Keputusan OPEC+ Menjaga Produksi Bikin Minyak Mendidih

Kamis, 15 Juli 2021 | 05:05 WIB
Keputusan OPEC+ Menjaga Produksi Bikin Minyak Mendidih
[]
Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah dunia jenis WTI menyentuh level tertinggi sejak tahun 2014 pada Selasa (13/7). Keputusan OPEC+ untuk tetap membatasi produksi minyak menjadi salah satu penyebabnya.

Harga minyak WTI untuk pengiriman Agustus 2021 ditutup di US$ 75,25 per barel pada Selasa (13/7) sebagai level tertinggi dalam tujuh tahun terakhir. Meski pada Rabu (14/7) hingga pukul 21.15 WIB harga minyak kembali turun 0,85% ke US$ 74,61 per barel.

Menurut Analis Monex Investindo Futures Andian Wijaya, saat ini cadangan minyak mentah AS juga menyusut. Tapi menurut dia, kenaikan harga minyak tidak akan berlangsung lama lagi. Sebab kasus Covid-19 di beberapa negara besar dan gagalnya pembahasan OPEC+ di pekan lalu. Ini akan memicu kekhawatiran naiknya produksi minyak mentah dari negara OPEC+.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai koreksi yang terjadi kemarin karena rilis data China, terutama data impor minyak China turun 3% secara year on year (yoy) di semester I-2021. "Musim panas di AS membuat permintaan minyak naik, karena banyak orang yang mobilitas, dan jalan-jalan sehingga kebutuhan bensin menjadi lebih tinggi," kata dia, Rabu (14/7).

Prospek harga minyak akan ditentukan dari ekonomi global apakah tumbuh membaik di tahun depan. Sehingga kebutuhan minyak meningkat. "Tapi saya rasa  Amerika Serikat tidak akan tinggal diam dan akan melakukan intervensi. Sebab jika harga minyak terlalu tinggi akan berbahaya bagi negara berkembang, terutama saat ekonomi mereka memasuki periode pemulihan," jelas Ibrahim.

Ibrahim mengatakan,  secara teknikal harga minyak akan turun dulu ke US$ 73,50 per barel. Setelahnya harga akan naik kembali ke angka US$ 76 per barel. "Sampai akhir 2021 harga minyak diperkirakan bisa menuju ke US$ 79 per barel," ujar Ibrahim.

Andian juga memproyeksikan, harga minyak mentah di US$ 79 per barel. Menurut dia, sulit harga minyak menembus US$ 80 kecuali OPEC+ tetap membatasi produksi.

 

 

Bagikan

Berita Terbaru

Harga Komoditas Bikin Saham Emiten Emas Memanas
| Kamis, 27 November 2025 | 15:57 WIB

Harga Komoditas Bikin Saham Emiten Emas Memanas

Margin yang dibukukan para pemain di sektor emas jauh lebih tinggi dan konsisten, terutama karena peran emas sebagai aset lindung nilai.

Mengintip Blok Jabung dari Dekat di Tengah Upaya Menggenjot Produksi dan Efisiensi
| Kamis, 27 November 2025 | 10:00 WIB

Mengintip Blok Jabung dari Dekat di Tengah Upaya Menggenjot Produksi dan Efisiensi

PetroChina International Jabung Ltd. merupakan produsen migas terbesar ke-9 di Indonesia, dengan produksi 58 MBOEPD pada 2024.

Cek Kesehatan Korporasi Mendorong Kinerja DGNS Lebih Sehat
| Kamis, 27 November 2025 | 09:37 WIB

Cek Kesehatan Korporasi Mendorong Kinerja DGNS Lebih Sehat

Manajemen menargetkan pemulihan profitabilitas pada 2026 lewat efisiensi biaya, perluasan jaringan layanan, serta penguatan portofolio. 

Tambah Portofolio, PPRE Menggaet Kontrak Tambang Baru di Halmahera
| Kamis, 27 November 2025 | 09:33 WIB

Tambah Portofolio, PPRE Menggaet Kontrak Tambang Baru di Halmahera

Kontrak itu memperkuat langkah PPRE dalam menghadirkan operasional pertambangan yang efektif, aman, dan berkelanjutan. 

Proses Hukum, KPK Mencokok Dua Individu, Begini Penjelasan PTPP
| Kamis, 27 November 2025 | 09:24 WIB

Proses Hukum, KPK Mencokok Dua Individu, Begini Penjelasan PTPP

Perkembangan proses hukum ini tidak berdampak material terhadap kegiatan operasional maupun layanan bisnis PTPP.  

Rumor ANZ Jual PNBN ke Mu'min Ali Gunawan, Angkat Saham Panin Group
| Kamis, 27 November 2025 | 07:58 WIB

Rumor ANZ Jual PNBN ke Mu'min Ali Gunawan, Angkat Saham Panin Group

Semestinya kalau informasi tersebut benar, ANZ maupun Panin Financial berkewajiban melaporkan perubahan itu kepada publik dan otoritas.

Industri Ban Tertekan Kebijakan Trump, Pasar Domestik yang Suram Hingga Laba Tertekan
| Kamis, 27 November 2025 | 07:53 WIB

Industri Ban Tertekan Kebijakan Trump, Pasar Domestik yang Suram Hingga Laba Tertekan

Amerika Serikat (AS) merupakan pasar ekspor ban terbesar bagi Indonesia, dengan porsi mencapai 40%-45%.

Kasus Pajak
| Kamis, 27 November 2025 | 07:05 WIB

Kasus Pajak

Jadi pekerjaan rumah pemerintah untuk terus meningkatkan kepatuhan pajak masyarakat ditengah marak kasus korupsi pajak.

Mengukur Kerugian Akuisisi di Kasus ASDP
| Kamis, 27 November 2025 | 07:00 WIB

Mengukur Kerugian Akuisisi di Kasus ASDP

Kasus korupsi di ASDP yang melibatkan para mantan petinggi BUMN ini merupakan ujian integritas dan kualitas pengambilan keputusan.​

Harga Saham DNAR Lompat Kodok, Begini Kata Direktur OK Bank Soal Upaya Mengerek Modal
| Kamis, 27 November 2025 | 06:57 WIB

Harga Saham DNAR Lompat Kodok, Begini Kata Direktur OK Bank Soal Upaya Mengerek Modal

Lonjakan harga saham PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR) seiring rencana OJK mengubah aturan permodalan bank umum.

INDEKS BERITA

Terpopuler