Kinerja Elnusa (ELSA) dan Perusahaan Gas Negara (PGAS) Berpeluang Naik Tahun Ini

Sabtu, 23 Februari 2019 | 09:02 WIB
Kinerja Elnusa (ELSA) dan Perusahaan Gas Negara (PGAS) Berpeluang Naik Tahun Ini
[]
Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten jasa minyak dan gas (migas) berharap tren kenaikan harga migas berlangsung sepanjang tahun ini. Sebab, kenaikan harga migas akan mempertebal penghasilannya.

Sebagai gambaran, per pukul 21.40 WIB, Jumat (22/2), harga minyak WTI di Bursa Nymex untuk kontrak pengiriman April 2019 naik 0,95% menjadi US$ 57,5 per barel. Sejak awal tahun sampai kemarin (22/2) atau year to date (ytd) harga minyak jenis WTI telah naik 27,21%.

Melihat tren kenaikan harga migas tersebut, PT Elnusa Tbk (ELSA) optimistis kinerja tahun ini akan lebih baik dari tahun lalu. Hingga akhir tahun 2018, ELSA mencatatkan pendapatan Rp 6,62 triliun, naik 32,93% secara tahunan. Laba bersih Elnusa juga naik 11,8% menjadi Rp 276,31 miliar.

Meski begitu, Investor Relation ELSA Rifqi Budi Prasetyo menyatakan, bisnis Elnusa tak hanya bertumpu pada harga minyak atau hanya menggantungkan pendapatannya pada suplai dan demand migas. Perusahaan ini akan mengembangkan total solution di bisnis jasa migas sebagai penumpu bisnisnya.

Direktur Utama Elnusa Tolingul Anwar memaparkan, Elnusa akan menggenjot jasa hulu migas berbasis non-aset serta jasa distribusi dan logistik energi. Strategi ini telah dipakai sejak tahun lalu. Dia optimistis, total solution menjadi cara terbaik untuk memecahkan rekor pendapatan usaha tertinggi.

Sebagai gambaran, pendapatan Elnusa ditopang dari pendapatan jasa hulu migas sebesar 40%, jasa distribusi logistik energi sebesar 56%. Sementara 4% pendapatan selebihnya berasal dari jasa penunjang migas.

Strategi ini, menurut Tolingul, akan membuat kinerjanya jauh lebih baik. "Apalagi kami perolehan kontrak multiyears yang telah diterima pada bisnis non aset. Kami juga menggenjot peluang besar di jasa distribusi dan logistik energi," ujarnya, kemarin.

Selain ELSA, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) juga bersiap menjaring berkah kenaikan harga migas tahun ini. Direktur Komersial PGAS Danny Praditya berharap, kenaikan harga minyak akan berdampak positif bagi kinerja perusahaan ini. "Kenaikan harga minyak harusnya positif bagi PGAS karena gas memang menjadi substitusiminyak," ujar dia, kepada KONTAN, Jumat (22/2).

Hingga akhir tahun lalu, PGAS telah membukukan pendapatan US$ 3,87 miliar, naik 8,40% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai sekitar US$ 3,57 miliar. Pendapatan ini berasal dari penjualan gas sebesar US$ 2,79 miliar dan penjualan produk migas senilai US$ 585 juta.

EBITDA perusahaan ini juga meningkat menjadi sebesar US$ 1,19 miliar, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar US$ 1,08 miliar. Alhasil, PGAS mampu mencatat laba bersih senilai US$ 304,9 juta atau setara dengan Rp 4,34 triliun (dengan kurs US$ 1=Rp 14.235).

Sejumlah analis menilai, prospek saham emiten migas masih menarik. Sebab, emiten tersebut tidak hanya memproduksi minyak dan gas, melainkan juga menyediakan jasa.

Alhasil, kendati data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, nilai ekspor segmen migas turun 6,72% secara tahunan dari US$ 1,32 miliar pada Januari 2018 menjadi US$ 1,23 miliar pada Januari 2019, penurunan tersebut tidak berdampak besar bagi emiten migas di Tanah Air.

Analis Semesta Indovest Aditya Perdana Putra memproyeksikan, kinerja PGAS akan melanjutkan penguatan di 2019. "Kinerja operasional semakin membaik dan dampaknya akan berimbas ke harga saham yang akan terus naik," kata dia.

Dia memperkirakan, margin distribusi gas mulai meningkat. Tanda-tanda itu mulai tampak dari peningkatan volume dari sisi capaian kinerja per segmen industri.

