LION Berharap Mengalap Kontrak dari BUMN

Selasa, 25 Juni 2019 | 07:05 WIB
LION Berharap Mengalap Kontrak dari BUMN
[]
Reporter: Agung Hidayat | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah kelesuan ekonomi dan ketidakpastian situasi politik, PT Lion Metal Works Tbk (LION) tetap memproyeksikan penjualan tumbuh 5% hingga akhir tahun ini. 

Direktur Utama PT Lion Metal Works Tbk, Cheng Yong Kim, menyebutkan kondisi transisi pemerintahan saat ini menyebabkan aktivitas bisnis terhambat sehingga banyak proyek yang tertunda. "Kalau melihat pasar saat ini, kami memperkirakan kenaikan sekitar 5% dibandingkan tahun lalu," ujar dia, saat paparan publik, Senin (24/6).

Untuk mendukung pertumbuhan tersebut, emiten yang bergerak di sektor peralatan kantor dan pabrikasi logam ini, memang sedang membidik kontrak-kontrak baru dari perusahaan BUMN. Misalnya, proyek oil refinery petrokimia PT Pertamina (Persero).

"Ada sekitar delapan proyek minyak dan petrokimia tersebut, baru sebagian yang jalan dan lahannya luas. Kami mengharapkan dapat ikut serta dalam proyek ini," ujar Cheng, tanpa menyebutkan berapa nilai kontrak yang mereka incar.

Sementara, banyak pula proyek yang belum sepenuhnya berjalan. Namun Cheng enggan memerinci alasan belum berjalannya proyek

Selain proyek oil dan petrokimia, LION mengincar proyek milik PT PLN (Persero) terkait dengan penyediaan tower listrik saluran udara tekanan ekstra tinggi (SUTET) di wilayah seperti Kalimantan dan Sumatra.

Strategi efisiensi

Untuk sementara, manajemen Lion Metal Works kebanyakan menangani kontrak penyediaan kebutuhan jalan tol, yang merupakan bagian dari proyek infrastruktur pemerintah. Di proyek ini, LION mengambil bagian pada pengadaan beberapa kebutuhan seperti tiang lampu jalan.

Untuk menghadapi tantangan bisnis di masa mendatang, Lion Metal Works juga mewaspadai fluktuasi kurs, khususnya depresiasi nilai tukar rupiah. Kondisi itu cukup mempengaruhi harga bahan baku dan bahan pendukung lainnya. Untuk itu, manajemen LION terus berupaya menerapkan efisiensi agar dapat memaksimalkan keuntungan.

Mengacu laporan keuangan LION, penjualan di sepanjang kuartal I-2019 senilai Rp 89,95 miliar atau turun 14% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 104,9 miliar. Beban pokok penjualan ikut menurun 13% year-on-year (yoy) menjadi Rp 58,8 miliar di kuartal I-2019.

LION mencatatkan laba kotor Rp 31,15 miliar di kuartal I-2019, melemah 16% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 37,5 miliar. Setelah dikurangi pos beban lainnya, Lion Metal Works hanya meraih laba bersih Rp 2,49 miliar di kuartal I-2019, merosot 66% dibandingkan laba di kuartal I 2018 yang mencapai Rp 7,48 miliar.

Bagikan

Berita Terbaru

Tarik Ulur Prospek Saham INDY, Reli Masih Bertumpu Cerita Tambang Emas
| Selasa, 16 Desember 2025 | 10:00 WIB

Tarik Ulur Prospek Saham INDY, Reli Masih Bertumpu Cerita Tambang Emas

Dengan level harga yang sudah naik cukup tinggi, saham PT Indika Energy Tbk (INDY) rentan mengalami aksi ambil untung.

Laba Kuartalan Belum Moncer, Saham Solusi Sinergi Digital (WIFI) Jadi Lumer
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:21 WIB

Laba Kuartalan Belum Moncer, Saham Solusi Sinergi Digital (WIFI) Jadi Lumer

Secara month-to-date, saham PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI)  sudah mengalami penurunan 5,09%. ​

Pemegang Saham Pengendali Surya Permata Andalan (NATO) Berpindah Tangan
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:16 WIB

Pemegang Saham Pengendali Surya Permata Andalan (NATO) Berpindah Tangan

Emiten perhotelan, PT Surya Permata Andalan Tbk (NATO) mengumumkan perubahan pemegang saham pengendali.

KKGI Akan Membagikan Dividen Tunai Rp 82,8 Miliar
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:11 WIB

KKGI Akan Membagikan Dividen Tunai Rp 82,8 Miliar

Besaran nilai dividen ini mengacu pada laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk KKGI per akhir 2024 sebesar US$ 40,08 juta. 

Arah Suku Bunga Bergantung pada Pergerakan Rupiah
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:06 WIB

Arah Suku Bunga Bergantung pada Pergerakan Rupiah

Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan menahan suku bunga acuannya pada bulan ini, namun tetap ada peluang penurunan

Menanti Cuan Bagus dari Rally Santa Claus
| Selasa, 16 Desember 2025 | 08:46 WIB

Menanti Cuan Bagus dari Rally Santa Claus

Saham-saham big caps atau berkapitalisasi besar di Bursa Efek Indonesia berpotensi terpapar fenomena reli Santa Claus.

Korporasi Kembali Injak Rem Utang Luar Negeri
| Selasa, 16 Desember 2025 | 08:42 WIB

Korporasi Kembali Injak Rem Utang Luar Negeri

Utang luar negeri Indonesia per akhir Oktober 2025 tercatat sebesar US$ 423,94 miliar               

Nasib Rupiah di Selasa (16/12) Menanti Data Ekonomi
| Selasa, 16 Desember 2025 | 07:00 WIB

Nasib Rupiah di Selasa (16/12) Menanti Data Ekonomi

Pada Senin (15/12), kurs rupiah di pasar spot turun 0,13% menjadi Rp 16.667 per dolar Amerika Serikat (AS).

Obligasi Korporasi Tetap Prospektif di Era Bunga Rendah
| Selasa, 16 Desember 2025 | 06:30 WIB

Obligasi Korporasi Tetap Prospektif di Era Bunga Rendah

Penerbitan surat utang korporasi pada tahun 2025 melonjak ke rekor tertinggi sebesar Rp 252,16 triliun hingga November.

 Harbolnas Mendongkrak Transaksi Paylater Perbankan
| Selasa, 16 Desember 2025 | 06:30 WIB

Harbolnas Mendongkrak Transaksi Paylater Perbankan

Momentum Harbolnas yang berlangsung menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) mendorong permintaan layanan paylater

INDEKS BERITA

Terpopuler