Krisis Pasokan Chip Melambungkan Bisnisnya, SMIC Cetak Rekor Penjualan

Jumat, 11 Februari 2022 | 12:47 WIB
Krisis Pasokan Chip Melambungkan Bisnisnya, SMIC Cetak Rekor Penjualan
[ILUSTRASI. FILE PHOTO: Ilustrasi chip komputer. Chip yang dipamerkan di China International Import Expo (CIIE), di Shanghai, China, 6 November 2018. REUTERS/Aly Song/File Photo]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. Pasokan chip yang terhambat melejitkan bisnis China Semiconductor Manufacturing International Corp (SMIC). Kendati terkena sanksi dari Pemerintah Amerika Serikat (AS), produsen chip asal China itu mampu mencetak pendapatan dan keuntungan yang melonjak tinggi.

Penjualan sepanjang 2021 tumbuh 39% dalam basis tahunan menjadi US$ 5,4 miliar, demikian trlihat dalam laporan keuangan tahunan yang diterbitkan perusahaan pada Kamis (10/2). Permintaan yang membumbung di dunia membantu perusahaan mencetak rekor penjualan tertingginya.

Data Refinitiv menunjukkan, perusahaan juga mencetak pertumbuhan pendapatan terkuat sejak 2010.

“Kekurangan pasokan chip di dunia dan permintaan yang kuat untuk manufaktur lokal mendatangkan kesempatan langka bagi perusahaan kami," tutur Guo Guangli, Sekretaris Perusahaan dalam earning call, pada Jumat (11/2).

Baca Juga: Mulai Kuartal III, Foxconn Akan Bangun Pabrik Kendaraan Listrik dan Baterai di Batang  

Laba dari operasi untuk tahun ini mencapai US$ 1,4 miliar, meningkat kira-kira empat kali lipat dari hasil di tahun 2020.

SMIC memproduksi chip fisik komputer berdasarkan desain perusahaan lain. Perusahaan itu hanya memiliki pangsa pasar yang kecil di lini fabrikasi chip, yang kini didominasi Taiwan Semiconductor Manufacturing Co Ltd.

Fasilitas produksi chip yang dimiliki SMIC merupakan yang terbesar dan tercanggih di China daratan. Sebagian berkat dukungan dari pemerintah, yang melihat manufaktur semikonduktor sebagai kunci upaya untuk mendorong industri chip yang maju dan asli.

Penjualan menggelembung pada tahun 2021 setelah dunia mengalami kekurangan chip yang dimulai pada akhir tahun 2020. Krisis pasokan mengkibatkan pesanan melonjak, dan  harga otomatis terkerek naik.

Tahun itu, perusahaan yang berkantor pusat di pusat komersial Shanghai itu mengatakan akan membangun tiga pabrik baru di Beijing dan di tempat asalnya, yaitu Shenzhen selatan. Investasi di tiap-tiap pabrik berkisar miliaran dolar AS.

Pada panggilan pendapatan, Guo mengatakan SMIC diharapkan untuk membuka pabrik Shanghai pada awal 2022 dan pabrik Beijing dan Shenzhen pada akhir tahun.

Perusahaan tetap menggulirkan agenda ekspansi kendati sanksi yang dijatuhkan Pemerintah AS menghambatnya rencananya untuk merambah lini manufaktur chip kelas atas.

Pada akhir tahun 2020, Washington menempatkan SMIC dalam daftar hitam yang disusun Kementerian Perdagangan. Penempatan itu didasarkan atas dugaan bahwa SMIC memiliki hubungan dengan militer China.

Baca Juga: Seperti Ini Rencana Pemerintah AS Membangun Ribuan Stasiun Pengisian Daya EV

Sanksi itu mengharuskan pemasok SMIC yang berbasis di AS untuk mendapatkan lisensi untuk bertansaksi dengan perusahaan tersebut. SMIC telah membantah terafiliasi dengan militer China. 

Pembuat mesin litografi asal Belanda ASML Holding NV mengatakan belum menerima izin untuk mengirim ke mesin litografi SMIC extreme ultraviolet (EUV) yang diperlukan untuk membuat chip paling canggih. Pada hari Jumat, pejabat SMIC mengatakan kepada investor bahwa para pemasoknya masih membutuhkan waktu untuk memenuhi pesanan.

