, yang menjadi wibawa seorang pemimpin untuk meyakinkan para pengikutnya.

Cita-cita semulia apapun akan menguap ke langit biru, jika terlontar dari mulut-mulut tanpa kredibilitas. Kata Eliot Spitzer, mantan Gubernur New York, I dont care about motivation. I care about credibility.

Bagikan

Berita Terbaru

Harga Bitcoin Koreksi di Penghujung 2025, Saat Tepat untuk Serok atau Wait and See?
| Jumat, 26 Desember 2025 | 10:15 WIB

Harga Bitcoin Koreksi di Penghujung 2025, Saat Tepat untuk Serok atau Wait and See?

Dalam beberapa proyeksi, bitcoin diperkirakan tetap berada di atas kisaran US$ 70.000–US$ 100.000 sebagai floor pasar.

Denda Administrasi Menghantui Prospek Emiten CPO dan Pertambangan
| Jumat, 26 Desember 2025 | 10:02 WIB

Denda Administrasi Menghantui Prospek Emiten CPO dan Pertambangan

Pemerintah bakal agresif menerapkan denda administrasi atas aktivitas usaha di kawasan hutan pada tahun 2026.

Berharap Saham-Saham Pendatang Baru Masih Bisa Menderu
| Jumat, 26 Desember 2025 | 09:42 WIB

Berharap Saham-Saham Pendatang Baru Masih Bisa Menderu

Dengan pasokan saham yang terbatas, sedikit saja permintaan dapat memicu kenaikan harga berlipat-lipat.

Pasar Mobil Konvensional Terpukul, Mobil Listrik Masih Sulit Merakyat
| Jumat, 26 Desember 2025 | 09:35 WIB

Pasar Mobil Konvensional Terpukul, Mobil Listrik Masih Sulit Merakyat

Negara berpotensi meraup minimal Rp 37,7 triliun per tahun dari cukai emisi, dengan asumsi tarif 10% hingga 30% dari harga jual kendaraan.

Wah, UBS Malah Memangkas Kepemilikan di Bumi Resources (BUMI), Ada Apa?
| Jumat, 26 Desember 2025 | 09:29 WIB

Wah, UBS Malah Memangkas Kepemilikan di Bumi Resources (BUMI), Ada Apa?

Berdasarkan keterbukaan informasi ke BEI, UBS menjual 627,35 juta saham BUMI pada harga Rp 366 per saham. 

Wintermar (WINS) Berharap Cuan Angkutan Migas
| Jumat, 26 Desember 2025 | 08:25 WIB

Wintermar (WINS) Berharap Cuan Angkutan Migas

Manajemen WINS masih optimistis masih mampu menutup kinerja 2025 dengan positif, hal ini dipicu  kenaikan harga sewa kapal.

Pendapatan Berulang Dari Bisnis Hotel SMRA Diprediksi Terus Tumbuh Hingga 2027
| Jumat, 26 Desember 2025 | 08:05 WIB

Pendapatan Berulang Dari Bisnis Hotel SMRA Diprediksi Terus Tumbuh Hingga 2027

Kawasan penyangga seperti Summarecon Bekasi, Summarecon Serpong, dan Summarecon Tangerang diprediksi tetap menjadi primadona.

Asri Karya Lestari (ASLI) Menggarap Aneka Pryek di 2026
| Jumat, 26 Desember 2025 | 08:05 WIB

Asri Karya Lestari (ASLI) Menggarap Aneka Pryek di 2026

ASLI melakukan penyesuaian dengan memfokuskan diri pada pelanggan existing yang aktivitas proyeknya masih berjalan.

Danantara Fokus Garap Enam Proyek Hilirisasi
| Jumat, 26 Desember 2025 | 07:45 WIB

Danantara Fokus Garap Enam Proyek Hilirisasi

Pada fase pertama atau tahap awal, Danantara akan memulai pembangunan lima hingga enam proyek hilirisasi strategis.

Laju Bisnis Jalan Tol Jasa Marga (JSMR) di Ujung Tahun
| Jumat, 26 Desember 2025 | 07:31 WIB

Laju Bisnis Jalan Tol Jasa Marga (JSMR) di Ujung Tahun

Secara total, volume lalu lintas yang meninggalkan Jabotabek meningkat 12,1% dibandingkan lalu lintas di hari normal.

INDEKS BERITA

Terpopuler