ILUSTRASI. Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Muhammad Arif.
Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 memaksa masyarakat bertransformasi digital lebih cepat. Penggunaan gawai dan internet untuk aktivitas sehari-hari semakin marak. Maklum, pembatasan aktivitas membuat masyarakat lebih banyak berkegiatan di rumah dan membutuhkan koneksi internet.
Penjualan gawai pun terkerek naik. Ponsel pintar alias smartphone menjadi pilihan untuk mendukung aktivitas sehari-hari. Masalahnya, kendati pandemi menambah jumlah pengguna secara signifikan, nyatanya pertumbuhan infrastruktur internet di Indonesia tidak berbanding lurus.
Pembangunan infrastruktur, baik base transceiver station (BTS) maupun fiber optic memerlukan waktu. Tak heran, secara agregat, kecepatan rata-rata internet di Indonesia masih lambat dibandingkan dengan negara-negara lainnya.
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.
Sudah berlangganan? Masuk
Berlangganan Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi, bisnis, dan investasi pilihan
Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari
Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.