Lo Kheng Hong, Warren Buffett, dan Buku Rahasia Investasi Saham

Minggu, 07 Juni 2020 | 12:54 WIB
Lo Kheng Hong, Warren Buffett, dan Buku Rahasia Investasi Saham
[ILUSTRASI. Investor kawakan Lo Kheng Hong?mengikuti rapat pemegang saham?Berkshire Hathaway Inc, perusahaan yang dikendalikan Warren Buffett. Lo Kheng Hong menghabiskan waktu untuk membaca buku biografi Warren Buffett berjudul The Snowball Foto: Dok.Pribadi]
Reporter: Herry Prasetyo | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lo Kheng Hong, investor kawakan yang kerap dijuluki Warren Buffett Indonesia, tak bisa memanfaatkan banyak waktu luangnya untuk berjalan-jalan seperti biasanya akibat pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di tengah pandemi virus corona.

Itu sebabnya, Lo Kheng Hong menggunakan waktu luangnya untuk membaca buku. Kira-kira, buku apa yang tengah Lo Kheng Hong baca?

Sebagai investor saham, buku yang Lo Kheng Hong baca tak jauh-jauh dari minatnya di dunia investasi saham. Buku tersebut juga tak lepas dari kisah investor sukses yang Lo Kheng Hong kagumi dan ia ikuti jejaknya.

Baca Juga: Bagaimana Warren Buffett menjauhkan serigala dari Berskhire Hathaway dan menang?

Ya, Lo Kheng Hong memang tengah membaca buku yang mengisahkan perjalanan hidup Warren Buffett (WB), orang terkaya nomor 4 di dunia versi Forbes dengan kekayaan bersih sebesar US$ 67,5 miliar.

Di tengah pandemi corona saat ini, Lo Kheng Hong memilih membaca buku biografi Warren Buffett yang berjudul The Snowball: Warren Buffett tentang Kesuksesan, Bisnis, dan Kehidupan.

Buku setebal 1.352 halaman itu merupakan versi bahasa Indonesia dari buku berbahasa Inggris berjudul The Snowball: Warren Buffett and the Business of Life. Diterbitkan oleh Bantam Books pada 29 September 2008, The Snowball ditulis oleh Allice Schroder.

“Saya membaca buku tersebut agar lebih mendalami hidup Warren Buffett," ujar Lo Kheng Hong.

Baca Juga: Temui Buffett, Lo Kheng Hong hadiri RUPS Berkshire

Ada banyak buku mengenai Warren Buffett. Namun, buku biografi Warren Buffett yang ditulis oleh Allice Schroeder ini terbilang istimewa.

Sebab, inilah buku biografi pertama mengenai Warren Buffett yang mendapat dukungan penuh dari Buffett sendiri.

The Snowball

Sebelum The Snowball, Warren Buffett selalu menolak banyak penulis biografi, jurnalis, maupun penerbit yang mengajak bekerja sama dan menuliskan kisah hidupnya.

Namun, Warren Buffett justru mengizinkan Alice Schroeder untuk menuliskan kisah hidupnya secara komprehensif.

Baca Juga: Ternyata, Lo Kheng Hong Pilih Membeli Saham di Sektor yang Tengah Terpuruk

Alice Schroeder sebelumnya merupakan seorang analis di industri asuransi. Pada 1998, Schroeder menulis sebuah surat kepada Warren Buffett, meminta sebuah pertemuan untuk kliennya mengenai aksi Berkshire Hathaway mengakuisisi perusahaan reasuransi General Re.

Setelah pertemuan itu, Warren Buffett mendekati Alice Schroeder dan memintanya untuk menjadi analis pertama dan satu-satunya di Wall Street yang kepadanya Buffett mau berbicara.

Dari situlah, Alice Schroeder kemudian membuat analisis mengenai Berkshire Hathaway, perusahaan yang dikendalikan oleh Warren Bauffett.

Barulah pada 2003, Warren Buffett memberikan tawaran kepada Alice Schroeder untuk menulis buku biografinya. Pada Juni 2003, Alice Schroeder meninggalkan jabatannya sebagai Managing Director di Morgan Stanley dan memulai perjalanan ke Omaha untuk meriset dan menulis biografi Warren Buffett.

Warren Buffet memberikan akses seluas-luasnya bagi Alice Schroeder untuk mengeksplorasi secara langsung kehidupan Buffett bersamanya dan orang-orang terdekatnya.