Ihwal prospek ELSA, Aditya menilai laba bersih tahun lalu lebih baik dari dua tahun sebelumnya. Ini adalah buah dari upaya ELSA yang terus menggenjot jasa hulu migas berbasis non aset. "Komposisi jasa distribusi logistik energi sekarang ini menopang 50% pendapatan ELSA," kata dia.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Tren Bullish Diproyeksi Masih Akan Ikuti Samudera Indonesia (SMDR) Tahun 2026
| Jumat, 05 Desember 2025 | 15:00 WIB

Tren Bullish Diproyeksi Masih Akan Ikuti Samudera Indonesia (SMDR) Tahun 2026

SMDR tahun ini mengalokasikan belanja modal senilai Rp 4 triliun ayang dialokasikan untuk menambah kapal baru.

Menguatnya Saham Tommy Soeharto (GTSI) Didominasi Volume Pembelian
| Jumat, 05 Desember 2025 | 14:00 WIB

Menguatnya Saham Tommy Soeharto (GTSI) Didominasi Volume Pembelian

Target GTSI adalah juga mencari sumber pendapatan baru agar tidak tergantung dari LNG shipping dan FSRU.

Didorong Sentimen Rights Issue, Begini Proyeksi Saham IMAS dan IMJS Menurut Analis
| Jumat, 05 Desember 2025 | 12:50 WIB

Didorong Sentimen Rights Issue, Begini Proyeksi Saham IMAS dan IMJS Menurut Analis

Pendapatan IMAS sampai dengan September 2025 ditopang dari PT IMG Sejahtera Langgeng senilai Rp 14,79 triliun atau tumbuh 15,46% YoY.

Butuh Duit Jumbo Menyerap Kenaikan Free Float, Mampukah Pasar?
| Jumat, 05 Desember 2025 | 10:03 WIB

Butuh Duit Jumbo Menyerap Kenaikan Free Float, Mampukah Pasar?

Dengan target transaksi harian hanya Rp 14,5 triliun, besaran dana untuk menyerap saham free float 15% sekitar Rp 203 triliun termasuk besar.

Melambung Tinggi, Saham Teknologi Masih Terus Unjuk Gigi
| Jumat, 05 Desember 2025 | 09:53 WIB

Melambung Tinggi, Saham Teknologi Masih Terus Unjuk Gigi

Pergerakan saham teknologi ke depan akan jauh lebih selektif dan berbasis kinerja, bukan lagi sekadar euforia sentimen.

WALHI Beberkan Akumulasi Alih Fungsi Hutan 10.795 Ha Pemicu Banjir di Sumut
| Jumat, 05 Desember 2025 | 09:00 WIB

WALHI Beberkan Akumulasi Alih Fungsi Hutan 10.795 Ha Pemicu Banjir di Sumut

Banjir ini mencerminkan akumulasi krisis ekologis yang dipicu ekspansi tambang, proyek energi, hingga perkebunan sawit skala besar.

Prospek Elok Emiten Milik Happy Hapsoro (RATU) Ditopang Ekspansi Bisnis yang Agresif
| Jumat, 05 Desember 2025 | 07:32 WIB

Prospek Elok Emiten Milik Happy Hapsoro (RATU) Ditopang Ekspansi Bisnis yang Agresif

RATU memiliki tujuh rencana akuisisi global hingga tiga tahun ke depan, dua diantaranya ditargetkan selesai kuartal IV-2025 dan semester I-2026.

WSKT Diskon Tarif Tol di Jawa dan Sumatra
| Jumat, 05 Desember 2025 | 07:12 WIB

WSKT Diskon Tarif Tol di Jawa dan Sumatra

WSKT juga menargetkan peningkatan pendapatan selama periode tersebut, meski Buyung enggan menyebut angkanya secara spesifik.  

Pertamina Pasok BBM dengan Pesawat Perintis
| Jumat, 05 Desember 2025 | 07:08 WIB

Pertamina Pasok BBM dengan Pesawat Perintis

Pengiriman menggunakan pesawat perintis merupakan langkah strategis untuk menjaga keberlanjutan energi di wilayah terdampak

Layanan Internet Darurat FiberStar di Lokasi Bencana
| Jumat, 05 Desember 2025 | 07:03 WIB

Layanan Internet Darurat FiberStar di Lokasi Bencana

FiberStar juga menghadirkan layanan internet darurat menggunakan teknologi Starlink untuk mendukung komunikasi bagi penyintas, relawan dan aparat

INDEKS BERITA

Terpopuler