Komoditas Logam Mulia Tertekan Sikap Bank Sentral

Senin, 06 Desember 2021 | 04:40 WIB
Komoditas Logam Mulia Tertekan Sikap Bank Sentral
[]
Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komoditas logam mulia menjalani periode sulit tahun ini. Secara year to date hingga 3 Desember 2021, harga komoditas logam mulia kompak terkoreksi. 

Harga emas spot misalnya turun 5,54% secara year to date. Sementara platinum dan perak masing-masing harganya turun 12,68% dan 14,7%. Harga paladium mengalami koreksi paling dalam, yakni 25,78% di periode tersebut.  

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menuturkan, penyebab utama pelemahan harga logam mulia adalah ekspektasi kenaikan suku bunga acuan yang dilakukan bank sentral global. Selain itu, kinerja dollar Amerika Serikat (AS) yang bersinar tahun ini turut menekan kinerja logam mulia. "Apalagi, The Fed akan mempercepat pelaksanaan tapering dan kenaikan suku bunga," kata dia. 

Baca Juga: Stagnan, simak daftar lengkap harga emas Antam untuk sore ini (5/12)

Sentimen ini makin memperkuat dollar AS dan menekan harga emas dan logam mulia lainnya. Selain itu, semakin populernya aset kripto seiring pergerakan harga yang lebih menjanjikan membuat pamor logam mulia sebagai aset hedging memudar. 

Analis Komoditas dan Founder Traderindo.com Wahyu Laksono menilai, harga paladium tertekan dalam karena prospek industri otomotif masih kurang kinclong. Ini lantaran ada keterbatasan pasokan microchip, sehingga permintaan menurun. "Paladium digunakan dalam sistem gas buang untuk mengurangi emisi gas beracun dari ruang bakar mesin," kata Wahyu. 

Wahyu melihat komoditas logam mulia masih akan tertekan. Perubahan sikap The Fed serta keberadaan varian baru Covid-19 omicron menjadi katalis negatif bagi harga, khususnya paladium dan platinum. "Jadi, masih cenderung melemah, tapi mulai konsolidasi," proyeksi dia. 

Dalam jangka panjang , Wahyu memprediksi harga logam mulia akan membaik. Emas dan perak masih akan jadi pilihan para investor sebagai hedging terhadap inflasi. 

Baca Juga: Harga emas Antam naik Rp 6.000 menjadi Rp 932.000 per gram pada hari ini (4/12)

Sedangkan paladium dan platinum akan diuntungkan dengan rencana zero emisi di beberapa negara. Ini akan mendorong semakin banyak produksi mobil listrik maupun pengembangan hidrogen sebagai bahan bakar alternatif. 

Ibrahim menambahkan, penyebaran varian baru Covid-19 omicron bisa meredam sikap bank sentral global. Dus, efeknya akan positif ke harga logam mulia. "Tapi ini tergantung sikap The Fed ke depan, apakah benar menaikkan suku bunga acuan lebih cepat," kata dia. 

Konflik China dan Taiwan, uji coba misil Korea Utara, hingga perang dagang antara Amerika Serikat dan Uni Eropa, juga jadi katalis positif.

Ibrahim memprediksi harga emas bergerak antara US$ 1.600-US$ 1.900 dan perak US$ 15 US$ 19. Paladium akan bergerak antara US$ 2.005-US$ 2.050 dan platinum di US$ 1.020-US$ 1.150.

Tahun depan, Wahyu memprediksi harga emas bergerak antara US$ 1.600-US$ 1.900, perak di US$ 19-US$ 25 dan paladium di US$ 1.600-US$ 2.300. Sedang platinum di kisaran US$ 800-US$ 1.150. 

