Laris Manis, Penjualan Sukuk Tabungan ST-004 Mencapai Rp 2,63 Triliun

Sabtu, 25 Mei 2019 | 12:38 WIB
Laris Manis, Penjualan Sukuk Tabungan ST-004 Mencapai Rp 2,63 Triliun
[]
Reporter: Arsy Ani Sucianingsih, Dimas Andi | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan Sukuk Negara Tabungan seri ST-004 laris manis. Instrumen surat utang ritel ini berhasil terjual sebanyak Rp 2,63 triliun.

Ini artinya, penjualannya mengalami kelebihan permintaan atawa oversubscribe sekitar 1,3 kali dari target awal sebesar Rp 2 triliun.

Selain itu, angka penjualan ST-004 juga lebih tinggi ketimbang Savings Bond Ritel seri SBR-006 yang ditawarkan bulan lalu, yang hanya berhasil mendapatkan Rp 2,26 triliun.

Permintaan terhadap ST-004 ini tinggi disinyalir karena banyak investor yang sudah menanti produk syariah. Pembagian tunjangan hari raya juga berpengaruh.

"Meskipun pengeluaran di bulan Ramadan tinggi tetapi diimbangi bonus dan dividen yang dikeluarkan perusahaan di bulan ini, sehingga investor tetap memiliki dana untuk investasi," kata Direktur Pembiayaan Syariah Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Dwi Irianti Hadiningdyah kepada KONTAN, Jumat (24/5).

Sementara Head of Fixed Income Fund Manager Prospera Asset Management Eric Sutedja mengatakan, tingginya angka penjualan ST-004 juga dipengaruhi oleh tingkat imbalan minimal yang sebesar 7,95%. Angka ini masih menarik karena ada peluang Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan di semester dua. Karena itu, banyak investor yang memiliki berburu SBN ritel sejak dini.

Ekonom Pemeringkat Efek Indonesia Fikri C. Permana pun melihat jumlah investor baru yang memesan instrumen ini tergolong besar. Jumlahnya mencapai 6.266 investor dari total 12.528 investor ST-004 di seluruh Indonesia.

Jika ditelusuri, generasi milenial mendominasi jumlah investor ST-004, yakni sebanyak 6.494 investor atau berkontribusi sebesar 51,8% dari total investor. Persentase jumlah investor kalangan milenial di ST-004 mengalami peningkatan dibandingkan ST003 lalu, yang baru mencapai 51,7%.

Sebaliknya, dari sisi volume pemesanan, investor generasi baby boomers menjadi yang terbesar. Jumlah pemesanan mencapai 42,4% dari total volume pemesanan ST-004.

Research Analyst Capital Asset Management Desmon Silitonga melihat, tingginya nilai pemesanan ST-004 dari investor generasi baby boomers bukan hanya disebabkan investor tersebut lebih mapan dari sisi finansial. Karakteristik ST-004 yang bertenor pendek dan tidak diperdagangkan di pasar sekunder juga dinilai cocok bagi investor baby boomers.

Dari hasil penjualan ini pun semakin terlihat bahwa tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia semakin meningkat. Sebab, banyak masyarakat yang sudah bisa menggunakan dana idle atau dana mengendap untuk melakukan investasi

Di sisi lain, rata-rata volume pemesanan yang sebesar Rp 210 juta juga mengindikasikan pemerintah berhasil memperdalam pasar obligasi nasional. Angka ini pun menjadi yang terbaik sepanjang penerbitan SBN ritel secara online. Yang terpenting adalah jumlah investor baru terus bertambah dan perlu dipastikan bahwa SBN ritel ini benar-benar menyasar investor individu lokal, ungkap Desmon.

Walau jumlah mitra distribusi bertambah, ternyata penyebaran penjualan ST-004 pun belum merata. Dwi mengaku, masih ada sejumlah mitra distribusi yang minim penjualan ST-004. "Masih banyak mitra distribusi baru yang perlu penyesuaian," ujar dia.

Dari 20 mitra distribusi yang digandeng pemerintah, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) kembali menjadi agen penjual terbanyak. "Penjualan BCA mencapai Rp 858 miliar dan berikutnya adalah Bank Mandiri," beber Dwi.