Baca Juga: Temukan Makin Banyak Saham Salah Harga, Lo Kheng Hong Beli 20 Saham Setiap Hari

Alice Schroeder menghabiskan lebih dari 2.000 jam membaca dokumen pribadi Warren Buffett sambil mewawancarai Buffett. Dalam risetnya, Schroeder juga mewawancarai sekitar 250 orang, termasuk istri, anak-anak, saudara perempuan, teman, dan rekan bisnis Warren Buffett.

Lo Kheng Hong memang belum selesai membaca buku The Snowball. Namun, dari apa yang telah ia baca, Lo Kheng Hong menemukan berbagai hal yang menarik dari seorang Warren Buffett.

The Intelligent Investor

Penolakan Harvard University saat Warren Buffett melamar ke sekolah tersebut, misalnya, menjadi episode penting dalam kehidupan Warren Buffett sekaligus menarik perhatian Lo Kheng Hong.

Bersekolah di Harvard adalah impian Warren Buffett. Namun, impian tersebut tak pernah terwujud lantaran orang Harvard yang mewawancarai Warren Buffett menolaknya.

"Orang sepintar dan sehebat Warren Buffett kena tolak. Betapa butanya dosen Harvard yang mewawancarainya," ujar Lo Kheng Hong.

Baca Juga: Lo Kheng Hong Jual Ruko Seharga Rp 5 Miliar untuk Beli Saham

Episode saat Warren Buffett menemukan buku The Intelligent Investor juga menarik perhatian Lo Kheng Hong.

"Ketika Warren Buffett menemukan buku Intelligent Investor, ia membacanya berulang ulang. WB bagaikan menemukan dewa," ujar Lo Kheng Hong menirukan komentar Truman Wood, teman Warren Buffett yang tinggal serumah dengannya.

The Intelligent Investor ditulis pada 1949 oleh Benjamin Graham, legenda investor dan guru besar di Universitas Columbia yang dikenal sebagai "Bapak Investasi Nilai." Di kemudian hari, saat Warren Buffett menempuh pendidikan di Universitas Columbia, Graham menjadi dosen sekaligus mentornya.

The Intelligent Investor merupakan buku panduan praktis bagi semua tipe investor, baik investor defensif maupun investor spekulatif. Buku ini menjelaskan untuk pertama kalinya bahwa pasar saham tidak beroperasi secara ajaib.

Dalam The Intelligent Investor, Graham memberikan penjelasan dengan cara yang sederhana, rasional, dan matematis dengan contoh nyata berbagai saham yang tercatat di bursa saham saat itu seperti saham Northern Pacific Railway dan American-Hawaiian Streamship Company.

Dalam The Snowball, Alice Shcroeder menceritakan bagaimana buku telah menyerap semua perhatian Warren Buffett sejak masih kecil. Selama bertahun-tahun, Warren Buffett pergi ke perpustakaan di pusat kota dan mencari setiap buku tentang saham dan investasi.

Baca Juga: Asyik Jalan-Jalan di Saat IHSG Ambrol, Ini Pesan Lo Kheng Hong untuk Investor Saham

"Warren Buffett adalah seorang yang suka membaca dan belajar. Ini yang membuat dia menjadi seorang investor saham yang hebat," tutur Lo Kheng Hong.

Lo Kheng Hong sendiri pernah membaca buku The Intelligent Investor karangan Benjamin Graham. Namun, Lo Kheng Hong lebih banyak menghabiskan waktu untuk membaca buku-buku tentang Waffen Buffett.

Buku favorit dan rahasia sukses investasi

Buku mengenai Warren Buffett yang menjadi favoritnya adalah buku berjudul Sukses Berinvestasi ala Buffett: 24 Strategi Investasi Sederhana dari Investor Nilai Terbaik Dunia.

Buku itu merupakan versi bahasa Indonesia dari buku berbahasa Inggris berjudul How Buffett Does It: 24 Simple Investing Strategies from the World's Greatest Value Investor karangan James Pardoe yang terbit pada Juli 2005.

Baca Juga: Enggak Kerja, Lo Kheng Hong Terima Uang Rp 16,5 Miliar dari Petrosea (PTRO)

Lo Kheng Hong mengatakan, pertama kali membaca buku tersebut pada 2008. Hingga kini, ia telah membaca buku tersebut sebanyak tiga kali.

Buku lain yang telah Lo Kheng Hong baca adalah buku berjudul Kata-Kata Bijak Warren Buffett yang merupakan terjemahan dari buku The Tao of Warren Buffett karangan Mary Buffett dan David Clark.

Lo Kheng Hong pertama kali membaca buku tersebut pada Januri 2009. Ia terus mengulang membaca buku tersebut hingga lima kali.

