Laba Bersih Kuartal I-2021 Melejit, Prospek Kinerja dan Saham LSIP Pun Jadi Menarik

Jumat, 02 Juli 2021 | 09:35 WIB
Laba Bersih Kuartal I-2021 Melejit, Prospek Kinerja dan Saham LSIP Pun Jadi Menarik
[ILUSTRASI. Kebun kelapa sawit milik PT London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP) di Kabupaten Asahan, Sumatera Utara. KONTAN/Daniel Prabowo/25/08/2007]
Reporter: Tedy Gumilar | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja keuangan kuartal I-2021 yang membaik, membuat optimisme atas prospek PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) membuncah. Kinerja keuangan emiten kelapa sawit milik Grup Salim ini, sepanjang 2021 diprediksi bakal membaik. 

Realisasi kinerja kuartal-I dan proyeksi kinerja sepanjang 2021 ditopang oleh asumsi harga jual rata-rata crude palm oil (CPO) dan volume produksi yang lebih tinggi.

Pada kuartal I-2021, pendapatan LSIP melejit 47,6% year on year (yoy) menjadi sekitar Rp 1,2 triliun. Penjualan kepada PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) mendominasi, yakni 72,38% dari total penjualan. Nilainya mencapai Rp 865,40 miliar.

Dalam struktur perusahaan, Grup Salim menempatkan PT Salim Ivomas Pratama Tbk sebagai induk usaha dan pengendali LSIP. SIMP tercatat memiliki 59,48% saham LSIP.

 

 

Catatan Andreas Kenny, Analis BRI Danareksa Sekuritas, kenaikan penjualan LSIP di kuartal I-2021 didongkrak oleh kenaikan harga jual rata-rata (average selling price/ASP) CPO sekitar 11,6% (yoy) menjadi Rp 9.626 per kg.

Kenaikan harga jual CPO ini membuat gross profit margin LSIP pada kuartal I-2021 melonjak dari 18,7% di kuartal I-2020 menjadi 35,6% di kuartal I-2021.

Baca Juga: Saham Yang Baru Masuk Indeks Sri-Kehati Layak Dilirik

Di saat bersamaan, Andreas Kenny dalam riset 1 Juli 2021 menyebut, produksi CPO tumbuh 6,9% (yoy) dan penjualan CPO perseroan melompat 27,6% (yoy).

Ujung-ujungnya, laba bersih LSIP melambung 266,8% menjadi Rp 297,2 miliar. Meski begitu, secara kuartalan (quarter on quarter/qoq) laba bersih LSIP anjlok sekitar 29%.

Rekomendasi saham LSIP >>>

Kinerja keuangan kuartal pertama menjadi sinyal perbaikan kinerja sepanjang tahun ini. Andreas Kenny mendasarkan proyeksi tersebut pada asumsi harga CPO sepanjang 2021 yang ada di RM 3.400 per ton. 

Sebelumnya, asumsi harga CPO tahun ini ada di RM 3.200 per ton. Walhasil, hal itu akan berdampak pada kenaikan ASP sekitar 12,5% menjadi 9.631 per kg.

Di sisi lain, induk usaha LSIP, yakni SIMP juga diprediksi akan membeli lebih banyak produk LSIP sepanjang 2021.

Dus, Andreas Kenny memperkirakan laba bersih LSIP tahun ini bisa tumbuh 43,9%, alias menembus angka Rp 1 triliun.

Dengan proyeksi kinerja yang demikian, Andreas Kenny mempertahankan rekomendasi beli saham LSIP. Target harganya dinaikkan Rp 50 menjadi Rp 1.900 per saham.

"P/E LSIP sangat murah di 7,0 kali dan kami percaya harga saham LSIP telah mencapai titik terendah," katanya.

Baca Juga: BPK Beri Saran Cut Loss ke BPJS Ketenagakerjaan, Hasan Zein: BPK Siap Tanggung Jawab?

Dari sisi teknikal, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat peluang kenaikan harga LSIP.

Ini terlihat dari indikator MACD yang sudah membentuk golden cross dan Stochastic yang sudah bergerak dari area oversold ke area positif. Sementara area support ada di 965. Untuk resistance ada di 1.130 dan 1.240.

