Lelang Sukuk Masih Jadi Incaran Investor

Sabtu, 30 Maret 2019 | 07:51 WIB
Lelang Sukuk Masih Jadi Incaran Investor
[]
Reporter: Dimas Andi | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada Selasa (2/4) mendatang, pemerintah akan kembali menggelar lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara. Pemerintah tampak optimistis atas lelang kali ini. Terlihat dari target indikatif lelang sukuk yang ditetapkan sebesar Rp 8 triliun.

Asal tahu saja, bakal ada enam seri sukuk negara yang ditawarkan. Yakni, SPN-S 03102019, PBS014, PBS019, PBS021, PBS022, dan PBS015.

Sejumlah analis meramal, penawaran sukuk negara ini masih banjir peminat meskipun terdapat sentimen negatif yang mempengaruhi market belakangan ini.

Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail mengatakan, investor diyakini masih akan agresif masuk ke pasar obligasi dalam negeri melalui lelang sukuk negara. Bahkan bukan tidak mungkin penawaran yang masuk bisa mendekati pencapaian lelang sukuk sebelumnya.

Sebagai gambaran, pada lelang sukuk negara 19 Maret lalu, permintaan dari investor mencapai Rp 29,69 triliun. Namun yang diserap hanya sebesar Rp 8,980 triliun.

Memang, sepanjang pekan ini tekanan di pasar obligasi dalam negeri sedikit meningkat. Hal ini lantaran adanya ancaman resesi ekonomi di Amerika Serikat.

Ancaman tersebut turut menimbulkan inversi kurva yield US Treasury. Ini merupakan suatu gejala di mana yield obligasi tenor pendek lebih tinggi ketimbang yield obligasi tenor panjang. Nah, yang terjadi di AS, yield obligasi tenor tiga bulan berhasil menyalip yield obligasi tenor 10 tahun.

Namun Mikail bilang, mengingat yield seri-seri sukuk umumnya lebih tinggi ketimbang Surat Utang Negara (SUN), permintaan dari investor diprediksi masih tinggi. Apalagi, suplai instrumen ini tidak sebanyak obligasi negara konvensional.

Investor akan memaksimalkan lelang nanti sebelum yield sukuk bergerak turun mengikuti tren yang terjadi pada yield SUN, ujar Mikail.

Dia juga bilang, seri bertenor empat sampai tujuh tahun seperti PBS019 dan PBS021 akan menjadi primadona pada lelang mendatang. Namun, tidak menutup kemungkinan seri-seri bertenor lebih panjang akan diburu investor.

Risiko pasar obligasi sudah tidak sebesar bulan-bulan sebelumnya, sehingga investor lebih leluasa menambah durasi obligasi, ungkap Mikail.

Seri PBS019 menawarkan tingkat imbalan 8,25% dengan waktu jatuh tempo pada 15 September 2023. Adapun seri PBS021 menawarkan imbalan 8,50% dengan waktu jatuh tempo pada 15 November 2026.

Bagikan

Berita Terbaru

Xerox Holdings Bakal Akuisisi Lexmark Senilai US$ 1,5 Miliar
| Senin, 23 Desember 2024 | 19:48 WIB

Xerox Holdings Bakal Akuisisi Lexmark Senilai US$ 1,5 Miliar

Lexmark perusahaan yang berbasis di Lexington, Kentucky dibentuk sebagai bentuk spin off dari IBM pada bulan Maret 1991.

Valuasi IPO CBDK Dinilai Menarik, Begini Analisisnya
| Senin, 23 Desember 2024 | 15:51 WIB

Valuasi IPO CBDK Dinilai Menarik, Begini Analisisnya

CBDK meminta harga IPO 19x-26x P/E sepanjang tahun 2025, lebih tinggi dibandingkan perusahaan sejenis di sektornya yang hanya 6x-9x P/E.

Mediasi Diperpanjang, Gugatan 40 Nasabah Mirae Senilai Rp 8,17 Triliun Masih Bergulir
| Senin, 23 Desember 2024 | 14:21 WIB

Mediasi Diperpanjang, Gugatan 40 Nasabah Mirae Senilai Rp 8,17 Triliun Masih Bergulir

Mirae Asset minta waktu hingga 16 Januari 2025 untuk memberikan tanggapan karena proposal penggugat harus dirapatkan melibatkan seluruh direksi.

Pilihan Saham Big Caps Menarik Untuk Investasi Jangka Panjang
| Senin, 23 Desember 2024 | 13:58 WIB

Pilihan Saham Big Caps Menarik Untuk Investasi Jangka Panjang

Saham-saham dengan kapitalisasi pasar atau market capitalization (market cap) besar tak melulu jadi pilihan tepat untuk investasi jangka panjang.

Harga Saham Provident (PALM) Menguat, Aksi Borong Dua Pemegang Picu Lonjakan Harga
| Senin, 23 Desember 2024 | 09:00 WIB

Harga Saham Provident (PALM) Menguat, Aksi Borong Dua Pemegang Picu Lonjakan Harga

PALM mencetak laba bersih Rp 464,63 miliar di Januari-September 2024, dibandingkan periode sebelumnya rugi bersih sebesar Rp 1,94 triliun.

Sektor Bisnis yang Mendorong Perekonomian Domestik
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:52 WIB

Sektor Bisnis yang Mendorong Perekonomian Domestik

Sejumlah sektor usaha dinilai masih prospektif dan berpotensi sebagai motor penggerak ekonomi Indonesia ke depan, setidaknya dalam jangka menengah

Modal Cekak Pemerintah Mengerek Pertumbuhan Ekonomi 2025
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:47 WIB

Modal Cekak Pemerintah Mengerek Pertumbuhan Ekonomi 2025

Tantangan pemerintah Indonesia untuk memacu perekonomian semakin berat pada tahun depan, termasuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8%

Insentif Pajak Mobil Hybrid Dorong Sektor Otomotif, Saham ASII Jadi Unggulan
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:36 WIB

Insentif Pajak Mobil Hybrid Dorong Sektor Otomotif, Saham ASII Jadi Unggulan

Bila mendapatkan insentif pajak, maka PPnBM untuk kendaraan hybrid akan dibanderol sebesar 3% hingga 4%.

Rekomendasi Saham Emiten Barang Konsumsi yang Masih Dibayangi Tekanan Daya Beli
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:35 WIB

Rekomendasi Saham Emiten Barang Konsumsi yang Masih Dibayangi Tekanan Daya Beli

Miten yang bergerak di bisnis barang konsumsi dibayangi sentimen kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12%.

Peluang Tipis IHSG Menguat di Pengujung Tahun
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:25 WIB

Peluang Tipis IHSG Menguat di Pengujung Tahun

Sudah tidak banyak lagi ruang bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk menguat di sisa tahun ini. 

INDEKS BERITA

Terpopuler