Kurs Rupiah Kembali Menguat Pasca Data Ekonomi AS Melemah

Rabu, 05 Juli 2023 | 04:25 WIB
Kurs Rupiah Kembali Menguat Pasca Data Ekonomi AS Melemah
[]
Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Data manufaktur Amerika Serikat (AS) yang lebih lemah dari perkiraan menyebabkan dollar AS kembali loyo. Efek tersebut sepertinya masih akan terasa hingga perdagangan Rabu (5/7).

Selasa (4/7), rupiah di pasar spot menguat 0,24% di Rp 14.994. Berdasarkan kurs Jisdor rupiah menguat 0,11% di Rp 15.018. 

Baca Juga: Rupiah Diprediksi Menguat Terbatas Pada Rabu (5/7)

Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede menyebut, rilis data manufaktur AS  lebih rendah dibandingkan proyeksi para analis di level 47. ISM Manufacturing PMI di Juni 2023 di 46 lebih rendah dari bulan sebelumnya di 46,9. "Penguatan juga didukung revisi defisit Indonesia dari sebelumnya 2,84% ke 2,28% dari PDB," ujar dia. 

Josua menilai, seiring libur AS maka pergerakan rupiah akan terbatas. Pengamat Komoditas dan Mata Uang, Lukman Leong mengatakan, rupiah akan kembali menguat karena data ekonomi AS yang lebih melemah. 

"Namun investor cenderung wait and see menantikan pernyataan Gubernur Fed dalam risalah pertemuan FOMC Rabu atau Kamis dini hari waktu Indonesia," kata Lukman. Dia memprediksi, rupiah di Rp 14.950 - Rp 15.050. Dan proyeksi Josua rupiah di area Rp 14.925-Rp 15.025. 

Baca Juga: Rupiah Jisdor Menguat 0,10% ke Rp 15.018 Per Dolar AS Pada Selasa (4/7)
 

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Pungutan Ekspor Sawit Turun dari Target Awal
| Jumat, 22 November 2024 | 09:50 WIB

Pungutan Ekspor Sawit Turun dari Target Awal

Tahun ini BPDPKS menargetkan setoran pungutan ekspor sawit sebesar Rp 24 triliun, turun dari target awal

Rencana PPN Naik Menuai Petisi Penolakan
| Jumat, 22 November 2024 | 09:32 WIB

Rencana PPN Naik Menuai Petisi Penolakan

Ribuan masyarakat Indonesia menandatangani petisi yang menolak rencana kenaikan tarif PPN menjadi 12% tersebut

Tax Amnesty Bisa Gagal Tarik Dana
| Jumat, 22 November 2024 | 09:14 WIB

Tax Amnesty Bisa Gagal Tarik Dana

Menurut Direktur Eksekutif Indef Eko Listiyanto, tax amnesty tidak bisa diterapkan terus-menerus dalam waktu singkat

Cuan Tinggi Saham Pendatang Baru
| Jumat, 22 November 2024 | 09:12 WIB

Cuan Tinggi Saham Pendatang Baru

Kendati harga saham pendatang baru sudah naik tinggi hingga ratusan persen, waspadai pembalikan arah

Upaya Dorong Ekonomi Akan Memperlebar CAD
| Jumat, 22 November 2024 | 08:58 WIB

Upaya Dorong Ekonomi Akan Memperlebar CAD

Bank Indonesia memperkirakan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) sepanjang tahun 2024 bisa melebar jadi 0,9% PDB

WTON Memangkas Target Nilai Kontrak Baru Jadi Rp 6 Triliun
| Jumat, 22 November 2024 | 08:52 WIB

WTON Memangkas Target Nilai Kontrak Baru Jadi Rp 6 Triliun

PT Wika Beton Tbk (WTON) memperkirakan, hingga akhir 2024 ini nilai kontrak baru hanya akan mencapai ke Rp 6 triliun.

Nobel Ekonomi 2024 dan Pengendalian Inflasi
| Jumat, 22 November 2024 | 08:15 WIB

Nobel Ekonomi 2024 dan Pengendalian Inflasi

Keberadaan tiga BUMD pangan yang ada di Jakarta jadi kunci pengendalian inflasi di Provinsi DKI Jakarta

Mimpi ke Piala Dunia
| Jumat, 22 November 2024 | 08:00 WIB

Mimpi ke Piala Dunia

Indonesia harus mulai membuat cetak biru pengembangan sepakbola nasional yang profesional agar mimpi ke Piala Dunia jadi kenyataan.

Status Belum Jelas, Swasta Tunda Proyek Hotel IKN
| Jumat, 22 November 2024 | 07:30 WIB

Status Belum Jelas, Swasta Tunda Proyek Hotel IKN

Sampai saat ini, Presiden Prabowo Subianto belum juga menandatangani Keputusan Presiden (Kepres) soal pemindahan ibu kota.

Daya Beli Lesu, Bisnis Sepeda Layu
| Jumat, 22 November 2024 | 07:20 WIB

Daya Beli Lesu, Bisnis Sepeda Layu

Minat masyarakat untuk membeli sepeda tampak menyusut paska pandemi dan diperparah dengan pelemahan daya beli masyarakat.

INDEKS BERITA

Terpopuler