Krokot sebagai Common Purslane, Makin Dicari Selama Pandemi

Minggu, 09 Mei 2021 | 06:30 WIB
 Krokot sebagai Common Purslane, Makin Dicari Selama Pandemi
[]
Reporter: Sumber: Tabloid Kontan | Editor: Hendrika

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bulan Mei 2021 ini Gua Maria Kerep (GMK) Ambarawa, Kabupaten Semarang tetap didatangi peziarah, meskipun tak seramai sebelum pandemi. Warung juga tetap buka selama bulan Ramadan, karena sebagian besar yang datang peziarah Katolik.

Siang itu seorang Bapak beserta keluarganya datang ke warung langganan mereka. "Pecel turinya ada, Mbak?" Sambil melayani tamu lain, pemilik warung menjawab, "Kosong Pak, kalau pecel krokot ada."

Meskipun kecewa, Bapak itu mengajak keluarganya duduk dan memesan pecel krokot. Yang dimaksud krokot, bukan tanaman hias, tetapi gulma. Maklumlah, kosa kata krokot lebih familier sebagai tanaman hias dibanding gulma. Baik tanaman hias krokot daun, joseph's coat, Alternanthera ficoidea; maupun krokot bunga, sutera bombay, Portulaca grandiflora. Krokot pecel ini, common purslane, Portulaca oleracea.

Habitat asli krokot tersebar dari Afrika Utara, Eropa Selatan, Timur Tengah, Asia Selatan/Tenggara dan Timur, serta Australia. Krokot menyebar ke Benua Amerika sebelum kedatangan Kolumbus.

Dalam sedimen lumpur tahun 1350 1500 di Danau Crawford, Ontario, AS; para ahli arkeobotani menemukan biji krokot. Migrasi tumbuhan dari dunia lama ke dunia baru dan sebaliknya, memang sudah terjadi sejak pra Kolumbus. Ubi jalar dan jagung, sudah menyeberang dari Amerika Tropis lewat Samudera Pasifik. Ubi jalar tertahan di Papua, Taiwan dan Okinawa. Jagung sempat masuk ke daratan Asia dan bermutasi menjadi jagung ketan, waxy corn, Zea mays var. Ceratina.

Jadi tidak aneh kalau krokot yang asli sekitar Laut Tengah, Asia dan Australia; sudah menyeberang ke Benua Amerika sebelum kedatangan Kolumbus. Di sekitar laut Tengah, krokot sudah populer sebagai makanan sehat, paling tidak sejak abad 7 SM. Penggalian arkeobotani di Desa Kastanas, Yunani; menunjukkan bahwa krokot biasa ditanam dalam pot pada bulan April, untuk dikonsumsi sebagai makanan sehat selama musim panas. Filsuf Theophrastus (371287 SM), menyebut krokot dengan nama andrkhne. Nama epithet krokot oleracea dalam Bahasa Latin, berarti sayuran/herbal.

Pada zaman Yunani Kuno, krokot dianggap sebagai makanan sekaligus obat yang sedemikian hebatnya; hingga dikeringkan dan dibawa ke mana-mana sebagai jimat pengusir setan.

Terdesak sayuran modern

Sampai dengan abad 19, krokot masih sangat populer di Eropa Selatan. William Cobbett (1763 1835) Anggota Parlemen Inggris, yang juga seorang wartawan; meledek orang Perancis dan babinya, sama-sama makan krokot mentah. Meski bisa dimasak dalam berbagai resep, di Eropa Selatan Krokot lebih populer dikonsumsi mentah sebagai salad, dengan yoghurt, keju, minyak zaitun, bawang putih dan garam.

Di Indonesia, khususnya di Jawa, krokot biasa dikonsumsi sebagai pecel, setelah dimasukkan sebentar di air mendidih. Rasa masam krokot memberikan sensasi tersendiri. Di Indonesia, krokot jarang dikonsumsi tunggal. Biasanya dicampur sayuran gulma lain. Sintrong (thickhead, Crassocephalum crepidioides); ketul (black-jack, Bidens pilosa); tempuh wiyang (lilac tasselflowe, Emilia sonchifolia); dan jukut loseh (quickweed, Galinsoga parviflora) populer sebagai campuran krokot. Meski dicampur dengan sayuran gulma lain, sebutannya tetap pecel krokot.

Nasib krokot di Indonesia, juga sama dengan di Perancis. Kalau orang Perancis dicemooh sama dengan babinya makan krokot mentah, di sini para penikmat pecel krokot disebut makan makanan jangkrik. Sebab di Indonesia, krokot juga populer sebagai pakan jangkrik. Sejak dekade 1970, sejalan dengan budidaya sayuran modern secara massal, krokot terdesak lalu dilupakan. Stigma makanan jangkrik juga bikin masyarakat di pedesaan menjauhi sayuran ini. Dari makanan jangkrik, krokot dan gulma lain berkembang jadi makanan orang miskin. Dekade 1990, krokot dan sayuran gulma itu benar-benar tersisih dan terlupakan.

Sejak era digital, dan berkembangnya pemasaran secara online, krokot dan gulma lain itu kembali naik daun. Sebab sejalan dengan itu, generasi milenial di kota besar mulai mengaduk-aduk tradisi leluhur, termasuk makanan yang terlupakan.

Pandemi sejak 2020 makin menguatkan posisi krokot sebagai sayuran sehat, mirip yang pernah terjadi di negara-negara Laut Tengah abad 7 SM. Di Eropa Selatan, Yunani merupakan satu-satunya negara yang elite masyarakatnya tetap makan krokot. Di sana, krokot malahan disajikan di restoran dan hotel bintang sampai sekarang.

