Laba GGRM Tertekan 26,7% di akhir 2021, Begini Rekomendasi Analis

Jumat, 01 April 2022 | 07:00 WIB
Laba GGRM Tertekan 26,7% di akhir 2021, Begini Rekomendasi Analis
[]
Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laba PT Gudang Garam Tbk (GGRM) masih tertekan sepanjang tahun 2021. Emiten rokok ini mencatat laba bersih Rp 5,6 triliun, atau turun 26,7% dibanding realisasi laba tahun 2020.

Padahal, di tahun 2021, GGRM mencatat kenaikan pendapatan dari sebelumnya Rp 114,47 triliun jadi Rp 124,88 triliun. Artinya, pendapatan naik sekitar 9,09%.

Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo menilai, laba GGRM turun akibat beban pokok penjualan yang naik cukup tinggi dibanding tahun sebelumnya. Pada laporan keuangan GGRM, tercatat beban pokok pendapatan naik 13,92% year on year menjadi Rp 110,6 triliun.

Penjualan GGRM tetap tumbuh karena minat konsumen terhadap produk Gudang Garam masih tinggi. "Strategi perusahaan mampu menjaga performa tetap baik," ujar William, Kamis (31/3).

Pendapatan dan laba bersih GGRM tahun ini juga berpeluang tumbuh didorong situasi pandemi yang semakin terkendali. Harapannya, ini mendorong daya beli masyarakat. "Kondisi ekonomi Indonesia secara umum juga membaik yang turut mendukung prospek baik GGRM di tahun 2022," sebut William.

Di akhir tahun 2021, GGRM juga dibebani utang lebih besar dibanding tahun 2020. Tercatat, liabilitas emiten ini naik Rp 11 triliun atau 55,96% menjadi Rp 30,68 triliun dari sebelumnya Rp 19,67 triliun.

Direktur GGRM Herry Susianto menjelaskan dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (31/3), ada kenaikan pinjaman bank jangka pendek sebesar Rp 3,9 triliun menjadi Rp 9,95 triliun. Pinjaman ini untuk keperluan operasional perusahaan.

Selain itu, ada kenaikan di utang cukai, PPN dan pajak rokok sebesar Rp 7 triliun menjadi Rp 16,10 triliun. Penyebabnya adalah perbedaan periode jatuh tempo utang di dua tanggal tersebut dan kenaikan nilai tarif cukai.

Secara teknikal, Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana melihat, GGRM berada pada awal fase uptrend jika dapat bertahan di atas level support. Dia merekomendasikan buy dengan support pada level Rp 30.600 dan resistance di Rp 33.575.

Sementara William merekomendasikan buy on weakness dengan support Rp 29.950 dan resistance Rp 36.000.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Mengupas Kinerja Hingga Prospek Emiten Anggota MIND ID di 2026: ANTM dan TINS (Bag 1)
| Senin, 08 Desember 2025 | 09:32 WIB

Mengupas Kinerja Hingga Prospek Emiten Anggota MIND ID di 2026: ANTM dan TINS (Bag 1)

Di luar harga komoditas, faktor struktural lain bakal memengaruhi prospek PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Timah Tbk (TINS).

Laba ACES Diproyeksi Turun 20% di 2025, bisa Rebound Berkat Low Base Effect di 2026
| Senin, 08 Desember 2025 | 07:57 WIB

Laba ACES Diproyeksi Turun 20% di 2025, bisa Rebound Berkat Low Base Effect di 2026

Strategi rejuvenasi PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES) meliputi revamp flagship store dan gerai Neka.

Asing Rajin Borong Saham TLKM, JP Morgan hingga Invesco Serok Ratusan Juta Lembar
| Senin, 08 Desember 2025 | 07:30 WIB

Asing Rajin Borong Saham TLKM, JP Morgan hingga Invesco Serok Ratusan Juta Lembar

Mayoritas analis berdasarkan konsensus Bloomberg masih memandang bullish saham PT Telkom Indonesia Tbk.

Awal Pekan Sambil Menanti Data Ekonomi, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Senin, 08 Desember 2025 | 07:07 WIB

Awal Pekan Sambil Menanti Data Ekonomi, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Pasar mencermati rilis sejumlah data ekonomi domestik pekan ini. Mulai  penjualan sepeda motor, IKK serta data penjualan ritel bulan Oktober. 

Kinerja Emiten Rumah Sakit Masih Akan Bertumbuh di 2026
| Senin, 08 Desember 2025 | 06:45 WIB

Kinerja Emiten Rumah Sakit Masih Akan Bertumbuh di 2026

Kenaikan kinerja seiring permintaan layanan kesehatan yang terus meningkat dan pertumbuhan kuat dari segmen pasien pribadi.

Rupiah di Awal Pekan Menanti Arah Angin Fed
| Senin, 08 Desember 2025 | 06:30 WIB

Rupiah di Awal Pekan Menanti Arah Angin Fed

Rupiah pada awal pekan ini akan dipengaruhi sentimen pasar yang mulai fokus ke keputusan FOMC pada 9-10 Desember 2025. 

Banjir Turut Menggerus Pertumbuhan Ekonomi
| Senin, 08 Desember 2025 | 06:25 WIB

Banjir Turut Menggerus Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini berpotensi di bawah 5%                                 

Tata Kelola BPD Dipertanyakan
| Senin, 08 Desember 2025 | 06:20 WIB

Tata Kelola BPD Dipertanyakan

Terbaru, terjadi kasus tindak pidana perbankan di Bank kaltimtara yang melibatkan pimpinan kantor cabang dan kantor wilayah bank ​

Bank Kecil Prediksi Tahun Depan Masih Menantang
| Senin, 08 Desember 2025 | 06:20 WIB

Bank Kecil Prediksi Tahun Depan Masih Menantang

Kinerja pembiayaan bank-bank kecil di jajaran kelompok bank berdasarkan modal inti (KBMI) 1 semakin melempem.​

Harga Logam Mulia Tersengat Sentimen The Fed
| Senin, 08 Desember 2025 | 06:15 WIB

Harga Logam Mulia Tersengat Sentimen The Fed

Belakangan ini, harga logam mulia bergerak variatif, Harga emas terkoreksi tipis, sementara perak justru mencatat penguatan cukup tinggi. 

INDEKS BERITA

Terpopuler