Ketakutan Kenaikan Inflasi Bisa Menahan Laju Harga Minyak

Kamis, 14 Oktober 2021 | 05:30 WIB
Ketakutan Kenaikan Inflasi Bisa Menahan Laju Harga Minyak
[]
Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak dunia terus menguat. Krisis energi di beberapa belahan dunia membuat harga minyak dalam tiga hari terakhir bertahan di atas US$ 80 per barel.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman November 2021 pada Rabu (13/10) hingga pukul 19.30 WIB berada di US$ 80,36 per barel, turun 0,53% dari hari sebelumnya. Sehari sebelumnya, harga minyak mencapai US$ 80,64 per barel, rekor harga tertinggi. 

Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf menyebutkan, permintaan minyak pasca pandemi Covid-19 naik, tapi produksi masih dibatasi. OPEC+ tetap mempertahankan produksi sebesar 400.000 barel per hari sampai April 2022. "Padahal Amerika Serikat dan India terus mendesak OPEC menambah pasokan," kata dia, Rabu (13/10).

Baca Juga: OPEC: Lonjakan Harga LNG Dapat Meningkatkan Permintaan Produk Minyak

Alwi meyakini, harga minyak dunia masih berpeluang menguat jika OPEC terus menahan produksi. Permintaan juga terus meningkat karena beberapa negara sudah mulai pulih dari pandemi. Analis Goldman Sach juga memiliki proyeksi bullish terkait harga minyak, dengan target harga US$ 90 per barel. 

Selain itu, akibat krisis energi, beberapa negara menggunakan minyak mentah sebagai substitusi gas alam yang harganya meroket. "Ini tentunya menambah daya dorong minyak," imbuh Alwi.

Namun, Alwi menyebut potensi penguatan dollar AS usai tapering bisa jadi menahan kenaikan harga minyak. Pasalnya, kenaikan dollar AS akan menimbulkan profit taking, apalagi harga sudah naik terlalu tajam. Ia memperkirakan, harga minyak dunia berpotensi menuju US$ 83 per barel pada akhir 2021. 

Analis Monex Investindo Futures Faisyal juga menambahkan, tingginya harga minyak berpotensi membuat pemulihan ekonomi justru terhambat, karena harga minyak mahal bisa membuat inflasi ikut naik. Ini akan menurunkan daya beli masyarakat. 

Plus, ada potensi bank sentral AS menaikkan bunga acuan.  "Jika The Fed menaikkan suku bunga acuan, maka dollar AS akan menguat dan memukul harga minyak, jadi kenaikan minyak ini hanya sementara," imbuh Faisyal.

Faisyal memperkirakan dalam waktu dekat minyak bisa mencapai US$ 82-US$ 83 per barel. Harga minyak berpotensi naik selama masalah rendahnya hasil produksi belum teratasi. Alwi memperkirakan harga minyak dunia bisa mencapai US$ 85. 

Baca Juga: Krisis energi picu harga minyak dunia terus mendidih

Bagikan

Berita Terbaru

Perbankan Perkuat Kapasitas dan Keamanan Sistem TI
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 11:11 WIB

Perbankan Perkuat Kapasitas dan Keamanan Sistem TI

Sejumlah bank memastikan layanan digital akan tetap andal dalam melayani nasabah selama momentum Nataru

SUPA Ngegas, Saham Bank Digital Lain Lemas
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 11:09 WIB

SUPA Ngegas, Saham Bank Digital Lain Lemas

Kehadiran PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) di Bursa Efek Indonesia (BEI) berdampak berbeda bagi saham bank digital lainnya.​

Efek Program MBG ke Ekonomi Terbatas
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 08:09 WIB

Efek Program MBG ke Ekonomi Terbatas

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) belum optimal menggerakkan ekonomi dan menciptakan kerja setelah setahun, kata CSIS, Paramadina, dan CELIOS. 

Sistem Coretax Stabil, Siap untuk Menguji SPT 2026
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 08:07 WIB

Sistem Coretax Stabil, Siap untuk Menguji SPT 2026

Untuk memastikan ketahanan sistem, pemerintah secara rutin melakukan stress test.                          

Konsumsi Dijaga, Ekonomi Tetap Moderat
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:48 WIB

Konsumsi Dijaga, Ekonomi Tetap Moderat

Langkah penundaan kenaikan pajak dan cukai bersifat jangka pendek untuk dorong konsumsi.                        

Pasar Kripto Lesu Bikin Trader Banting Setir, Cash is King dan Saham Jadi Pelarian
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:40 WIB

Pasar Kripto Lesu Bikin Trader Banting Setir, Cash is King dan Saham Jadi Pelarian

Data OJK menunjukkan transaksi kripto merosot, sementara nilai perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) terus meningkat.

Kaleb Solaiman, CFO Venteny Fortuna Memilih Saham dalam Berinvestasi
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:30 WIB

Kaleb Solaiman, CFO Venteny Fortuna Memilih Saham dalam Berinvestasi

Bagi Kaleb Solaiman, Group CFO Venteny Fortuna Tbk, investasi adalah disiplin jangka panjang dan memerlukan riset mendalam

Mendorong Literasi Keuangan Kaum Ibu
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:05 WIB

Mendorong Literasi Keuangan Kaum Ibu

Literasi keuangan dari kaum ibu termasuk juga perempuan lainnya bisa melindungi keluarga dari kejahatan finansial.​

Darurat Pengelolaan Sampah
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:00 WIB

Darurat Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah tidak cuma tanggung jawab pusat lewat program PLTSa saja, pemerintah daerah juga wajib mengelola sampah dari hulu.

Abadi Lestari Indonesia (RLCO) Menadah Berkah dari Sarang Walet
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:00 WIB

Abadi Lestari Indonesia (RLCO) Menadah Berkah dari Sarang Walet

Mengupas profil dan strategi bisnis PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) setelah mencatatkan saham di BEI 

INDEKS BERITA