Di Indonesia, generasi milenial itu bukannya malu makan krokot dan gulma lain; melainkan justru sangat bangga. Kegiatan meramban (foraging), menjadi tren dan dianggap prestisius.

Krokot juga kembali terpaksa dikonsumsi oleh para lansia di kota besar, bukan sebagai sayuran sehat, melainkan untuk obat. Di situs penjualan, krokot yang hanya dibanderol Rp 10.000 per 100 gram, diberi predikat sebagai obat keputihan, radang usus, bisul, maag, cacingan sampai hepatitis. Ini mirip dengan di Yunani abad 7 SM, sayuran krokot jadi obat segala macam penyakit, bahkan jadi jimat.

Di internet, kita tak hanya menemukan krokot yang dijual jadi sayuran tapi juga tanaman dan bijinya untuk benih. Ini membantu masyarakat kota, yang di tengah pandemi perlu sayuran sehat sebagai alternatif.

Yang ditawarkan secara online bukan hanya krokot, melainkan juga sintrong, ketul, dan tempuh wiyang. Di era digital ini seperti sedang terjadi arus balik. Makanan orang miskin di pedesaan, justru dipasarkan secara online sebagai sayuran sehat. Padahal harga krokot Rp 10.000 per 100 gram; itu bukannya murah. Bandingkan dengan caisim Rp 15.000 per kilogram atau Rp 1.500 per 100 gram.

Bagikan

Berita Terbaru

Menakar Potensi Satu Lagi Saham Prajogo Pangestu (CDIA) Masuk ke MSCI
| Selasa, 02 Desember 2025 | 18:09 WIB

Menakar Potensi Satu Lagi Saham Prajogo Pangestu (CDIA) Masuk ke MSCI

Untuk masuk MSCI, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) membutuhkan free float market cap minimal US$ 1,8 miliar hingga US$ 2,0 miliar.

Valuasi Diskon dan Margin Membaik, Consumer Staples Naik Kelas Tahun Depan
| Selasa, 02 Desember 2025 | 13:00 WIB

Valuasi Diskon dan Margin Membaik, Consumer Staples Naik Kelas Tahun Depan

Sektor consumer staples terkini menunjukkan pemulihan daya beli yang lebih solid sejak kuartal III-2025. Belanja fiskal menjadi pendorong penting.

Saham STAR Disuspensi BEI, Secara Teknikal Sejatinya Masih Punya Tenaga Untuk Mendaki
| Selasa, 02 Desember 2025 | 08:43 WIB

Saham STAR Disuspensi BEI, Secara Teknikal Sejatinya Masih Punya Tenaga Untuk Mendaki

Baru dua hari keluar dari Papan Pemantauan Khusus, saham PT Buana Artha Anugerah Tbk (STAR) disuspensi BEI. 

Mengupas Teknikal dan Strategi Trading Saham Prajogo Pangestu, dari BREN Hingga CDIA
| Selasa, 02 Desember 2025 | 08:05 WIB

Mengupas Teknikal dan Strategi Trading Saham Prajogo Pangestu, dari BREN Hingga CDIA

Prospek saham Prajogo Pangestu di awal Desember 2025: BREN masuk MSCI, CUAN ekspansi energi, TPIA breakout.

Ellon Musk, Sang Jenius, Orang Kaya Calon Triliuner Pertama Dunia
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:34 WIB

Ellon Musk, Sang Jenius, Orang Kaya Calon Triliuner Pertama Dunia

Lewat Starlink, Musk memancarkan internet hingga ke pedalaman Afrika. Dengan Neuralink ia bercita-cita menghubungkan otak manusia dengan mesin.

Layanan Telekomunikasi di Sumatra Masih Terganggu
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:30 WIB

Layanan Telekomunikasi di Sumatra Masih Terganggu

Bencana banjir dan longsor tersebut mengakibatkan padamnya pasokan listrik di sejumlah wilayah.di Sumatra.

Genjot Pendapatan Non-Batubara, Bumi Resources (BUMI) Gencar Akuisisi
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:19 WIB

Genjot Pendapatan Non-Batubara, Bumi Resources (BUMI) Gencar Akuisisi

Pada 2031, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menargetkan bisa mencapai komposisi 50% antara pendapatan batubara dan non-batubara.

Ditopang Investor Domestik, Saham BUMI Tahan Banting di Tengah Aksi Jual Asing
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:17 WIB

Ditopang Investor Domestik, Saham BUMI Tahan Banting di Tengah Aksi Jual Asing

Saham BUMI didorong sentimen kuasi reorganisasi dan diversifikasi bisnis mineral. Analisis lengkap pendorong.

Lewat Private Placement, Garuda (GIAA) Dapat Tambahan Modal Dari Danantara
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:12 WIB

Lewat Private Placement, Garuda (GIAA) Dapat Tambahan Modal Dari Danantara

PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) berupaya memoles kondisi keuangannya. Terbaru, GIAA melakukan aksi penambahan modal melalui private placement.

Catur Sentosa (CSAP) Menjaga Kinerja di Akhir Tahun Ini
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:10 WIB

Catur Sentosa (CSAP) Menjaga Kinerja di Akhir Tahun Ini

Hingga September 2025 CSAP tercatat mengantongi pendapatan sebesar Rp 12,9 triliun, atau tumbuh tipis 1,2% secara tahunan atau yoy.​

INDEKS BERITA

Terpopuler