KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah kelesuan ekonomi dan ketidakpastian situasi politik, PT Lion Metal Works Tbk (LION) tetap memproyeksikan penjualan tumbuh 5% hingga akhir tahun ini.
Direktur Utama PT Lion Metal Works Tbk, Cheng Yong Kim, menyebutkan kondisi transisi pemerintahan saat ini menyebabkan aktivitas bisnis terhambat sehingga banyak proyek yang tertunda. "Kalau melihat pasar saat ini, kami memperkirakan kenaikan sekitar 5% dibandingkan tahun lalu," ujar dia, saat paparan publik, Senin (24/6).
Untuk mendukung pertumbuhan tersebut, emiten yang bergerak di sektor peralatan kantor dan pabrikasi logam ini, memang sedang membidik kontrak-kontrak baru dari perusahaan BUMN. Misalnya, proyek oil refinery petrokimia PT Pertamina (Persero).
"Ada sekitar delapan proyek minyak dan petrokimia tersebut, baru sebagian yang jalan dan lahannya luas. Kami mengharapkan dapat ikut serta dalam proyek ini," ujar Cheng, tanpa menyebutkan berapa nilai kontrak yang mereka incar.
Sementara, banyak pula proyek yang belum sepenuhnya berjalan. Namun Cheng enggan memerinci alasan belum berjalannya proyek
Selain proyek oil dan petrokimia, LION mengincar proyek milik PT PLN (Persero) terkait dengan penyediaan tower listrik saluran udara tekanan ekstra tinggi (SUTET) di wilayah seperti Kalimantan dan Sumatra.
Strategi efisiensi
Untuk sementara, manajemen Lion Metal Works kebanyakan menangani kontrak penyediaan kebutuhan jalan tol, yang merupakan bagian dari proyek infrastruktur pemerintah. Di proyek ini, LION mengambil bagian pada pengadaan beberapa kebutuhan seperti tiang lampu jalan.
Untuk menghadapi tantangan bisnis di masa mendatang, Lion Metal Works juga mewaspadai fluktuasi kurs, khususnya depresiasi nilai tukar rupiah. Kondisi itu cukup mempengaruhi harga bahan baku dan bahan pendukung lainnya. Untuk itu, manajemen LION terus berupaya menerapkan efisiensi agar dapat memaksimalkan keuntungan.
Mengacu laporan keuangan LION, penjualan di sepanjang kuartal I-2019 senilai Rp 89,95 miliar atau turun 14% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 104,9 miliar. Beban pokok penjualan ikut menurun 13% year-on-year (yoy) menjadi Rp 58,8 miliar di kuartal I-2019.
LION mencatatkan laba kotor Rp 31,15 miliar di kuartal I-2019, melemah 16% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 37,5 miliar. Setelah dikurangi pos beban lainnya, Lion Metal Works hanya meraih laba bersih Rp 2,49 miliar di kuartal I-2019, merosot 66% dibandingkan laba di kuartal I 2018 yang mencapai Rp 7,48 miliar.