Likuiditas Mengetat, Ini Rekomendasi Analis untuk Saham Bank Mandiri (BMRI)

Rabu, 15 Mei 2019 | 09:08 WIB
Likuiditas Mengetat, Ini Rekomendasi Analis untuk Saham Bank Mandiri (BMRI)
[]
Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencetak kinerja ciamik di kuartal pertama tahun ini. Bank pelat merah terbesar di Tanah Air ini diperkirakan masih bisa mencetak pertumbuhan lebih besar di tahun ini.

Bank dengan kode saham BMRI dan menjadi anggota indeks Kompas100 ini mencetak laba bersih Rp 7,2 triliun di akhir Maret lalu. Pertumbuhannya 23,4% dibanding periode yang sama tahun lalu, yakni Rp 5,9 triliun.

Ada beberapa faktor yang menopang pertumbuhan BMRI. Analis MNC Sekuritas Nurulita Hawaningrum mencatat, penyaluran kredit BMRI naik 12,4% year on year menjadi Rp 790,5 triliun, di atas rata-rata pertumbuhan perbankan yang 12,1%.

Selain itu, Bank Mandiri berhasil memperbaiki kualitas kredit. Provisi kredit atau cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) yang dialokasikan Bank Mandiri turun 28% menjadi hanya Rp 2,7 triliun. Penurunan CKPN ini ikut menopang laba BMRI.

Perbaikan kualitas kredit ini ditopang penurunan rasio kredit macet atau non-performing loan (NPL) menjadi 2,68%. Perbaikan paling signifikan berasal dari segmen pinjaman komersial, yang telah menjadi kontributor utama NPL Bank Mandiri beberapa tahun terakhir.

Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin mengatakan, rasio NPL perusahaan saat ini makin dekat dengan kisaran target NPL 2,5%–2,7%.

"Membaiknya rasio NPL Bank Mandiri disebabkan oleh perbaikan kualitas kredit di hampir seluruh segmen bisnis dan penguatan manajemen risiko serta keberhasilan dalam melakukan shifting portofolio kredit," kata Siddik, April lalu, saat pemaparan kinerja.

Bank Mandiri memang melakukan perubahan portofolio kredit dari yang berisiko tinggi, seperti komersial, ke segmen low risk. Segmen kredit yang ditopang kredit mikro, kredit kepemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor nantinya akan menjadi andalan Bank Mandiri.

Memang, perubahan portofolio ini menjadikan margin bunga Bank Mandiri flat, karena yield bunga lebih rendah. Pada kuartal satu lalu, net interest margin (NIM) BMRI memang turun tipis 15 basis poin menjadi 5,66%. Tetapi, menurut Nurulita, level NIM Bank Mandiri masih tergolong terjaga, ditopang porsi dana murah sekitar 60%.

Analis Ciptadana Sekuritas Erni Marsella melihat, laba Bank Mandiri pada kuartal I-2019 di atas estimasinya. Dia melihat, faktor pendorongnya adalah kemampuan Bank Mandiri mengerek pendapatan bunga.

Net interest income (NII) Bank Mandiri di periode Januari-Maret 2019 turmbuh 9% menjadi Rp 14,4 triliun. "Ini adalah pertumbuhan NII terkuat di antara NII bank BUMN yang rendah sampai dengan kuartal I," kata Erni dalam riset per 30 April.

Dia menambahkan, seiring dengan penurunan provisi, Bank Mandiri juga memangkas biaya kredit atau cost of credit. Ini merupakan biaya pinjaman terendah dalam empat tahun terakhir.

Dengan potensi ke depan, kinerja Bank Mandiri diperkirakan tumbuh lebih pesat hingga akhir tahun 2019 nanti. Analis Deutsche Verdhana Sekuritas Indonesia Raynold Kosasih meramal, laba bersih BMRI masih bisa tumbuh mencapai Rp 28,072 triliun, atau tumbuh 25,8% dibanding tahun lalu.

"Begitu pula dengan pendapatan operasionalnya, bisa tumbuh hingga Rp 61,63 triliun atau tumbuh 24,8%," tulis Raynold dalam riset per 30 April. Dia merekomendasikan beli saham BMRI dengan target harga Rp 10.500 sampai akhir tahun.

Senada, Erni merekomendasikan beli saham BMRI dengan target harga Rp 8.800 sampai dengan akhir tahun. Ia memperkirakan akan ada perbaikan NIM dan pelambatan alokasi provisi kredit.

Nurulita merekomendasikan hold saham BMRI dengat target harga Rp 7.850 sampai dengan akhir tahun. Nurulita menyarankan investor mewaspadai potensi ketatnya likuiditas Bank Mandiri.

