Kurangi ketergantungan pada China, Bukit Asam membidik pasar ASEAN

Jumat, 05 Oktober 2018 | 07:30 WIB
Kurangi ketergantungan pada China, Bukit Asam membidik pasar ASEAN
[]
Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen batubara pelat merah, PT Bukit Asam Tbk (PTBA), berupaya menggali peluang pasar ekspor baru. Langah itu ditempuh untuk mengurangi ketergantungan pada pasar Tiongkok.

Sekretaris Perusahaan Bukit Asam Suherman menuturkan, perusahaan akan menaikkan porsi penjualan batubara ke negara ASEAN. Alasannya, kebutuhan batubara di kawasan ini berpotensi terus meningkat untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik.

Selain untuk memperluas pasar, emiten berkode saham PTBA di Bursa Efek Indonesia ini berkepentingan untuk mengurangi ketergantungan terhadap permintaan dari Tiongkok. Sebab, permintaan batubara dari Negeri Tembok Raksasa ini cenderung menurun seiring dengan kebijakan pemerintah setempat.

Selama ini, China menjadi negara tujuan ekspor utama Bukit Asam. Pada semester I-2018, penjualan ke Tiongkok mencapai 18,3% dari total penjualan batubara Bukit Asam.

Selain ASEAN, manajemen Bukit Asam mengincar peningkatan penjualan ke Jepang dan Taiwan seiring rencana perusahaan mendongkrak penjualan batubara berkalori tinggi.

Dalam memproduksi batubara berkalori tinggi, Bukit Asam mengandalkan lokasi tambang di bekas perumahan karyawan, termasuk di dalam area tambang Air Laya.

Tahun ini, manajemen menargetkan porsi produksi batubara berkalori tinggi bisa mencapai sekitar 900.000 ton. Jumlah itu setara 3%-4% dari total produksi batubara Bukit Asam.

Hingga Agustus 2018, Bukit Asam telah memproduksi batubara berkalori tinggi sebesar 100.000 ton. Dengan harga jual bagus, kata Suherman, batubara berkalori tinggi menyasar pasar premium, antara lain Jepang dan Taiwan. "Skema harganya mengacu pada floating price dengan acuan indeks Newcastle," kata dia.

Saat ini, mayoritas produksi batubara Bukit Asam berasal dari tambang Air Laya, Muara Tiga Besar, dan Banko Barat. Semuanya berlokasi di Tanjung Enim.

Untuk cadangan tertambang batubara, Suherman bilang, Bukit Asam masih memiliki cadangan cukup besar, yakni mencapai 3,3 miliar ton. Makanya, Bukit Asam belum berencana menambah lokasi penambangan baru dalam waktu dekat.

Manajemen Bukit Asam masih mempertahankan target produksi tahun ini sebesar 25,5 juta ton. Dengan dukungan cuaca panas, mereka bakal menggenjot produksi di pengujung tahun ini.

Selama Januari hingga Agustus tahun ini, produksi batubara Bukit Asam sebesar 13,82 juta ton. Pasar domestik masih mendominasi penjualan, yakni 51% dari total penjualan. Sedangkan porsi ekspor sebesar 49%. Secara terperinci, penjualan domestik Bukit Asam sebesar 7,48 juta ton, sementara penjualan ekspor mencapai 7 juta ton.   

Bagikan

Berita Terbaru

Terdepak Dari Indeks LQ45, Berikut Ini Saham Yang Masih Bisa Dilirik
| Jumat, 31 Oktober 2025 | 20:23 WIB

Terdepak Dari Indeks LQ45, Berikut Ini Saham Yang Masih Bisa Dilirik

BRIS dan JSMR masih lebih diuntungkan karena memiliki sentimen makro, serta dukungan BUMN, katalis belanja & transportasi di kuartal IV.

Prospek Positif Sumber Alfaria Trijaya (AMRT) Berkat Program Stimulus Pemerintah
| Jumat, 31 Oktober 2025 | 20:17 WIB

Prospek Positif Sumber Alfaria Trijaya (AMRT) Berkat Program Stimulus Pemerintah

AMRT menjadi salah satu emiten yang diuntungkan dari kebijakan dana bantuan tunai mengingat profil konsumennya dominan di kelas menengah-bawah.

Masuk ke LQ45 dan Rumor IPO Anak Usaha Bawa Saham EMTK Menguat
| Jumat, 31 Oktober 2025 | 16:51 WIB

Masuk ke LQ45 dan Rumor IPO Anak Usaha Bawa Saham EMTK Menguat

Ke depannya performa saham EMTK akan sangat bergantung ke arah bisnisnya, terutama di sektor media dan digital.

Bakal Akusisi Mah Sing, Begini Rekomendasi Saham Dharma Polimetal (DRMA)
| Jumat, 31 Oktober 2025 | 15:55 WIB

Bakal Akusisi Mah Sing, Begini Rekomendasi Saham Dharma Polimetal (DRMA)

DRMA terus mempercepat ekspansinya di sektor kendaraan listrik (EV) melalui platform Dharma Connect.

Banyak yang Janggal di Saham DADA, Berikut ini Catatannya
| Jumat, 31 Oktober 2025 | 11:00 WIB

Banyak yang Janggal di Saham DADA, Berikut ini Catatannya

Sesuatu yang janggal mulai terendus saat PT Karya Permata Inovasi Indonesia, entitas pengendali, sibuk menjual saham DADA menuju puncak.

Petani Tembakau Terbelit Masalah Kronis
| Jumat, 31 Oktober 2025 | 07:25 WIB

Petani Tembakau Terbelit Masalah Kronis

Pada musim panen tahun ini, kompetisi pembelian dari industri semakin berkurang, akibatnya harga pun cenderung turun.

Prospek Emiten Barang Konsumen FMCG Masih Menarik
| Jumat, 31 Oktober 2025 | 06:34 WIB

Prospek Emiten Barang Konsumen FMCG Masih Menarik

Kkinerja keuangan emiten konsumer cukup baik karena penurunan input cost seiring dengan melandainya harga sejumlah bahan baku

Rupiah Terkena Imbas Pemangkasan Bunga The Fed
| Jumat, 31 Oktober 2025 | 06:30 WIB

Rupiah Terkena Imbas Pemangkasan Bunga The Fed

Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS usai The Federal Rerserve (The Fed) pangkas suku bunga.

Window Dressing Datang Malu-Malu di Tahun Ini
| Jumat, 31 Oktober 2025 | 06:27 WIB

Window Dressing Datang Malu-Malu di Tahun Ini

 Meskipun ada peluang, nampaknya para fund manager tak akan agresif melakukan window dressing di tahun ini.

Geliat Ekonomi dari Legalnya Sumur Minyak Rakyat
| Jumat, 31 Oktober 2025 | 06:23 WIB

Geliat Ekonomi dari Legalnya Sumur Minyak Rakyat

Legalisasi berpotensi menciptakan efek berantai bagi ekonomi lokal, mulai dari jasa pengeboran, transportasi hingga tumbuhnya UMKM

INDEKS BERITA

Terpopuler