Dus, Herditya merekomendasikan buy on weakness saham LSIP di area 1.020-1.060

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan Anda. Kontan dan Analis tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi Anda.

Selanjutnya: Menyambut LRT Jabodebek, Pengembang Properti Memacu Penyelesaian Proyek TOD

 

Bagikan

Berita Terbaru

Saham Perkapalan Mengangkat Sauh, Cuma Gorengan atau Fundamental yang Mulai Berlayar?
| Minggu, 21 Desember 2025 | 10:10 WIB

Saham Perkapalan Mengangkat Sauh, Cuma Gorengan atau Fundamental yang Mulai Berlayar?

Sepanjang tahun 2025 berjalan, harga saham emiten kapal mengalami kenaikan harga signifikan, bahkan hingga ratusan persen.

Analisis Astra International, Bisnis Mobil Lesu tapi Saham ASII  Malah Terbang 31,85%
| Minggu, 21 Desember 2025 | 09:05 WIB

Analisis Astra International, Bisnis Mobil Lesu tapi Saham ASII Malah Terbang 31,85%

Peluncuran produk baru seperti Veloz Hybrid diharapkan bisa menjadi katalis penahan penurunan volume penjualan. 

Embusan Angin Segar Bagi Investor Saham dan Kripto di Indonesia dari Amerika
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:31 WIB

Embusan Angin Segar Bagi Investor Saham dan Kripto di Indonesia dari Amerika

Kebijakan QE akan mengubah perilaku investor, perbankan dan institusi memegang dana lebih hasil dari suntikan bank sentral melalui obligasi. 

Nilai Tukar Rupiah Masih Tertekan di Akhir Tahun
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:30 WIB

Nilai Tukar Rupiah Masih Tertekan di Akhir Tahun

Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot melemah 0,16% secara harian ke Rp 16.750 per dolar AS pada Jumat (19/12)

Akuisisi Tambang Australia Tuntas, Bumi Resources Gelontorkan Duit Rp 346,9 Miliar
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:15 WIB

Akuisisi Tambang Australia Tuntas, Bumi Resources Gelontorkan Duit Rp 346,9 Miliar

Transformasi bertahap ini dirancang untuk memperkuat ketahanan BUMI, mengurangi ketergantungan pada satu siklus komoditas.

Rajin Ekspansi Bisnis, Kinerja Grup Merdeka Masih Merana, Ada Apa?
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:06 WIB

Rajin Ekspansi Bisnis, Kinerja Grup Merdeka Masih Merana, Ada Apa?

Tantangan utama bagi Grup Merdeka pada 2026 masih berkaitan dengan volatilitas harga komoditas, terutama nikel. 

Chandra Asri Pacific (TPIA) Terbitkan Obligasi Sebesar Rp 1,5 Triliun
| Minggu, 21 Desember 2025 | 07:42 WIB

Chandra Asri Pacific (TPIA) Terbitkan Obligasi Sebesar Rp 1,5 Triliun

Dana bersih dari hasil obligasi ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan seluruhnya untuk keperluan modal kerja. 

Kelolaan Reksadana Syariah Tumbuh Subur di 2025
| Minggu, 21 Desember 2025 | 07:00 WIB

Kelolaan Reksadana Syariah Tumbuh Subur di 2025

Dana kelolaan reksadana syariah mencapai Rp 81,54 triliun per November 2025, meningkat 61,30% secara year-to-date (ytd). 

Menjaga Keseimbangan Cuan Bisnis Bank Syariah & ESG
| Minggu, 21 Desember 2025 | 06:10 WIB

Menjaga Keseimbangan Cuan Bisnis Bank Syariah & ESG

Di tengah dorongan transisi menuju ekonomi rendah karbon, perbankan diposisikan sebagai penggerak utama pembiayaan berkelanjutan.

Mengunci Target Pertumbuhan Ekonomi
| Minggu, 21 Desember 2025 | 06:10 WIB

Mengunci Target Pertumbuhan Ekonomi

​ Pemerintah, dengan semangat dan ambisi besar seperti biasanya, menargetkan 2026 sebagai pijakan awal menuju mimpi pertumbuhan ekonomi 8%.

INDEKS BERITA

Terpopuler