KITE dan KB Diandalkan untuk Menaikkan Rasio Ekspor Dibanding Impor

Selasa, 19 Februari 2019 | 07:00 WIB
KITE dan KB Diandalkan untuk Menaikkan Rasio Ekspor Dibanding Impor
[]
Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah berniat mengoptimalkan fasilitas kawasan berikat (KB) dan  Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) untuk meningkatkan ekspor. Insentif di bidang kepabeanan dan pajak itu diharapkan juga bisa menaikkan investasi baru di dalam negeri setelah mendapat bahan baku dari luar negeri.

Pemerintah ingin, nilai ekspor perusahaan lokal bisa lebih besar dibandingkan impor. "Target utama fasilitas tersebut pada tahun ini adalah rasio ekspor dibandingkan impor sebesar 2,6 kali," kata Kepala Subdirektorat Jenderal (Kasubdit) Humas Bea Cukai, Deni Surjantoro, Senin (18/2).

Dengan rasio tersebut, setiap US$ 1 bahan baku impor yang didatangkan dengan fasilitas KB dan KITE tersebut, diharapkan bisa menghasilkan produk ekspor lebih dari dua kali lipat nilai impor, yakni mencapai US$ 2,6 per produk ekspor.

Berdasarkan Survei Dampak Ekonomi Fasilitas Kawasan Berikat dan KITE sepanjang 2017 yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai bersama Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dan University Network for Indonesia Export Development (UNIED), rasio ekspor terhadap impor yang menggunakan fasilitas KB dan KITE sebesar 2,40 kali. Tahun 2017, nilai ekspor dengan fasilitas KB dan KITE  mencapai Rp 780,81 triliun, atau tumbuh 5,5% dari hasil ekspor dengan fasilitas sejenis di 2016 yang mencapai Rp 737,7 triliun.

Deni pun berharap, apabila rasio ekspor terhadap impor meningkat dan dibarengi dengan lonjakan investasi, maka bisa punya efek ganda. Seperti penerimaan pajak, penyerapan tenaga kerja dan efek ekonomi lainnya bisa mencatatkan hasil positif.

Pada 2017, adanya fasilitas KB dan KITE yang mencapai Rp 57,28 triliun mampu memberi nilai tambah terhadap perekonomian nasional sebesar Rp 402,5 triliun. Lantas  pembentukan modal tetap bruto atau investasi yang terealisasi mencapai Rp 178,17 triliun serta menyumbangkan ke penerimaan negara sebesar Rp 90,6 triliun. Hal ini masih ditambah dengan penyerapan tenaga kerja hingga 1,95 juta orang, yang membuat jaringan usaha dan kegiatan ekonomi tidak langsung menjadi bergulir.

Bagikan

Berita Terbaru

Dominasi Bitcoin Mulai Melemah, Tanda-Tanda Altseason Dimulai?
| Rabu, 08 Oktober 2025 | 19:15 WIB

Dominasi Bitcoin Mulai Melemah, Tanda-Tanda Altseason Dimulai?

Penurunan Bitcoin Dominance di bawah level 50–54% sering menjadi sinyal kuat bahwa modal mulai beralih ke aset alternatif.

Aset Kripto Seperti Bitcoin, Ethereum, dan XRP Turun, Koreksi Masih Dianggap Wajar
| Rabu, 08 Oktober 2025 | 18:56 WIB

Aset Kripto Seperti Bitcoin, Ethereum, dan XRP Turun, Koreksi Masih Dianggap Wajar

Tekanan yang membuat harga mayoritas aset kripto melemah juga disebabkan sikap risk-off investor akibat aliran dana yang beralih ke emas.

Keyakinan Konsumen Melorot ke Level Terendah Sejak Mei 2022
| Rabu, 08 Oktober 2025 | 16:13 WIB

Keyakinan Konsumen Melorot ke Level Terendah Sejak Mei 2022

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia pada September 2025 tercatat di angka 115, turun dari posisi Agustus yang mencapai 117,2.

Terus ARA, Potensi Saham NIKL Terdongkrak Sentimen Jangka Pendek
| Rabu, 08 Oktober 2025 | 13:00 WIB

Terus ARA, Potensi Saham NIKL Terdongkrak Sentimen Jangka Pendek

PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) tak memiliki rencana melakukan aksi korporasi dalam waktu dekat.

Catat Net Buy Asing Rp 610,01 Miliar Pekan Lalu, Prospek Harga Saham BRMS Masih Cerah
| Rabu, 08 Oktober 2025 | 12:00 WIB

Catat Net Buy Asing Rp 610,01 Miliar Pekan Lalu, Prospek Harga Saham BRMS Masih Cerah

Beberapa pemodal kelas kakap terlihat melakukan akumulasi saham BRMS, temasuk diantaranya Norges Bank dan Invesco Ltd.

Cadangan Devisa Susut 3 Bulan Beruntun, Termasuk Untuk Menahan Pelemahan Rupiah
| Rabu, 08 Oktober 2025 | 11:24 WIB

Cadangan Devisa Susut 3 Bulan Beruntun, Termasuk Untuk Menahan Pelemahan Rupiah

Bank Indonesia (BI) harus mengeluarkan dana besar untuk menjaga agar nilai tukar rupiah tidak melemah terlalu jauh.

Astra Graphia (ASGR) Tebar Dividen Rp 40,46 Miliar
| Rabu, 08 Oktober 2025 | 11:07 WIB

Astra Graphia (ASGR) Tebar Dividen Rp 40,46 Miliar

Rencana pembagian dividen interim periode tahun buku 2025 sesuai keputusan direksi ASGR yang telah disetujui dewan komisaris pada 3 Oktober 2025.

Jual Lagi Saham BREN, Green Era Energy Raup Cuan Rp 4,16 Triliun
| Rabu, 08 Oktober 2025 | 11:03 WIB

Jual Lagi Saham BREN, Green Era Energy Raup Cuan Rp 4,16 Triliun

Green Era Energy melakukan transaksi penjualan saham BREN pada 2 Oktober 2025 sebanyak 481.220.000 lembar di harga rata-rata Rp 8.650 per saham. ​

Emiten Berharap Menuai Berkah dari Proyek IKN
| Rabu, 08 Oktober 2025 | 10:59 WIB

Emiten Berharap Menuai Berkah dari Proyek IKN

Emiten BUMN Karya dan emiten properti swasta berharap bisa menuai berkah dari keberlanjutan proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Grup Astra Dikabarkan Bakal Gelar Tender Offer Saham MMLP November, Harganya Premium
| Rabu, 08 Oktober 2025 | 08:17 WIB

Grup Astra Dikabarkan Bakal Gelar Tender Offer Saham MMLP November, Harganya Premium

Anak usaha PT Astra International Tbk (ASII), yakni PT Saka Industrial Arjaya mengakuisisi 83,67% saham MMLP di harga Rp 580,6.

INDEKS BERITA

Terpopuler