Korban Jiwasraya Mulai Bersuara

Kamis, 13 Desember 2018 | 11:08 WIB
Korban Jiwasraya Mulai Bersuara
[ILUSTRASI. Asuransi Jiwasraya]
Reporter: Galvan Yudistira, Tendi Mahadi, Yuwono Triatmodjo | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Korban kasus gagal bayar produk saving plan PT Asuransi Jiwasraya mulai bersuara. Kecewa akibat penanganan proses pembayaran berlarut-larut, puluhan pemegang polis membentuk perkumpulan yang mereka ber nama Forum Komunikasi Pemegang Polis Bancassurance Jiwasraya.

Rudyantho, koordinator forum menyatakan, hingga saat ini sudah ada 65 pemegang polis yang ikut bergabung dalam forum tersebut. Rudyantho tidak bisa memastikan total jumlah dana seluruh pemegang polis yang tergabung dalam forum. Namun dia menaksir, jumlahnya berkisar ratusan miliar rupiah.
 
Rudyantho berkisah, munculnya forum ini berasal dari kegelisahan pemegang polis atas nasib pencairan investasi pada produk saving plan Jiwasraya mereka yang sudah jatuh tempo. Namun saat ini, Jiwasraya gagal membayar dana nasabah yang sudah jatuh tempo.
 
Para pemegang polis membeli produk tersebut dari tujuh bank sebagai agen penjual. Ketujuh bank itu terdiri dari PT Bank Tabungan Negara Tbk, Bank ANZ, PT Bank QNB Indonesia Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT Bank KEB Hana Indonesia, PT Bank Victoria International dan Standard Chartered Bank Indonesia. Perlu dicatat, masing-masing bank memberikan nama yang berbeda bagi produk bancassurance yang dibesut Jiwasraya itu.
 
Tenggat sepekan
 
Forum ini pun mulai melancarkan strategi menagih kewajiban Jiwasraya. Rudyantho mengatakan sudah mengirimkan surat peringatan ke Jiwasraya dan bank agen penjual.
 
Surat tertanggal 12 Desember 2018 itu memberikan ultimatum ke Jiwasraya dan bank agar segera membayar kewajiban. "Kami memberikan batas waktu sepekan setelah tanggal surat peringatan untuk membayar seluruh nilai tunai akhir periode investasi dan kerugian lain akibat keterlambatan pembayaran nilai tunai akhir periode investasi tersebut," ujar Rudyantho.
 
Asal tahu saja, 65 pemegang polisi ini adalah nasabah yang menolak melakukan perpanjangan (roll over) polis yang sudah jatuh tempo. Sebelumnya memang manajemen Jiwasraya sempat mengumumkan penawaran ke pemegang polis yang ingin melakukan roll over dengan iming-iming memperoleh bunga 7% setahun neto dibayar di muka atau setara 7,49% setahun efektif. Sedangkan pemegang polis yang tidak ingin melakukan perpanjangan akan memperoleh bunga pengembangan efektif 5,75% setahun neto.
 
Saat dikonfirmasi, Hexana Tri Sasongko Direktur Utama Jiwasraya menyatakan, pihaknya berikitikad baik menyelesaikan dana investasi pemegang polis. "Saya sudah road show ke masing-masing bank dan hasilnya sangat positif, menjadi tenang dan rollover meningkat," tegas Hexana, Selasa (11/12).
 
Sementara Budi Satria Direktur Bank Tabungan Negara BTN enggan berkomentar soal surat ini. "Bisa ditanyakan ke Jiwasraya,"ujar Budi. Sementara pejabat bank lain yang ikut menjadi agen penjual tak bisa dikonfrimasi.
 
Begitu juga pejabat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tak ada satupun yang mau menaggapi surat pemegang polis ini.

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Berlangganan

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Xerox Holdings Bakal Akuisisi Lexmark Senilai US$ 1,5 Miliar
| Senin, 23 Desember 2024 | 19:48 WIB

Xerox Holdings Bakal Akuisisi Lexmark Senilai US$ 1,5 Miliar

Lexmark perusahaan yang berbasis di Lexington, Kentucky dibentuk sebagai bentuk spin off dari IBM pada bulan Maret 1991.

Valuasi IPO CBDK Dinilai Menarik, Begini Analisisnya
| Senin, 23 Desember 2024 | 15:51 WIB

Valuasi IPO CBDK Dinilai Menarik, Begini Analisisnya

CBDK meminta harga IPO 19x-26x P/E sepanjang tahun 2025, lebih tinggi dibandingkan perusahaan sejenis di sektornya yang hanya 6x-9x P/E.

Mediasi Diperpanjang, Gugatan 40 Nasabah Mirae Senilai Rp 8,17 Triliun Masih Bergulir
| Senin, 23 Desember 2024 | 14:21 WIB

Mediasi Diperpanjang, Gugatan 40 Nasabah Mirae Senilai Rp 8,17 Triliun Masih Bergulir

Mirae Asset minta waktu hingga 16 Januari 2025 untuk memberikan tanggapan karena proposal penggugat harus dirapatkan melibatkan seluruh direksi.

Pilihan Saham Big Caps Menarik Untuk Investasi Jangka Panjang
| Senin, 23 Desember 2024 | 13:58 WIB

Pilihan Saham Big Caps Menarik Untuk Investasi Jangka Panjang

Saham-saham dengan kapitalisasi pasar atau market capitalization (market cap) besar tak melulu jadi pilihan tepat untuk investasi jangka panjang.

Harga Saham Provident (PALM) Menguat, Aksi Borong Dua Pemegang Picu Lonjakan Harga
| Senin, 23 Desember 2024 | 09:00 WIB

Harga Saham Provident (PALM) Menguat, Aksi Borong Dua Pemegang Picu Lonjakan Harga

PALM mencetak laba bersih Rp 464,63 miliar di Januari-September 2024, dibandingkan periode sebelumnya rugi bersih sebesar Rp 1,94 triliun.

Sektor Bisnis yang Mendorong Perekonomian Domestik
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:52 WIB

Sektor Bisnis yang Mendorong Perekonomian Domestik

Sejumlah sektor usaha dinilai masih prospektif dan berpotensi sebagai motor penggerak ekonomi Indonesia ke depan, setidaknya dalam jangka menengah

Modal Cekak Pemerintah Mengerek Pertumbuhan Ekonomi 2025
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:47 WIB

Modal Cekak Pemerintah Mengerek Pertumbuhan Ekonomi 2025

Tantangan pemerintah Indonesia untuk memacu perekonomian semakin berat pada tahun depan, termasuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8%

Insentif Pajak Mobil Hybrid Dorong Sektor Otomotif, Saham ASII Jadi Unggulan
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:36 WIB

Insentif Pajak Mobil Hybrid Dorong Sektor Otomotif, Saham ASII Jadi Unggulan

Bila mendapatkan insentif pajak, maka PPnBM untuk kendaraan hybrid akan dibanderol sebesar 3% hingga 4%.

Rekomendasi Saham Emiten Barang Konsumsi yang Masih Dibayangi Tekanan Daya Beli
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:35 WIB

Rekomendasi Saham Emiten Barang Konsumsi yang Masih Dibayangi Tekanan Daya Beli

Miten yang bergerak di bisnis barang konsumsi dibayangi sentimen kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12%.

Peluang Tipis IHSG Menguat di Pengujung Tahun
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:25 WIB

Peluang Tipis IHSG Menguat di Pengujung Tahun

Sudah tidak banyak lagi ruang bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk menguat di sisa tahun ini. 

INDEKS BERITA

Terpopuler