Lunasi Utang ke Bank, Evergrande Lepas Kepemilikannya ke Perusahaan Milik Negara

Rabu, 29 September 2021 | 10:21 WIB
Lunasi Utang ke Bank, Evergrande Lepas Kepemilikannya ke Perusahaan Milik Negara
[ILUSTRASI. Logo Evergrande Group terlihat di Evergrande Center di Shanghai, China, 24 September 2021. REUTERS/Aly Song]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - HONGKONG. China Evergrande, Rabu (29/9), mengungkap rencana penjualan kepemilikan saham di Shengjing Bank Co Ltd ke sebuah perusahaan manajemen aset milik negara. Rencana divestasi bernilai 9,9 miliar yuan, atau setara Rp 22 triliun lebih itu muncul di saat konglomerasi China tersebut terdesak likuiditas untuk melunasi utangnya. 

Bank Shengjing meminta agar hasil bersih dari penjualan saham itu dialokasikan untuk pelunasan kewajiban Evergrande ke bank tersebut, demikian pernyataan Evergrande.

Persyaratan itu menunjukkan bahwa Evergrande, yang gagal melunasi bunga obligasi yang jatuh tempo minggu lalu, tidak akan bisa menggunakan dana tersebut untuk tujuan lain. Grup usaha yang berawal dari perusahaan properti itu menghadapi jatuh tempo pelunasan bunga obligasi lainnya, senilai US$ 47,5 juta pada Rabu (29/9).

Baca Juga: Pasar Properti Indonesia Mesti Mewaspadai Efek Domino Krisis Evergrande

Investor mencermati kemampuan Evergrande melakukan pelunasan bunga obligasinya, sebagai bagian dari ujian atas kredibilitas grup tersebut. Evergrande masih memiliki waktu hingga 30 hari untuk melunasi bunga obligasi yang sudah jatuh tempo. 

Persoalan utang Evergrande dengan cepat menjadi masalah bagi China. Pemerintah negeri itu terjepit di antara menyaksikan kejatuhan grup tersebut yang akan berbuntut panjang, atau melakukan bailout. Pilihan terakhir ini disebut-sebut sangat kecil kemungkinannya. 

Evergrande akan menjual 1,75 miliar saham Bank Shenjing dengan harga 5,70 yuan per saham ke Shenyang Shengjing Finance Investment Group Co Ltd, perusahaan negara yang terlibat dalam manajemen modal dan aset, demikian pernyataan China Evergrande dalam keterbukaan informasi ke bursa Hong Kong.

Dengan mengambilalih 19,93% saham Bank Shenjing dari Evergrande, porsi kepemilikan Shenyang Shengjing di bank tersebut akan menjadi 20,79%. Dengan kepemilikan sebesar itu, Shenyang Shengjing menjadi pemegang saham terbesar bank tersebut.

Baca Juga: Hong Kong Kingland: Krisis utang Evergrande tak berdampak pada proyek di Indonesia

“Masalah likuiditas perusahaan telah mempengaruhi Bank Shengjing secara material,” kata Ketua Evergrande Hui Ka Yan dalam pernyataannya.

“Kehadiran pembeli, yang merupakan perusahaan milik negara, akan membantu menstabilkan operasi Bank Shengjing dan pada saat yang sama, membantu meningkatkan dan mempertahankan nilai 14,75% saham Bank Shengjing yang masih dimiliki perusahaan."

Beijing mendorong perusahaan milik pemerintah dan pengembang properti yang didukung negara untuk membeli beberapa aset China Evergrande Group yang tengah tertekan masalah keuangan, orang-orang yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada Reuters minggu ini.

Kepemilikan Evergrande di Bank Shengjing akan berkurang menjadi 14,75% dari 34,5%.

