Lepas 29,13% Saham, Indonesian Tobacco Bersiap IPO di Bursa

Selasa, 28 Mei 2019 | 07:43 WIB
Lepas 29,13% Saham, Indonesian Tobacco Bersiap IPO di Bursa
[]
Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten tembakau PT Indonesian Tobacco siap menjajakan saham perdananya di bursa tahun ini. Jika tidak ada aral, perusahaan menggelar initial public offering (IPO) pada 4 Juli 2019.

Mengutip prospektus yang dirilis Senin (27/5), perusahaan produksi, distribusi dan perdagangan tembakau iris (shag tobacco) dengan merek Kuda Terbang, Pohon Sagu, dan Anggur Kupu ini akan melepas sebanyak-banyaknya 274,06 juta saham lewat IPO.

Jumlah saham ini setara 29,13% dari modal ditempatkan dan disetor setelah penawaran umum perdana. Nantinya, hasil dana IPO akan digunakan untuk modal kerja berupa pembelian bahan baku atau daun tembakau.

Masa penawaran awal atau digelar 27-31 Mei 2019. Phillip Sekuritas Indonesia menjadi penjamin pelaksana IPO untuk Indonesian Tobacco.

Indonesian Tobacco dimiliki mayoritas atau 90,10% oleh Djonny Saksono, dan 9,90% oleh PT Anugerah Investindo Nusantara. Setelah IPO, kepemilikan Djonny susut menjadi 63,85%. Sedangkan kepemilikan Anugerah menyempit menjadi hanya 7,02%.

Dari prospektusnya, Indonesian Tobacco memiliki aset Rp 355,68 miliar di akhir 2018. Penjualan neto Rp 134,52 miliar atau lebih tinggi 18,64% dari akhir 2017 yang sebesar Rp 113,38 miliar. Kenaikan ini terutama disumbang oleh penjualan lokal yang bertumbuh 20%.

Tercatat, penjualan paling banyak di Papua, sebesar Rp 93,7 miliar. Selain dijual di Tanah Air, shag tobacco perusahaan juga dipasarkan ke Australia, Malaysia, Singapura, dan Inggris. Tetapi, laba Indonesia Tobbaco turun tipis menjadi Rp 8,25 miliar di akhir tahun 2018 dari sebelumnya Rp 8,67 miliar karena kenaikan beban penjualan.

Prospek industri rokok memang positif. Tetapi, emiten tembakau ini harus membuktikan kekuatan merek di pasar yang sudah dikuasai Gudang Garam, Djarum, dan HM Sampoerna. Likuiditas saham di pasar juga diperlukan sebagai syarat layak investasi di bursa. Kalau punya merek yang kuat, investor bisa berharap kinerjanya akan bagus, sehingga sahamnya layak investasi, kata Direktur Avere Investama, Teguh Hidayat.

Bagikan

Berita Terbaru

Mengukur Prospek Saham Sektor Infrastruktur
| Senin, 22 Desember 2025 | 02:22 WIB

Mengukur Prospek Saham Sektor Infrastruktur

Penguatan Indeks Infrastruktur sepanjang 2025 ditopang oleh subsektor telekomunikasi dan infrastruktur digital

Saham Perkapalan Mengangkat Sauh, Cuma Gorengan atau Fundamental yang Mulai Berlayar?
| Minggu, 21 Desember 2025 | 10:10 WIB

Saham Perkapalan Mengangkat Sauh, Cuma Gorengan atau Fundamental yang Mulai Berlayar?

Sepanjang tahun 2025 berjalan, harga saham emiten kapal mengalami kenaikan harga signifikan, bahkan hingga ratusan persen.

Analisis Astra International, Bisnis Mobil Lesu tapi Saham ASII  Malah Terbang 31,85%
| Minggu, 21 Desember 2025 | 09:05 WIB

Analisis Astra International, Bisnis Mobil Lesu tapi Saham ASII Malah Terbang 31,85%

Peluncuran produk baru seperti Veloz Hybrid diharapkan bisa menjadi katalis penahan penurunan volume penjualan. 

Embusan Angin Segar Bagi Investor Saham dan Kripto di Indonesia dari Amerika
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:31 WIB

Embusan Angin Segar Bagi Investor Saham dan Kripto di Indonesia dari Amerika

Kebijakan QE akan mengubah perilaku investor, perbankan dan institusi memegang dana lebih hasil dari suntikan bank sentral melalui obligasi. 

Nilai Tukar Rupiah Masih Tertekan di Akhir Tahun
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:30 WIB

Nilai Tukar Rupiah Masih Tertekan di Akhir Tahun

Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot melemah 0,16% secara harian ke Rp 16.750 per dolar AS pada Jumat (19/12)

Akuisisi Tambang Australia Tuntas, Bumi Resources Gelontorkan Duit Rp 346,9 Miliar
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:15 WIB

Akuisisi Tambang Australia Tuntas, Bumi Resources Gelontorkan Duit Rp 346,9 Miliar

Transformasi bertahap ini dirancang untuk memperkuat ketahanan BUMI, mengurangi ketergantungan pada satu siklus komoditas.

Rajin Ekspansi Bisnis, Kinerja Grup Merdeka Masih Merana, Ada Apa?
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:06 WIB

Rajin Ekspansi Bisnis, Kinerja Grup Merdeka Masih Merana, Ada Apa?

Tantangan utama bagi Grup Merdeka pada 2026 masih berkaitan dengan volatilitas harga komoditas, terutama nikel. 

Chandra Asri Pacific (TPIA) Terbitkan Obligasi Sebesar Rp 1,5 Triliun
| Minggu, 21 Desember 2025 | 07:42 WIB

Chandra Asri Pacific (TPIA) Terbitkan Obligasi Sebesar Rp 1,5 Triliun

Dana bersih dari hasil obligasi ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan seluruhnya untuk keperluan modal kerja. 

Kelolaan Reksadana Syariah Tumbuh Subur di 2025
| Minggu, 21 Desember 2025 | 07:00 WIB

Kelolaan Reksadana Syariah Tumbuh Subur di 2025

Dana kelolaan reksadana syariah mencapai Rp 81,54 triliun per November 2025, meningkat 61,30% secara year-to-date (ytd). 

Menjaga Keseimbangan Cuan Bisnis Bank Syariah & ESG
| Minggu, 21 Desember 2025 | 06:10 WIB

Menjaga Keseimbangan Cuan Bisnis Bank Syariah & ESG

Di tengah dorongan transisi menuju ekonomi rendah karbon, perbankan diposisikan sebagai penggerak utama pembiayaan berkelanjutan.

INDEKS BERITA