Pada kuartal I-2019, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) Bank Mandiri mencapai 7,6%. Angka ini lebih kecil ketimbang langkah agresif penyaluran kredit Bank Mandiri yang mencapai 12%. Nurulita memperkirakan, pertumbuhan dana simpanan masyarakat di Bank Mandiri tetap satu digit di akhir 2019 nanti.

April lalu, Bank Mandiri mengakui sedang mengalami likuiditas ketat. Direktur Keuangan BMRI Panji Irawan mengatakan, untuk menjaga pendanaan, bank meski memberikan special rate pada nasabah. Dengan begitu, tendensi suku bunga pasar masih akan meningkat.

Bagikan

Berita Terbaru

Australia Dorong Dana Pensiun Masuk Indonesia, Danantara Jadi Magnet Baru Investasi
| Selasa, 02 Desember 2025 | 22:29 WIB

Australia Dorong Dana Pensiun Masuk Indonesia, Danantara Jadi Magnet Baru Investasi

Dana pensiun Australia mulai investasi di ASEAN. Indonesia jadi magnet dengan PDB 40% kawasan. Peluang PPP & peran Danantara diulas.

Menakar Potensi Satu Lagi Saham Prajogo Pangestu (CDIA) Masuk ke MSCI
| Selasa, 02 Desember 2025 | 18:09 WIB

Menakar Potensi Satu Lagi Saham Prajogo Pangestu (CDIA) Masuk ke MSCI

Untuk masuk MSCI, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) membutuhkan free float market cap minimal US$ 1,8 miliar hingga US$ 2,0 miliar.

Valuasi Diskon dan Margin Membaik, Consumer Staples Naik Kelas Tahun Depan
| Selasa, 02 Desember 2025 | 13:00 WIB

Valuasi Diskon dan Margin Membaik, Consumer Staples Naik Kelas Tahun Depan

Sektor consumer staples terkini menunjukkan pemulihan daya beli yang lebih solid sejak kuartal III-2025. Belanja fiskal menjadi pendorong penting.

Saham STAR Disuspensi BEI, Secara Teknikal Sejatinya Masih Punya Tenaga Untuk Mendaki
| Selasa, 02 Desember 2025 | 08:43 WIB

Saham STAR Disuspensi BEI, Secara Teknikal Sejatinya Masih Punya Tenaga Untuk Mendaki

Baru dua hari keluar dari Papan Pemantauan Khusus, saham PT Buana Artha Anugerah Tbk (STAR) disuspensi BEI. 

Mengupas Teknikal dan Strategi Trading Saham Prajogo Pangestu, dari BREN Hingga CDIA
| Selasa, 02 Desember 2025 | 08:05 WIB

Mengupas Teknikal dan Strategi Trading Saham Prajogo Pangestu, dari BREN Hingga CDIA

Prospek saham Prajogo Pangestu di awal Desember 2025: BREN masuk MSCI, CUAN ekspansi energi, TPIA breakout.

Ellon Musk, Sang Jenius, Orang Kaya Calon Triliuner Pertama Dunia
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:34 WIB

Ellon Musk, Sang Jenius, Orang Kaya Calon Triliuner Pertama Dunia

Lewat Starlink, Musk memancarkan internet hingga ke pedalaman Afrika. Dengan Neuralink ia bercita-cita menghubungkan otak manusia dengan mesin.

Layanan Telekomunikasi di Sumatra Masih Terganggu
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:30 WIB

Layanan Telekomunikasi di Sumatra Masih Terganggu

Bencana banjir dan longsor tersebut mengakibatkan padamnya pasokan listrik di sejumlah wilayah.di Sumatra.

Genjot Pendapatan Non-Batubara, Bumi Resources (BUMI) Gencar Akuisisi
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:19 WIB

Genjot Pendapatan Non-Batubara, Bumi Resources (BUMI) Gencar Akuisisi

Pada 2031, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menargetkan bisa mencapai komposisi 50% antara pendapatan batubara dan non-batubara.

Ditopang Investor Domestik, Saham BUMI Tahan Banting di Tengah Aksi Jual Asing
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:17 WIB

Ditopang Investor Domestik, Saham BUMI Tahan Banting di Tengah Aksi Jual Asing

Saham BUMI didorong sentimen kuasi reorganisasi dan diversifikasi bisnis mineral. Analisis lengkap pendorong.

Lewat Private Placement, Garuda (GIAA) Dapat Tambahan Modal Dari Danantara
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:12 WIB

Lewat Private Placement, Garuda (GIAA) Dapat Tambahan Modal Dari Danantara

PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) berupaya memoles kondisi keuangannya. Terbaru, GIAA melakukan aksi penambahan modal melalui private placement.

INDEKS BERITA

Terpopuler