Lalu, apa yang Lo Kheng Hong peroleh dari kegiatannya membaca buku-buku mengenai Warren Buffett?

Kontan meminta Lo Kheng Hong untuk membuat intisari penting dalam satu kalimat mengenai apa yang telah ia peroleh dari membaca buku mengenai Warren Buffett.

Baca Juga: Lo Kheng Hong Punya Reksadana Sinarmas yang Dibekukan OJK, Ini Alasan dan Tujuannya

Jawaban Lo Kheng Hong, "Saya mendapatkan rahasia sukses investasi Warren Buffett yang disajikan sangat sederhana."

Lalu, apa rahasia investasi tersebut? "Membeli perusahaan yang bagus dan murah," pungkas Lo Kheng Hong.

Bagikan

Berita Terbaru

Pasar Obligasi Asia Bakal Tumbuh Subur, Indonesia Jadi Salah Satu Pendorong
| Jumat, 15 November 2024 | 10:40 WIB

Pasar Obligasi Asia Bakal Tumbuh Subur, Indonesia Jadi Salah Satu Pendorong

China, Indonesia, India, dan Filipina diprediksi akan terus memimpin pertumbuhan pasar obligasi di Asia.​

Saham Lapis Dua Mulai Merana
| Jumat, 15 November 2024 | 09:02 WIB

Saham Lapis Dua Mulai Merana

Setelah sempat menguat di tengah pelemahan saham-saham big cap, kini saham-saham lapis kedua juga mulai kehilangan tenaga.

Harga Emas Turun tapi Stok Logam Mulia Antam Belum Tersedia
| Jumat, 15 November 2024 | 08:49 WIB

Harga Emas Turun tapi Stok Logam Mulia Antam Belum Tersedia

Tidak tersedianya stok emas batangan Antam bisa terjadi karena masalah logistik ataupun permintaan. 

Saham Big Cap Mulai Minim Sokongan Asing
| Jumat, 15 November 2024 | 08:48 WIB

Saham Big Cap Mulai Minim Sokongan Asing

Beberapa saham berada di daftar top 10 market cap bursa, tidak  masuk dalam portofolio hedge fund asing

Incar Dana Rp 2 Triliun dari Obligasi, Tower Bersama Catat Oversubscribed
| Jumat, 15 November 2024 | 08:42 WIB

Incar Dana Rp 2 Triliun dari Obligasi, Tower Bersama Catat Oversubscribed

Rasio lancar TBIG per September 2024 berada di angka 0,2x, turun dari periode sama tahun sebelumya yang sebesar 0,3x. 

Daya Beli Anjlok, Kinerja Industri Ritel Keok
| Jumat, 15 November 2024 | 07:55 WIB

Daya Beli Anjlok, Kinerja Industri Ritel Keok

Pelemahan industri ritel disebabkan oleh beberapa faktor ekonomi, termasuk tren deflasi yang terjadi selama lima bulan berturut-turut.

Pemerintah Menindak Penyelundupan Barang Senilai Rp 6,1 Triliun di Sepanjang 2024
| Jumat, 15 November 2024 | 07:29 WIB

Pemerintah Menindak Penyelundupan Barang Senilai Rp 6,1 Triliun di Sepanjang 2024

Pemerintahan Prabowo Subianto membentuk Desk Pencegahan dan Pemberantasan Penyelundupan di bawah koordinasi Kemenko Bidang Politik dan Keamanan.

Dilema Industri di Tengah Lonjakan Harga Kakao
| Jumat, 15 November 2024 | 07:20 WIB

Dilema Industri di Tengah Lonjakan Harga Kakao

Produsen makanan dan minuman fokus melakukan efisiensi dan pengetatan biaya operasional untuk mengantisipasi efek kenaikan harga kakao.

TOBA Divestasi Dua PLTU Senilai US$ 144 Juta
| Jumat, 15 November 2024 | 07:15 WIB

TOBA Divestasi Dua PLTU Senilai US$ 144 Juta

TOBA akan menjual seluruh saham  di PT Minahasa Cahaya Lestari (MCL) dan PT Gorontalo Listrik Perdana (GLP).

Golden Flower (POLU) Ekspansi ke Bisnis Kecantikan dan Kesehatan
| Jumat, 15 November 2024 | 07:10 WIB

Golden Flower (POLU) Ekspansi ke Bisnis Kecantikan dan Kesehatan

POLU menggandeng Oracle Dermatology dari Korea Selatan.dan berupaya menghadirkan layanan dermatologi internasional di Indonesia.

INDEKS BERITA

Terpopuler