Baca Juga: 2021 menjadi tahun yang suram bagi komoditas logam mulia, ini alasannya

Bagikan

Berita Terbaru

Tantangan dan Peluang Memperkuat Neraca Dagang Tahun 2026
| Senin, 29 Desember 2025 | 06:33 WIB

Tantangan dan Peluang Memperkuat Neraca Dagang Tahun 2026

Surplus neraca dagang RI US$ 35,88 juta peiode Januari-Oktober 2025, ekspor pengolahan tumbuh 15,75%.

Proyeksi Laju Konsumsi Bakal Pulih, Prospek Emiten Semakin Berseri
| Senin, 29 Desember 2025 | 06:26 WIB

Proyeksi Laju Konsumsi Bakal Pulih, Prospek Emiten Semakin Berseri

Kembalinya laju pertumbuhan konsumsi ke level pra-pandemi di atas 5% bukan hal mudah. Namun, masih realistis untuk dicapai pada 2026.​

Bisnis Rekreasi Mengalap Berkah Nataru
| Senin, 29 Desember 2025 | 06:24 WIB

Bisnis Rekreasi Mengalap Berkah Nataru

Momentum Natal dan Tahun Baru (Nataru) selalu menjadi ladang cuan bagi para pengelola tempat rekreasi, terutama di wilayah Jabodetabek.

Kejar Target Hingga Akhir Tahun 2025, TMAS Berharap Tumbuh 5%-10%
| Senin, 29 Desember 2025 | 06:22 WIB

Kejar Target Hingga Akhir Tahun 2025, TMAS Berharap Tumbuh 5%-10%

Manajemen TMAS menyiapkan investasi Rp 2 triliun untuk pengadaan 16 kapal serta sarana pendukungnya.

Bank Indonesia Longgarkan Suku Bunga, Rupiah Jadi Sorotan
| Senin, 29 Desember 2025 | 06:19 WIB

Bank Indonesia Longgarkan Suku Bunga, Rupiah Jadi Sorotan

Ekonom memprediksi BI rate turun ke 4%-4,25% pada 2026 jika rupiah stabil. Rupiah diprediksi bergerak di rentang Rp 16.300-Rp 17.000 per dolar AS.

Diagnos Laboratorium Utama (DGNS) akan Agresif Menambah Jaringan Bisnis di 2026
| Senin, 29 Desember 2025 | 06:17 WIB

Diagnos Laboratorium Utama (DGNS) akan Agresif Menambah Jaringan Bisnis di 2026

PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk (DGNS) siap menambah laboratorium dan membidik pertumbuhan dua digit pada 2026.

Diagnos Laboratorium Utama (DGNS) Agresif Perkuat Jaringan
| Senin, 29 Desember 2025 | 06:16 WIB

Diagnos Laboratorium Utama (DGNS) Agresif Perkuat Jaringan

Anak usaha PT Bundamedik Tbk ini menargetkan pertumbuhan pendapatan 16% pada 2026 dibandingkan proyeksi realisasi 2025

Pertaruhan Dominasi Fiskal dan Independensi Bank Indonesia
| Senin, 29 Desember 2025 | 06:08 WIB

Pertaruhan Dominasi Fiskal dan Independensi Bank Indonesia

Kita tak bisa menciptakan lapangan kerja berkelanjutan dengan cara merusak kepercayaan pada mata uang yang membayar upah para pekerja tersebut.

Ekspor 2026 Tertekan Tarif AS dan Lemahnya Permintaan Komoditas dari China
| Senin, 29 Desember 2025 | 06:05 WIB

Ekspor 2026 Tertekan Tarif AS dan Lemahnya Permintaan Komoditas dari China

Pemerintah targetkan ekspor tumbuh 7,09% di 2026 vs 7,1% di 2025, karena basis tinggi. Ekonom soroti risiko stagnasi surplus dagang.

Target Realistis
| Senin, 29 Desember 2025 | 06:00 WIB

Target Realistis

Jika ekspansi dan investasi segitu-segitu aja, maka kebutuhan tenaga kerja juga akan segitu-segitu aja.

INDEKS BERITA