Ketertinggalan Belajar

Senin, 05 Juli 2021 | 05:05 WIB
Ketertinggalan Belajar
[]
Reporter: Harian Kontan | Editor: Syamsul Azhar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisa dipahami betapa galau perasaan orangtua yang punya anak usia sekolah. Mereka tentu butuh pendidikan dan pembelajaran yang terbaik bagi anaknya. Tapi pandemi korona yang makin cepat menular jelas bikin was-was.

Apalagi setelah libur Lebaran ini kasus positif Covid-19 terus meninggi. Dan kini pemerintah menetapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat untuk wilayah Jawa dan Bali.

Konsekuensinya, pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas yang rencananya bakal dibuka luas pada pertengahan Juli nanti bakal direvisi lagi. Daerah-daerah yang sebelumnya telah memberlakukan PTM secara terbatas pun harus kembali menggelar pembelajaran jarak jauh alias PJJ lantaran status darurat ini.

Sebelumnya, kebijakan buka tutup PTM itu pun berlaku sesuai dengan kondisi wabah. Bila status PPKM ketat itu selesai dan daerah itu tidak lagi berkelir merah, maka PTM terbatas dapat diterapkan. Kini dengan berlakunya PPKM darurat di Jawa-Bali berlaku belajar daring. Sedangkan di luar itu berdasar keputusan kepala daerah dengan mempertimbangkan kondisi penyebaran Covid-19, serta tentunya melibatkan orangtua murid.

Di kawasan perkotaan, berbagai survei menunjukkan, kebanyakan orangtua tidak setuju dengan PTM walau secara terbatas pun. Maklum, risiko tertular Covid-19 di kalangan anak sama dengan orang dewasa. Data nasional pun menunjukkan konfirmasi Covid-19 pada anak usia 0 tahun sampai 18 tahun mencapai 12,5% dengan tingkat kematian 3%5%. Tertinggi di dunia.

Tapi, di banyak daerah sebaliknya, orangtua tak mau anak-anaknya kelamaan belajar daring. Apalagi bila daerahnya tergolong duafa internet, dengan latar belakang keluarga fakir kuota; ditambah sekolahnya di swasta yang uang sekolahnya relatif mahal. Sangat terasa kebutuhan untuk sekolah tatap muka.

Tentu pemerintah perlu memberikan opsi untuk mereka yang telah siap mengikuti PTM terbatas di daerah aman, dengan tetap memintakan persetujuan orangtua. Artinya tetap ada juga opsi untuk belajar daring.

Peran pemerintah yang lebih penting di masa pandemi ini adalah menerapkan program yang efektif untuk mengejar ketertinggalan pendidikan. Sebab kalau tidak, bangsa ini akan kehilangan satu generasi unggul. Maka segenap sumberdaya termasuk bimbingan belajar, mahasiswa, praktisi, aplikasi pendidikan perlu dikerahkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran siswa.

Bagikan

Berita Terbaru

7 Saham Baru IDX80 Periode November 2025, Cek Daftarnya!
| Selasa, 28 Oktober 2025 | 18:35 WIB

7 Saham Baru IDX80 Periode November 2025, Cek Daftarnya!

BEI merilis daftar tujuh saham baru yang masuk indeks IDX80 mulai November 2025 hingga Januari 2026. 

Dua Saham Masuk, Ini Daftar Saham IDX30 Terbaru Periode November 2025-Januari 2026
| Selasa, 28 Oktober 2025 | 17:52 WIB

Dua Saham Masuk, Ini Daftar Saham IDX30 Terbaru Periode November 2025-Januari 2026

BEI merombak indeks IDX30 untuk periode November 2025-Januari 2026. AADI dan PGEO masuk, menggantikan AKRA dan EXCL. 

5 Saham Keluar, Ini Daftar Lengkap Saham LQ45 Periode 3 November 2025-30 Januari 2026
| Selasa, 28 Oktober 2025 | 15:40 WIB

5 Saham Keluar, Ini Daftar Lengkap Saham LQ45 Periode 3 November 2025-30 Januari 2026

Simak perubahan konstituen LQ45 periode November 2025-Januari 2026. Saham BUMI, DSSA, EMTK, HEAL, NCKL menggantikan 5 saham yang keluar

Otoritas Pajak Mengkaji Ulang Skema Tarif Efektif Rata-Rata PPh 21
| Selasa, 28 Oktober 2025 | 10:53 WIB

Otoritas Pajak Mengkaji Ulang Skema Tarif Efektif Rata-Rata PPh 21

DJP mengevaluasi skema tarif efektif rata-rata dalam perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 yang seringkali memicu kelebihan bayar gaji karyawan. 

APBD yang Mengendap dan Inersia Fiskal Daerah
| Selasa, 28 Oktober 2025 | 10:19 WIB

APBD yang Mengendap dan Inersia Fiskal Daerah

Ketika keberanian membelanjakan anggaran tidak tumbuh, maka desentralisasi hanya menjadi ritual administratif tanpa semangat pembangunan.​

Investasi Minim Naker
| Selasa, 28 Oktober 2025 | 10:01 WIB

Investasi Minim Naker

Pemerintah perlu menata ulang arah insentif investasi agar tidak hanya mengejar nilai, tetapi juga manfaat sosialnya.

Menakar Efek Program MBG Ke Emiten Produsen Susu, Ada ULTJ, DMND, dan CMRY
| Selasa, 28 Oktober 2025 | 09:49 WIB

Menakar Efek Program MBG Ke Emiten Produsen Susu, Ada ULTJ, DMND, dan CMRY

Kebutuhan susu diperkirakan naik efek program MBG, dari sebelumnya sekitar 4,7 juta ton naik menjadi lebih dari 8 juta ton.

Dampak Rencana MSCI Masih Mengiringi Gerak Bursa, Berikut Proyeksi IHSG Hari Ini
| Selasa, 28 Oktober 2025 | 09:01 WIB

Dampak Rencana MSCI Masih Mengiringi Gerak Bursa, Berikut Proyeksi IHSG Hari Ini

MSCI juga akan menerapkan pembulatan baru mulai Mei 2026, dengan aturan berbeda tergantung besarnya free float.

Produksi dan Kapasitas Panas Bumi Serta Kontrak Jangka Panjang Jadi Andalan PGEO
| Selasa, 28 Oktober 2025 | 08:43 WIB

Produksi dan Kapasitas Panas Bumi Serta Kontrak Jangka Panjang Jadi Andalan PGEO

Tertekan karena faktor non-operasional, termasuk selisih kurs dan biaya bunga dari ekspansi pembangkit. Secara operasional masih solid.

Saham AMMS ARA Lagi, Negosiasi Akuisisi Oleh Investor Kakap di COIN Masih Berlangsung
| Selasa, 28 Oktober 2025 | 08:43 WIB

Saham AMMS ARA Lagi, Negosiasi Akuisisi Oleh Investor Kakap di COIN Masih Berlangsung

Indikator teknikal menunjukkan, saham PT Agung Menjangan Mas Tbk (AMMS) masih berpeluang melanjutkan kenaikan.

INDEKS BERITA

Terpopuler