KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak kembali merosot setelah menguat selama beberapa hari berturut-turut. Per pukul 20.24 WIB kemarin, harga minyak west Texas intermediate (WTI) turun jadi US$ 67,64 per barel. Sebelumnya, harga minyak sempat melewati level US$ 68, setelah sempat merosot hingga US$ 62 per barel.
Tapi Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai, penurunan yang terjadi hanya koreksi sementara. Sebab dalam sepekan harga minyak WTI sudah mencatatkan kenaikan 6,76%.
Apalagi, sentimen fundamental juga berpotensi mendorong harga minyak naik. Persediaan minyak mentah dunia menurun dalam tiga minggu berturut-turut. Energy Information Administration (EIA) Amerika Serikat juga mencatat permintaan bahan bakar mengalami kenaikan sejak Maret 2020. Selain itu, EIA menyebut cadangan minyak AS turun 2,91 juta barel dari pekan sebelumnya, 3,23 juta barel.
Baca Juga: Harga minyak mentah diprediksi bergerak tipis hingga akhir tahun
Analis menilai harga minyak masih berpotensi naik. Presiden Komisoner HFX Internasional Berjangka Sutopo Widodo menyebut, kebakaran di platform Pemex di Teluk Meksiko, yang mengurangi produksi minyak 421.000 barel, bisa mengerek harga.
Selain ituada ekspektasi permintaan minyak dari China akan naik. Alasannya, China tidak ada melaporkan infeksi virus Covid-19 baru sejak akhir pekan lalu.
Cuma, analis menilai kenaikan harga minyak akan terbatas. Hitungan Analis Monex Investindo Futures Andian Wijaya, level tertinggi minyak hingga akhir tahun nanti cuma di US$ 70 per barel.
Andian menuturkan, pelaku pasar saat ini tengah menanti sinyal tapering off AS. Ini akan mempengaruhi kurs dollar AS, yang kemudian mempengaruhi harga minyak.
Selain itu, ada rencana kenaikan produksi dari negara OPEC+. Padahal di lain pihak, beberapa negara di dunia tengah berjibaku mengatasi varian baru Covid-19. Ini memunculkan kekhawatiran permintaan akan turun saat pasokan melimpah.
Ibrahim juga memprediksi, harga minyak cuma bisa menguat sampai US$ 70 per barel tahun ini, meski ada sentimen kenaikan permintaan di musim dingin. Sutopo malah memperdiksi harga bisa turun ke US$ 60-US$ 61 per barel. Karena itu, ia menilai pergerakan harga minyak juga tidak akan mempengaruhi pergerakan harga komoditas lain.
Baca Juga: Harga minyak stabil tinggi, terdorong penurunan stok minyak AS