Ketidakpastian Jadi Alasan OECD Memangkas Proyeksi Pertumbuhan Global

Selasa, 12 Maret 2019 | 06:07 WIB
Ketidakpastian Jadi Alasan OECD Memangkas Proyeksi Pertumbuhan Global
[]
Reporter: Grace Olivia, Lidya Yuniartha | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prediksi perlambatan ekonomi global semakin menguat. Bahkan, Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2019 dan 2020. Meskipun demikian, prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini masih meningkat dari tahun lalu.

Dalam laporan interimnya, OECD memperkirakan ekonomi dunia 2019 hanya tumbuh 3,3% dan 2020 sebesar 3,4%. Prediksi itu lebih kecil dibandingkan dengan laporan pada November 2018 sebesar 3,5% untuk 2019.

Penyebab penurunan adalah ketidakpastian penyelesaian sengketa dagang Amerika Serikat dengan China dan keluarnya Inggris dari Uni Eropa. Dua isu besar ini menyebabkan kegiatan perdagangan internasional tertekan, sehingga menurunkan pertumbuhan ekonomi China dan AS. Padahal, kedua negara itu merupakan penyumbang terbesar PDB global.

Meskipun demikian, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan masih bisa mencapai 5,3%, sesuai target di APBN 2019. Artinya, laju ekonomi naik dibandingkan pencapaian tahun 2018 yang hanya 5,17%.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia dipengaruhi perkembangan proyek-proyek infrastruktur yang sudah jalan. "Berbeda kalau belum ada investasinya, boleh jadi terpengaruh. Karena ini hanya melanjutkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak akan berbeda banyak, walau ekonomi dunia melambat," tutur Darmin, Senin (11/3).

Darmin tak menampik ekspor Indonesia juga akan tertekan oleh perang dagang. Namun selama ini kontribusi ekspor terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia sangat minim.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan didorong konsumsi masyarakat dan investasi. Meski begitu, pemerintah terus berupaya meningkatkan kinerja ekspor melalui pengembangan pasar baru.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara menambahkan, kondisi perekonomian Indonesia tahun ini semestinya bisa jauh lebih baik dibandingkan dengan 2018. Sebab, situasi moneter global diproyeksi tidak akan seketat tahun 2018.

"The Fed diperkirakan hanya akan menaikkan suku bunga acuan satu kali lagi tahun ini. Ini akan menjadi periode di mana aliran modal kembali lagi ke emerging market dan hal itu sudah mulai terlihat sejak akhir kuartal-IV-2018 lalu," ujarnya dalam acara Maybank Economic Outlook 2019, Senin (11/3).

BI juga melihat Pemerintah berhasil menjaga inflasi tetap rendah sepanjang 2018. Februari 2019, Indonesia bahkan mengalami deflasi 0,08% month-on-month (mom) atau inflasi secara tahunan sebesar 2,57%.Inflasi yang rendah akan mampu menjaga daya beli masyarakat sehingga konsumsi tetap tumbuh tinggi.

Kepala Ekonom Maybank Investment Suhaimi Ilias menyatakan pemerintah harus mendorong kinerja ekspor dan sektor manufaktur agar pertumbuhan ekonomi bisa lebih kencang pada periode mendatang.

"Perekonomian Indonesia selama ini mengandalkan eksploitasi sektor pertambangan. Pada saat yang sama memanfaatkan potensi penduduk yang besar (konsumsi). Negara-negara lain sudah tumbuh dengan manufaktur yang lebih kukuh," ujar Suhaimi.

Bagikan

Berita Terbaru

Melihat Potensi Akuisisi Campina (CAMP) Oleh Investor Strategis
| Kamis, 16 Oktober 2025 | 12:28 WIB

Melihat Potensi Akuisisi Campina (CAMP) Oleh Investor Strategis

Emiten produsen es krim Campina, PT Campina Es Krim TBk (CAMP) diduga batal diakuisisi oleh manajer investasi asal Bahrain, Investcorp.

Dominasi Bitcoin Merosot di Awal Pekan, Altcoin Ini Layak Dicermati
| Kamis, 16 Oktober 2025 | 09:34 WIB

Dominasi Bitcoin Merosot di Awal Pekan, Altcoin Ini Layak Dicermati

Bila penurunan dominasi terus berlanjut, likuiditas dari bitcoin bisa mengalir ke aset lain dan membuka ruang bagi reli altcoin.

Marketing Sales CTRA Melemah di Kuartal III, tapi Masih Ada Harapan di Ujung Tahun
| Kamis, 16 Oktober 2025 | 08:42 WIB

Marketing Sales CTRA Melemah di Kuartal III, tapi Masih Ada Harapan di Ujung Tahun

Efek penurunan suku bunga BI belum terasa ke kredit KPR karena laju pemangkasan bunga kredit bank yang lebih lambat.​

Menang Lelang BWA, Hashim dan Sinar Mas Siap Masuk ke Bisnis Internet Murah
| Kamis, 16 Oktober 2025 | 08:40 WIB

Menang Lelang BWA, Hashim dan Sinar Mas Siap Masuk ke Bisnis Internet Murah

Potensi perang harga sangat terbuka. Spektrum baru ini bakal menambah kompetisi di fixed broadband, terutama dengan TLKM yang masih dominan.

Harga Saham BBCA Anjlok Terus Hingga Sentuh Level Terendah Tiga Tahun, the Next UNVR?
| Kamis, 16 Oktober 2025 | 08:27 WIB

Harga Saham BBCA Anjlok Terus Hingga Sentuh Level Terendah Tiga Tahun, the Next UNVR?

Jika level psikologis di 7.000 jebol, maka ada risiko harga saham BBCA bakal turun ke Rp 6.000 per saham.

Perpres Pembangkit Sampah Terbit, Ini Poin Penting & Efeknya ke OASA, TOBA, BIPI
| Kamis, 16 Oktober 2025 | 07:54 WIB

Perpres Pembangkit Sampah Terbit, Ini Poin Penting & Efeknya ke OASA, TOBA, BIPI

Pengusaha mendapatkan kepastian penerbitan Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) lebih cepat dan harga listrik yang dipatok di US$ 20 cent per KWh.

Baru Empat Izin Tambang yang Dibuka Kembali
| Kamis, 16 Oktober 2025 | 07:48 WIB

Baru Empat Izin Tambang yang Dibuka Kembali

Sebanyak 44 perusahaan pertambangan yang mengajukan pengembalian izin telah membayar jaminan reklamasi tambang.

Data Migas Kemenkeu dan ESDM Berbeda
| Kamis, 16 Oktober 2025 | 07:43 WIB

Data Migas Kemenkeu dan ESDM Berbeda

Perbedaan bisa muncul karena data di level pimpinan SKK Migas memasukkan produksi LPG yang dikonversi ke setara minyak.

Negosiasi Buntu, Skema Baru Beli BBM Digodok
| Kamis, 16 Oktober 2025 | 07:40 WIB

Negosiasi Buntu, Skema Baru Beli BBM Digodok

Kementerian ESDM menjanjikan skema baru pembelian BBM swasta bisa disepakati pekan ini, sehingga bisa mengatasi kelangkaan pasokan

Kinerja Industri Susu Nasional Tertekan Daya Beli
| Kamis, 16 Oktober 2025 | 07:35 WIB

Kinerja Industri Susu Nasional Tertekan Daya Beli

Hingga kuartal III-2025 hampir seluruh pelaku industri mencatat penurunan penjualan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

INDEKS BERITA

Terpopuler