Bagikan

Berita Terbaru

Asuransi Syariah Siapkan Strategi Mempertebal Modal
| Jumat, 26 Desember 2025 | 04:15 WIB

Asuransi Syariah Siapkan Strategi Mempertebal Modal

Di tahun depan, industri asuransi syariah harus mempersiapkan diri untuk memenuhi kenaikan ekuitas minimal yang akan berlaku pada tahun 2028.

Inovasi Digital dan Prospek Ekonomi 2026
| Jumat, 26 Desember 2025 | 04:11 WIB

Inovasi Digital dan Prospek Ekonomi 2026

Kita tak bisa lagi hanya mengandalkan komoditas, tenaga kerja murah, atau pasar domestik yang besar.

Imbal Hasil SBN Naik: Beban Utang APBN Meningkat, Bagaimana Dampaknya?
| Kamis, 25 Desember 2025 | 19:34 WIB

Imbal Hasil SBN Naik: Beban Utang APBN Meningkat, Bagaimana Dampaknya?

Kenaikan imbal hasil SBN menjadi salah satu tanda perubahan sentimen pasar terhadap risiko fiskal dan arah ekonomi domestik.

IHSG Paling Bapuk di Asia Tenggara Pekan Ini, Turun 0,83% Dalam 3 Hari
| Kamis, 25 Desember 2025 | 13:43 WIB

IHSG Paling Bapuk di Asia Tenggara Pekan Ini, Turun 0,83% Dalam 3 Hari

IHSG melemah 0,83% untuk periode 22-24 Desember 2025. IHSG ditutup pada level 8.537,91 di perdagangan terakhir, Rabu (24/12).

Saham Terafiliasi Grup Bakrie Terbang, Kini Tersisa Jebakan atau Masih Ada Peluang?
| Kamis, 25 Desember 2025 | 11:05 WIB

Saham Terafiliasi Grup Bakrie Terbang, Kini Tersisa Jebakan atau Masih Ada Peluang?

Potensi kenaikan harga saham terafiliasi Bakrie boleh jadi sudah terbatas lantaran sentimen-sentimen positif sudah priced in.

Imbal Hasil SRBI Naik di Akhir Tahun Meski BI Rate Stabil
| Kamis, 25 Desember 2025 | 10:08 WIB

Imbal Hasil SRBI Naik di Akhir Tahun Meski BI Rate Stabil

Imbal hasil instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang turun sejak awal tahun, berbalik naik dalam dua bulan terakhir tahun 2025.

Laba Diprediksi Tergerus, PTBA Terjepit Bea Keluar Batubara dan Downtrend Harga Saham
| Kamis, 25 Desember 2025 | 10:05 WIB

Laba Diprediksi Tergerus, PTBA Terjepit Bea Keluar Batubara dan Downtrend Harga Saham

Sebagai pelopor, PTBA berpeluang menikmati insentif royalti khusus untuk batubara yang dihilirisasi.

Prospek Batubara 2026 Menantang, Indonesia di Posisi Maju Kena Mundur Juga Kena
| Kamis, 25 Desember 2025 | 09:05 WIB

Prospek Batubara 2026 Menantang, Indonesia di Posisi Maju Kena Mundur Juga Kena

Harga batubara Australia, yang menjadi acuan global, diproyeksikan lanjut melemah 7% pada 2026, setelah anjlok 21% di 2025. 

Bisnis Blue Bird Diprediksi Masih Kuat di 2026, Tidak Digoyah Taksi Listrik Vietnam
| Kamis, 25 Desember 2025 | 08:10 WIB

Bisnis Blue Bird Diprediksi Masih Kuat di 2026, Tidak Digoyah Taksi Listrik Vietnam

Fitur Fixed Price di aplikasi MyBluebird mencatatkan pertumbuhan penggunaan tertinggi, menandakan preferensi konsumen terhadap kepastian harga.

Meski Cuaca Ekstrem Gerus Okupansi Nataru, Santika Hotels Tetap Pede Tatap 2026
| Kamis, 25 Desember 2025 | 07:10 WIB

Meski Cuaca Ekstrem Gerus Okupansi Nataru, Santika Hotels Tetap Pede Tatap 2026

Santika Hotels & Resorts menyiapkan rebranding logo agar lebih relevan dan dapat diterima oleh seluruh lapisan generasi.

INDEKS BERITA

Terpopuler