Kuartal II-2019 MAP Boga Bakal Tambah 21 Gerai Baru

Rabu, 15 Mei 2019 | 06:00 WIB
Kuartal II-2019 MAP Boga Bakal Tambah 21 Gerai Baru
[]
Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT MAP Boga Adiperkasa Tbk (MAPB) menargetkan penambahan 21 gerai baru selama periode April-Juni 2019 atau kuartal II. Jumlah penambahan gerai itu lebih banyak ketimbang realisasi gerai baru pada kuartal I yang mencapai 14 gerai.

Tahun ini, MAP Boga berencana membidik non kota besar. Termasuk kota-kota yang berada di luar Jawa. Salah satu gerai baru siap hadir minggu depan adalah Starbucks di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. "Selebihnya seperti Gresik, Mojokerto, Sukabumi dan Majalengka," tutur Fetty Kwartati, Direktur PT MAP Boga Adiperkasa Tbk dalam paparan publik, Selasa (14/5).

Sebagai gambaran, target penambahan gerai tahun ini terdiri dari 50-60 gerai merek Starbucks dan 10 gerai merek lain. MAP Boga memiliki tujuh lisensi merek jaringan ritel. Enam merek selain Starbucks adalah Krispy Krane, Pizza Marzano, Coldstone, Godiva, Genki Sushi dan Paul.

Sampai dengan kuartal I-2019, MAPB memiliki gerai mencapai 479 atau naik 99,58% ketimbang tahun 2014. Starbucks memimpin dengan 391 unit gerai. Sementara total luas area gerai mencapai 99.677 meter persegi (m2) atau bertambah lebih dari 2,5 kali lipat dibandingkan dengan tahun 2014 yang seluas 38,721 m2.

Untuk memuluskan agenda ekspansi gerai sepanjang tahun ini, MAP Boga sudah mengalokasikan dana belanja modal alias capital expenditure (capex) sebanyak Rp 270 miliar-Rp 300 miliar. Sumbernya dari kas internal.

Dalam keterbukaan informasi di BEI pada 14 Mei 2019, manajemen MAP Boga menyebutkan bahwa rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) kemarin menyetujui untuk tidak membagikan dividen tahun buku 2018 kepada para pemegang saham. Pertimbangannya, perusahaan tersebut akan menggunakan laba bersih untuk mengembangkan bisnis.

Tak sejalan dengan kinerja

Cuma sayangnya, ekspansi gerai MAP Boga tak selalu sejalan dengan kinerja keuangan. Pada kuartal I tahun ini, penjualannya memang masih mendaki 30,57% year on year (yoy) menjadi Rp 699,16 miliar. Namun laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih turun 22,94% yoy menjadi Rp 24,89 miliar.

MAP Boga menilai penurunan daya beli konsumen sebagai penyebab laba bersih triwulan pertama turun. Kondisi itu tidak lebih baik ketimbang kuartal I-2018.

Sementara berdasarkan siklus tahunan, kuartal I senantiasa mencatatkan penjualan terkecil ketimbang tiga kuartal lain untuk industri makanan dan minuman. "Paling positif di akhir tahun atau kuartal IV yang biasanya berkontribusi kepada pendapatan sampai ke 35%," terang Fetty.

Selain kuartal IV, MAP Boga memperkirakan kuartal II juga akan menorehkan penjualan yang menjanjikan dengan proyeksi kontribusi 30% terhadap total penjualan sepanjang tahun 2019. Katalis positifnya adalah momentum Ramadan dan Lebaran.

Hingga akhir tahun nanti, MAP Boga menargetkan pertumbuhan pendapatan dan laba masing-masing sebesar 20%. Dari total target pertumbuhan pendapatan itu, 12% di antaranya adalah target pertumbuhan pendapatan dari tambahan gerai baru. Target pertumbuhan sisanya mereka harapkan dari performa gerai yang sudah beroperasi.

Tahun lalu, MAP Boga mencatatkan penjualan Rp 2,52 triliun dan laba bersih senilai Rp 120,53 miliar. Alhasil, hitungan di atas kertas, target penjualan tahun ini Rp 3,02 triliun dan laba bersih Rp 144,64 miliar.

Bagikan

Berita Terbaru

Mencari Investasi ESG Menarik saat Pasar Lesu
| Senin, 30 Juni 2025 | 13:37 WIB

Mencari Investasi ESG Menarik saat Pasar Lesu

Indikator instrumen investasi bertema ESG masih merah. Dari saham, reksadana, dan obligasi, apa pilihan menarik bagi investor saat ini?

KPK Sidik Kasus Dugaan Korupsi Pengadaan EDC di BRI (BBRI), ini Profil Mitra BRI
| Senin, 30 Juni 2025 | 11:26 WIB

KPK Sidik Kasus Dugaan Korupsi Pengadaan EDC di BRI (BBRI), ini Profil Mitra BRI

Juru Bicara KPK Budi Prasetyo saat dikonfirmasi KONTAN mengenai keberadaan PCS mengatakan, pihaknya masih menyidik kasus tersebut.

Profit 26,3% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Susut (30 Juni 2025)
| Senin, 30 Juni 2025 | 09:02 WIB

Profit 26,3% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Susut (30 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (30 Juni 2025) Rp 1.880.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 26,3% jika menjual hari ini.

Neraca Perdagangan Berpotensi Kembali Mencetak Surplus Besar
| Senin, 30 Juni 2025 | 07:51 WIB

Neraca Perdagangan Berpotensi Kembali Mencetak Surplus Besar

Kinerja ekspor pada bulan Mei diperkirakan meningkat akibat normalisasi setelah liburhari raya pada April lalu

Tantangan Berat Para Pengelola Dana Investasi
| Senin, 30 Juni 2025 | 07:51 WIB

Tantangan Berat Para Pengelola Dana Investasi

Hanya MI dengan permodalan kuat yang mampu mendanai pengembangan ini, memperkuat prinsip Pareto (20/80) dan survival of the fittest.

Harga Pangan Bisa Picu Inflasi Juni
| Senin, 30 Juni 2025 | 07:40 WIB

Harga Pangan Bisa Picu Inflasi Juni

Inflasi kelompok harga bergejolak diperkirakan meningkat, terutama disebabkan oleh naiknya harga beberapa komoditas pangan

Sisa Anggaran Pemerintah Cetak Rekor Tertinggi
| Senin, 30 Juni 2025 | 07:32 WIB

Sisa Anggaran Pemerintah Cetak Rekor Tertinggi

Sisa lebih pembiayaan anggaran (SiLPA) dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) per akhir Mei 2025 melampaui Rp 300 triliun

Mengawal Harga Beras
| Senin, 30 Juni 2025 | 07:05 WIB

Mengawal Harga Beras

Pemerintah perlu mengawal harga beras yang masih di atas harga eceran tertinggi (HET) agar tidak menimbulkan gejolak di publik.

Terjebak Dalam Demokrasi Konsumtif
| Senin, 30 Juni 2025 | 07:00 WIB

Terjebak Dalam Demokrasi Konsumtif

Relasi negara dengan masyarakatnya adalah sebuah modal yang penting untuk membangun demokrasi berkualitas.​

Pelonggaran Moneter AS Bisa Kembali Mengangkat Bitcoin
| Senin, 30 Juni 2025 | 06:45 WIB

Pelonggaran Moneter AS Bisa Kembali Mengangkat Bitcoin

Berdasarkan data Coinmarketcap, BTC naik 6,16% dalam sepekan terakhir ke level US$ 108.158 pada Minggu (29/6).

INDEKS BERITA

Terpopuler