Lewat Trans Airways, Chairul Tanjung (CT) Borong 47,9 Juta Saham Garuda (GIAA)

Kamis, 13 Februari 2020 | 13:55 WIB
Lewat Trans Airways, Chairul Tanjung (CT) Borong 47,9 Juta Saham Garuda (GIAA)
[ILUSTRASI. Pesawat Garuda Indonesia melintasi landasan pacu tiga Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) di Tangerang, Banten, Kamis (23/1/2020). Trans Airways menambah kepemilikannya di PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) hingga menjadi 25,80%. FOTO ANTARA/Puspa P]
Reporter: Tedy Gumilar | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Maskapai penerbangan pelat merah PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) kembali memantik perhatian.

Kali ini terkait pembelian saham yang dilakukan oleh salah satu pemegang sahamnya, yakni PT Trans Airways.

Perusahaan milik Chairul Tanjung itu diketahui memborong sekitar 47,9 juta saham GIAA.

Transaksi tersebut membuat kepemilikan Trans Airways di GIAA bertambah 0,18% menjadi sekitar 25,80%.

Merujuk laporan kepemilikan efek 5% atau lebih yang dirilis PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) perubahan kepemilikan Trans Airways tercatat per 11 Februari 2020.

Sejauh ini belum ada informasi resmi yang dirilis mengenai harga pelaksanaan transaksi tersebut.

Baca Juga: Garuda Indonesia (GIAA) tawarkan diskon hingga 30% untuk tiga destinasi ini

Yang jelas, pada hari itu harga rata-rata GIAA di pasar reguler sekitar Rp 376 per saham.

Porsi kepemilikan Trans Airways di GIAA memang terus bertambah sejak masuk sebagai investor di maskapai penerbangan pelat merah itu.

Chairul Tanjung (CT) lewat Trans Airways pertama kali membeli saham GIAA pada 2012 silam.

Saat itu Trans Airways membeli 10,88% saham dari tiga sekuritas penjamin emisi initial public offering (IPO) Garuda.

Saham IPO yang tidak terserap investor dan kemudian ditelan Danareksa Sekuritas, Bahana Sekuritas dan Mandiri Sekuritas, itu dibeli Trans Airways di harga Rp 620 per saham.

Tambah lagi

Pada April 2014 kepemilikan Trans Airways di GIAA bertambah menjadi sekitar 24,6%.

Ini seiring penerbitan saham baru lewat skema rights issue dengan harga Rp 460 per saham yang digelar oleh Garuda saat itu.

Pada April tahun lalu dua komisaris GIAA, yakni Chairal Tanjung dan Dony Oskaria menolak menandatangani laporan keuangan perseroan untuk tahun buku 2018.

Chairal Tanjung adalah adik dari Chairul Tanjung dan perwakilan dari PT Trans Airways.

Baca Juga: Dua Strategi Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMFI) Memacu Laba Bersih 2020

Penolakan tersebut terkait dari pengakuan pendapatan dari kerja sama penyediaan layanan konektivitas dalam penerbangan, antara PT Mahata Aero Teknologi dan PT Citilink Indonesia.

Pengakuan kerja sama itu sebagai pendapatan membuat GIAA akhirnya berhasil membukukan laba sekitar US$ 5 juta.

Belakangan, setelah melakukan penyajian kembali (restatement) laporan keuangan 2018, GIAA mencatatkan kerugian hingga US$ 175 juta.

Baca Juga: Garuda Indonesia (GIAA) yakin masih untung meski target pendapatan tahun ini meleset

Bagikan

Berita Terbaru

Kucuran Pembiayaan Himbara ke Program KDMP Belum Mulai
| Jumat, 17 Oktober 2025 | 09:13 WIB

Kucuran Pembiayaan Himbara ke Program KDMP Belum Mulai

Pemerintah telah meneken Surat Keputusan Bersama (SKB) percepatan pembangunan gerai dan gudang Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) 

Dana Pensiun Lokal Mulai Menandah Saham Bank
| Jumat, 17 Oktober 2025 | 09:03 WIB

Dana Pensiun Lokal Mulai Menandah Saham Bank

Penurunan saham bank tampak teredam karena institusi-institusi lokal mulai menadah saham yang sudah tergolong murah.​

Bidik Rights Issue Rp 3,2 Triliun, Kendali Konglomerat China di PACK Makin Dominan
| Jumat, 17 Oktober 2025 | 09:00 WIB

Bidik Rights Issue Rp 3,2 Triliun, Kendali Konglomerat China di PACK Makin Dominan

Deng Weiming memimpin CNGR Advanced Material, perusahaan yang memproduksi komponen baterai litium, beberapa di antaranya digunakan di mobil.

Melihat Proyeksi Kinerja Sumber Tani Agung Resources di Tengah Reli Saham STAA
| Jumat, 17 Oktober 2025 | 08:47 WIB

Melihat Proyeksi Kinerja Sumber Tani Agung Resources di Tengah Reli Saham STAA

Status unusual market activity (UMA) tak mampu mengerem laju saham STAA yang mulai menanjak sejak 7 Oktober 2025.

Bangun Family Office Tak Pakai APBN
| Jumat, 17 Oktober 2025 | 08:24 WIB

Bangun Family Office Tak Pakai APBN

Menurutnya, konsep family office bertujuan untuk memberikan fasilitas bagi investor individu besar agar menempatkan dananya di Indonesia

Mencari Dana Hingga Rp 3,25 Triliun, PACK Segera  Menggelar Rights Issue
| Jumat, 17 Oktober 2025 | 08:13 WIB

Mencari Dana Hingga Rp 3,25 Triliun, PACK Segera Menggelar Rights Issue

Rencananya, sekitar 86,76% dana hasil rights issue akan dialokasikan untuk pinjaman kepada entitas anak 

Daya Beli Dijaga Aman, Penerimaan Tertekan
| Jumat, 17 Oktober 2025 | 08:12 WIB

Daya Beli Dijaga Aman, Penerimaan Tertekan

Pemerintah menahan sejumlah kebijakan pajak dan cukai demi menjaga daya beli masyarakat             

Penjualan Meningkat, Laba Astra International (ASII) Berpotensi Bakal Bisa Ngebut
| Jumat, 17 Oktober 2025 | 08:05 WIB

Penjualan Meningkat, Laba Astra International (ASII) Berpotensi Bakal Bisa Ngebut

Segmen jasa keuangan diproyeksi tetap stabil. Pendapatan diperkirakan bergerak sejalan meningkatnya penjualan otomotif.

Cum Dividen Saham CMRY Hari Ini, 17 Oktober 2025, Waspadai Potensi Dividend Trap
| Jumat, 17 Oktober 2025 | 08:02 WIB

Cum Dividen Saham CMRY Hari Ini, 17 Oktober 2025, Waspadai Potensi Dividend Trap

Meski dinilai memiliki prospek yang positif, dividen yield saham CMRY di harga saat ini tergolong kecil.

Segar Kumala Indonesia (BUAH) Segera Mengeksekusi Stock Split, Rasionya 1:2
| Jumat, 17 Oktober 2025 | 08:01 WIB

Segar Kumala Indonesia (BUAH) Segera Mengeksekusi Stock Split, Rasionya 1:2

Manajemen Segar Kumala Indonesia berharap, melalui stock split, harga saham BUAH lebih terjangkau bagi investor. 

INDEKS BERITA

Terpopuler