Kontaminasi

Rabu, 08 Oktober 2025 | 06:10 WIB
Kontaminasi
[ILUSTRASI. TAJUK - Hendrika Yunapritta]
Hendrika Yunapritta | Managing Editor

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Cesium-137, unsur radioaktif bikinan manusia, yang tadinya terdengar asing di telinga, belakangan jadi trending. Penyebabnya, temuan kontaminasi cesium yang, awalnya, oleh FDA dalam udang kiriman dari Indonesia, Agustus 2025. Lantas, unsur yang sama ditemukan di cengkeh. Kendati kadarnya masih di bawah batas aman, temuan ini cukup mengguncang. 

Kabar kontaminasi Cesium-137 (Cs-137) bergulir sampai sekarang. Upaya Pemerintah melakukan dekontaminasi pada kawasan yang tercemar di Cikande, Serang, berbuntut temuan kontaminasi pada 9 pekerja, bahkan truk yang melintas di sana. Cs-137 disebut mudah larut dalam air, sehingga gampang pula menyatu di ekosistem. Unsur ini juga stabil dalam lingkungan, jadi bisa bertahan lama kalau dekontaminasi tak dilakukan dengan benar.

Sumber pencemaran sudah ditemukan, dan Kementerian Lingkungan Hidup, BRIN dan Bapeten telah mengevakuasi material yang terkontaminasi dan melakukan pemantauan kesehatan pada masyarakat sampai radius tertentu. Tapi, langkah mitigasi ini barulah tahap awal dari jalan panjang mengembalikan kepercayaan pasar ekspor. 

Dampaknya langsung terasa pada  ekspor udang. Komoditas ini termasuk salah satu unggulan ekspor Indonesia, yang nilainya sekitar US$ 2,2 miliar per tahun. Gara-gara kontaminasi tersebut, ekspor udang Indonesia harus mempunyai sertifikasi bebas radiasi dari FDA. Ada perkiraan penurunan ekspor udang Indonesia sampai 35% karena penundaan pembelian. Nasib serupa menimpa cengkeh.

Kasus kontaminasi udang dan cengkeh ini menunjukkan ada kelemahan yang mendasar dalam pengawasan lingkungan industri dan keamanan pangan. Kita seperti kaget, ketika mengetahui industri peleburan logam di kawasan itu, ternyata mengolah logam bekas yang diduga mengandung Cs-137. 

Dari kasus ini, mestinya Pemerintah memperketat audit lingkungan bagi pebisnis logam daur ulang, lantaran terbukti rawan mengandung radioaktif. Pelaku usaha yang lalai, bisa dikenai sanksi tegas. 

Di lain pihak, peristiwa kontaminasi ini bisa jadi momentum untuk perbaikan tata kelola pangan dan lingkungan. Misalnya mewajibkan sensor radiasi di kawasan industri dan serius dalam perlindungan konsumen, terutama pasar dalam negeri. Maklum saja, sudah beberapa kali kita dengar ada kasus kandungan berbahaya di pangan Indonesia yang diekspor, tapi adem ayem saja di pasar lokal.

Selanjutnya: Bukti Kerugian Negara Disoal di Sidang Praperadilan

Bagikan
Topik Terkait

Berita Terbaru

Ada Sentimen Pertumbuhan Ekonomi dan Evaluasi MSCI, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Jumat, 07 November 2025 | 06:28 WIB

Ada Sentimen Pertumbuhan Ekonomi dan Evaluasi MSCI, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Simak rekomendasi saham hari ini di tengah euforia pengumuman review kuartalan konstituen ndeks MSCI..

TINS Batal Masuk MSCI Efek Kebijakan BEI, Investor Gigit Jari tapi Analis Optimistis
| Jumat, 07 November 2025 | 06:17 WIB

TINS Batal Masuk MSCI Efek Kebijakan BEI, Investor Gigit Jari tapi Analis Optimistis

Meski batal masuk MSCI, TINS dinilai memiliki fundamental yang baik dan didukung sentimen harga komoditas timah.

Kinerja Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) Masih Tertekan Daya Beli
| Jumat, 07 November 2025 | 06:15 WIB

Kinerja Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) Masih Tertekan Daya Beli

PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) berpotensi mendapat dorongan dari kenaikan konsumsi efek stimulus BLT di kuartal IV 2025

Arti Data Pertumbuhan
| Jumat, 07 November 2025 | 06:11 WIB

Arti Data Pertumbuhan

Pertumbuhan 5,04% bagus, tetapi kualitasnya belum menyentuh esensi pemerataan. Angka positif, tetapi belum sepenuhnya memperbaiki taraf hidup.

Siap-siap, Bank Kecil Akan Dipaksa Merger
| Jumat, 07 November 2025 | 06:10 WIB

Siap-siap, Bank Kecil Akan Dipaksa Merger

OJK berencana menjadikan bank umum di Indonesia hanya tersisa tiga kelompok. KBMI 1 dengan modal inti Rp 3 triliun-Rp 6 triliun akan dihilangkan​

Ini Sektor Penyerap Kredit dari Dana SAL Purbaya di Himbara
| Jumat, 07 November 2025 | 06:05 WIB

Ini Sektor Penyerap Kredit dari Dana SAL Purbaya di Himbara

Bank-bank milik Danantara terbilang sangat gesit menyalurkan penempatan dana SAL pemerintah sebesar Rp 200 triliun ke dalam kredit.​

Rupiah Masih Akan Sulit Terangkat pada Jumat (7/11)
| Jumat, 07 November 2025 | 06:00 WIB

Rupiah Masih Akan Sulit Terangkat pada Jumat (7/11)

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat tipis pasca terkoreksi dalam tiga hari terakhir

Ekspor Udang Kembali Naik Setelah Isu Radioaktif
| Jumat, 07 November 2025 | 05:35 WIB

Ekspor Udang Kembali Naik Setelah Isu Radioaktif

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat nilai ekspor udang hingga kuartal III 2025 tumbuh 16,3% secara tahunan.

BPKH Mengklaim Sudah Berkinerja Positif
| Jumat, 07 November 2025 | 05:20 WIB

BPKH Mengklaim Sudah Berkinerja Positif

Komnas Haji dan Umrah menyebutkan bahwa dana haji yang berjalan selama ini justru mengadopsi skema ponzi.

Kilang Balikpapan dan B50  Sumber Energi Tambahan
| Jumat, 07 November 2025 | 05:20 WIB

Kilang Balikpapan dan B50 Sumber Energi Tambahan

Pemerintah menargetkan penghentian impor solar mulai berlaku tahun depan berkat kilang Balikpapan dan B50.

INDEKS BERITA

Terpopuler