Perusahaan juga telah mengalami perubahan dalam kepemimpinan eksekutifnya ketika sanksi dan kekurangan dibuka. 

Pada bulan November Chiang Shang-yi mengundurkan diri dari posisi wakil ketua kira-kira setahun setelah bergabung dengan perusahaan, bersama dengan tiga anggota dewan. Dua bulan sebelumnya ketua SMIC, Zhou Zixue, juga mengundurkan diri, dengan alasan kesehatan.

Bagikan

Berita Terbaru

Saham BRIS Terus Menghijau Seiring Proyeksi Kinerja yang Positif di 2025
| Kamis, 24 April 2025 | 10:21 WIB

Saham BRIS Terus Menghijau Seiring Proyeksi Kinerja yang Positif di 2025

Prospek bisnis PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) makin menarik setelah ditunjuk menjadi bullion bank.

ACST Meraih Pinjaman Senilai Rp 1 Triliun dari United Tractors
| Kamis, 24 April 2025 | 09:31 WIB

ACST Meraih Pinjaman Senilai Rp 1 Triliun dari United Tractors

Pertimbangan dan alasan ACST menarik pinjaman dari afiliasi, lantaran tidak disyaratkan memberikan jaminan dan proses administrasi rumit

SSSG ACES Pada April 2025 Diprediksi Melambat, Efek Nyata Pelemahan Daya Beli
| Kamis, 24 April 2025 | 09:27 WIB

SSSG ACES Pada April 2025 Diprediksi Melambat, Efek Nyata Pelemahan Daya Beli

Tanpa stimulus fiskal atau moneter yang kuat, tren IKK berpotensi terus menurun dalam jangka pendek.

Profit 37,73% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melemah Lagi (24 April 2025)
| Kamis, 24 April 2025 | 09:04 WIB

Profit 37,73% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melemah Lagi (24 April 2025)

Harga emas Antam hari ini (24 April 2025) 1 gram Rp 1.969.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 37,73% jika menjual hari ini.

Astra Graphia (ASGR) Merilis Dua Produk Printer Produksi Warna
| Kamis, 24 April 2025 | 08:20 WIB

Astra Graphia (ASGR) Merilis Dua Produk Printer Produksi Warna

Manajemen ASGR melihat kebutuhan akan printer produksi ini juga cukup tinggi seiring dengan perkembangan ekonomi kreatif.

Fokus Perluas Pasar Domestik, SCNP Bidik Pendapatan Rp 290,45 Miliar pada 2025
| Kamis, 24 April 2025 | 08:15 WIB

Fokus Perluas Pasar Domestik, SCNP Bidik Pendapatan Rp 290,45 Miliar pada 2025

Meski sedang dihantui ketidakpastian akibat perang dagang, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk (SCNP) tetap mengintip peluang ekspor.

LG Mundur, Proyek Baterai EV Tetap Berlanjut
| Kamis, 24 April 2025 | 07:50 WIB

LG Mundur, Proyek Baterai EV Tetap Berlanjut

LG tidak lagi melanjutkan keterlibatannya pada Joint Venture (JV) 1, 2, dan 3 dan telah digantikan oleh mitra strategis dari China, yaitu Huayou

Meski Belakangan Rebound, Banyak Investor Kakap di Saham MBMA yang Masih Belum Happy
| Kamis, 24 April 2025 | 07:45 WIB

Meski Belakangan Rebound, Banyak Investor Kakap di Saham MBMA yang Masih Belum Happy

Ada dua syarat yang minimal mesti dipenuhi untuk menopang pertumbuhan harga saham MBMA yang berkelanjutan.

Sejumlah Agenda Bisnis Ini Membuat Saham PANI Milik Aguan Berpeluang Terus Melaju
| Kamis, 24 April 2025 | 07:10 WIB

Sejumlah Agenda Bisnis Ini Membuat Saham PANI Milik Aguan Berpeluang Terus Melaju

Saham PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) mulai reli seiring kasus pagar laut Tangerang yang tak lagi jadi sorotan utama publik. 

Berharap IHSG Masih Ada Tenaga Untuk Menguat Terbatas
| Kamis, 24 April 2025 | 07:00 WIB

Berharap IHSG Masih Ada Tenaga Untuk Menguat Terbatas

Pasar mencerna hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI), yang kembali menahan suku bunga acuan 5,75% 

INDEKS BERITA

Terpopuler