Selanjutnya: Bergantung pada Dollar, Rupiah Kerap Terpuruk Saat Krisis Keuangan

 

Bagikan

Berita Terbaru

Kisah Investasi Teddy Wishadi BNI Sekuritas: Deposito ke Saham
| Sabtu, 06 September 2025 | 03:59 WIB

Kisah Investasi Teddy Wishadi BNI Sekuritas: Deposito ke Saham

Teddy Wishadi, Direktur BNI Sekuritas, berbagi kisah investasi. Pelajari evolusi instrumen dan strategi investasi dari deposito ke saham.

Semen Baturaja: Laba Meroket 989%, Apa Strateginya?
| Sabtu, 06 September 2025 | 03:58 WIB

Semen Baturaja: Laba Meroket 989%, Apa Strateginya?

PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) raih lonjakan laba bersih 989% semester I-2025. Simak strategi efisiensi logistik, digitalisasi, dan produk turunan.

Danantara Bersiap Menggarap 33 Proyek Listrik Tenaga Sampah
| Sabtu, 06 September 2025 | 03:57 WIB

Danantara Bersiap Menggarap 33 Proyek Listrik Tenaga Sampah

Danantara kini tengah menunggu beleid aturan yang bakal menjadi pedoman untuk menggarap proyek listrik tenaga sampah. 

Giro Bikin DPK Bank Tumbuh Lebih Kencang
| Sabtu, 06 September 2025 | 03:56 WIB

Giro Bikin DPK Bank Tumbuh Lebih Kencang

Dana pinak ketiga (DPK) yang tersimpan di perbankan naik 7% secara tahunan menjadi Rp 9.294 triliun per Juli 2025.

PTPP Kembali Digugat PKPU, Kali Ini Oleh Dua Perusahaan Konstruksi di Tangerang
| Jumat, 05 September 2025 | 09:20 WIB

PTPP Kembali Digugat PKPU, Kali Ini Oleh Dua Perusahaan Konstruksi di Tangerang

Kas dan setara kas PTPP turun hingga 41% YoY dari Rp 4,32 triliun di semester I-2024 menjadi Rp 2,54 triliun di semester I-2025.

CEO BRI Ventures Jadi Tersangka, Terseret Kasus Dugaan Korupsi Investasi TaniHub
| Jumat, 05 September 2025 | 09:02 WIB

CEO BRI Ventures Jadi Tersangka, Terseret Kasus Dugaan Korupsi Investasi TaniHub

Penyidik Kejaksaan Agung telah menyita beberapa bukti elektronik berupa handphone dan menyita empat bidang tanah di Jabodetabek dan Bandung.

Volatilitas Saham TAYS Tak Didukung Sentimen Fundamental, Investor Kudu Hati-Hati
| Jumat, 05 September 2025 | 08:33 WIB

Volatilitas Saham TAYS Tak Didukung Sentimen Fundamental, Investor Kudu Hati-Hati

Saham TAYS mulai bergerak naik sejak 12 Agustus 2025 ketika harganya mulai beranjak dari gocap ke Rp 52.

BNBR Bakal Jadi 100% Pengendali Cimanggis Cibitung Tollways, Pendapatan Naik 25%
| Jumat, 05 September 2025 | 08:16 WIB

BNBR Bakal Jadi 100% Pengendali Cimanggis Cibitung Tollways, Pendapatan Naik 25%

PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) akan membiayai akuisisi 90% saham PT Cimanggis Cibitung Tollways lewat utang.

Pamor KPR Syariah Tak Redup Meski Bunga Acuan Menguncup
| Jumat, 05 September 2025 | 04:45 WIB

Pamor KPR Syariah Tak Redup Meski Bunga Acuan Menguncup

kebijakan bank konvensional yang masih enggan menurunkan bunga kreditnya membuat bisnis KPRsyariah belum kehilangan pamor.

Aset Dapen Masih Bisa Mengembang Meski Kondisi Menantang
| Jumat, 05 September 2025 | 04:15 WIB

Aset Dapen Masih Bisa Mengembang Meski Kondisi Menantang

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, industri dapen sukarela mengelola aset Rp 392,56 triliun per Juli 2025, alias meningkat 4,66%.

INDEKS BERITA