Kinerja Emiten Multifinance Masih Melesu

Jumat, 14 Juni 2019 | 10:02 WIB
Kinerja Emiten Multifinance Masih Melesu
[]
Reporter: Ahmad Ghifari, Maizal Walfajri | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja perusahaan multifinance yang sudah melantai di bursa tidak terlalu ciamik hingga kuartal pertama tahun ini. Dari 12 emiten multifinance di bursa, hanya lima perusahaan yang mencatatkan pertumbuhan laba bersih sepanjang tiga bulan pertama tahun ini (lihat tabel).

PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) salah satu yang mencatatkan laba bersih. Nilainya Rp 462,3 miliar per Maret 2019, naik 4,37% dari posisi yang sama tahun lalu senilai Rp 442,93 miliar. Kinerja ini tidak terlepas dari lonjakan pembiayaan yang disalurkan di awal tahun.

Presiden Direktur Adira Finance Hafid Hadeli menyebutkan sampai kuartal I-2019 Adira Finance membukukan penyaluran pembiayaan baru sebesar Rp 9,45 triliun. Jumlah tersebut meningkat 9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. "Segmen sepeda motor dan mobil memberikan pertumbuhan terbesar," kata Hafid, kemarin.

Secara keseluruhan, pembiayaan mobil tumbuh 7% menjadi Rp 4,18 triliun dengan rincian pembiayaan mobil baru tumbuh sebesar 4% menjadi Rp 2,36 triliun, sementara mobil bekas tumbuh 12% menjadi Rp 1,82 triliun.

Adira Finance sukses membukukan kenaikan pangsa pasar menjadi sebesar 5,0% di kuartal pertama tahun ini. Angka itu meningkat dibanding pangsa pasar Adira periode sebelumnya, 4,8%.

Berbeda dengan Adira, PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance) belum meraih laba maksimal untuk kuartal pertama tahun ini. Laba perusahaan multifinance ini justru turun karena disebabkan sejumlah faktor.

Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan BFI Finance Sudjono mengaku, sampai kuartal I-2019, BFI Finance mencatatkan laba bersih sebesar Rp 377 miliar atau turun 3,9% dibandingkan kuartal I-2018. "Laba kami turun karena perusahaan membuat pencadangan lebih tinggi, dari sisi lain tingkat kompetisi juga cukup ketat jadi perusahaan tidak mau jor-joran," kata Sudjono.

Penurunan laba, menurut Sudjono, bukan sesuatu yang menakutkan. Alasan dia, laba yang dicetak perusahaan pembiayaan itu jika dihitung dalam basis periode setahun masih Rp 1,3 triliun atau di atas laba industri pembiayaan. Ia meyakini adanya pertumbuhan laba positif hingga akhir tahun nanti melihat kondisi ekonomi saat ini.

Bagikan

Berita Terbaru

BABY Targetkan Pertumbuhan Dua Digit, Begini Strategi Ekspansinya Tahun Depan
| Selasa, 09 Desember 2025 | 09:20 WIB

BABY Targetkan Pertumbuhan Dua Digit, Begini Strategi Ekspansinya Tahun Depan

PT Multitrend Indo Tbk (BABY) ikut memanfaatkan tren shoppertainment di TikTok Shop dan berhasil mengerek penjualan lewat kanal ini.

Potensi Pasar Menggiurkan, Robinhood Akuisisi Buana Capital dan Pedagang Aset Kripto
| Selasa, 09 Desember 2025 | 09:03 WIB

Potensi Pasar Menggiurkan, Robinhood Akuisisi Buana Capital dan Pedagang Aset Kripto

Reputasi global tidak serta-merta menjadi jaminan keamanan dana nasabah yang anti-bobol, mengingat celah oknum internal selalu ada.

Beda Nasib Hingga Prospek Anggota MIND ID di 2026: INCO dan PTBA (Bag 2 Selesai)
| Selasa, 09 Desember 2025 | 08:29 WIB

Beda Nasib Hingga Prospek Anggota MIND ID di 2026: INCO dan PTBA (Bag 2 Selesai)

Faktor kebijakan pemerintah ikut memengaruhi kinerja dan prospek PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

Mengintip Strategi Bisnis RAAM, Tambah 3-5 Bioskop per Tahun & Genjot Pendapatan F&B
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:54 WIB

Mengintip Strategi Bisnis RAAM, Tambah 3-5 Bioskop per Tahun & Genjot Pendapatan F&B

Penurunan penjualan PT Tripar Multivision Plus Tbk (RAAM) diimbangi oleh menyusutnya rugi bersih hingga 82%.

Akuisisi Korporasi Selalu Mengandung Ketidakpastian, Madu Atau Racun?
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:36 WIB

Akuisisi Korporasi Selalu Mengandung Ketidakpastian, Madu Atau Racun?

Akuisisi korporasi adalah keputusan investasi sangat strategis. Akuisisi  menjadi alat sebuah perusahaan untuk bertumbuh lebih cepat. ​

Dian Swastatika Sentosa (DSSA) Lunasi Obligasi dan Sukuk yang Jatuh Tempo
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:19 WIB

Dian Swastatika Sentosa (DSSA) Lunasi Obligasi dan Sukuk yang Jatuh Tempo

Jumlah obligasi yang jatuh tempo pada 6 Desember 2025 terdiri dari pokok sebesar Rp 199,17 miliar dan bunga keempat sebesar Rp 3,596 miliar.

Kantongi Dana Segar dari IPO, RLCO Bidik Laba Rp 40 Miliar
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:10 WIB

Kantongi Dana Segar dari IPO, RLCO Bidik Laba Rp 40 Miliar

PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (8/12).​

Investor Asing Masih Hati-Hati
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:08 WIB

Investor Asing Masih Hati-Hati

Kendati tampak pemulihan, investor asing masih berhati-hati berinvestasi, terlihat dari arus keluar dana asing yang dominan di pasar obligasi.​

Tantangan Penerapan Biodiesel B50 di 2026
| Selasa, 09 Desember 2025 | 06:54 WIB

Tantangan Penerapan Biodiesel B50 di 2026

SPKS juga menyoroti munculnya perusahaan seperti Agrinas Palma yang mengelola1,5 juta ha lahan sawit dan berpotensi menguasai pasokan biodiesel

Rupiah Loyo Mendekati Rp 16.700 per Dolar AS, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Selasa, 09 Desember 2025 | 06:51 WIB

Rupiah Loyo Mendekati Rp 16.700 per Dolar AS, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Pasar juga mewaspadai kurs rupiah yang terus melemah mendekati Rp 16.700 per dolar AS. Kemarin rupiah tutup di Rp 16.688 per dolar AS.

INDEKS BERITA

Terpopuler