Makin Banyak Penentu Kebijakan Moneter di AS yang Ingin Menaikkan Bunga di 2022

Kamis, 23 September 2021 | 12:38 WIB
Makin Banyak Penentu Kebijakan Moneter di AS yang Ingin Menaikkan Bunga di 2022
[ILUSTRASI. Layar di bursa New York menampilkan pimpinan Federal Reserve Jerome Powell, New York City, New York, AS, 28 Juli 2021. REUTERS/Andrew Kelly]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Separuh dari anggota dewan pengambil kebijakan di Federal Reserve berharap untuk mulai menaikkan suku bunga acuan di tahun depan, menjadi setidaknya 1% di akhir tahun 2023. Bahwa kebijakan yang lebih ketat diberlakukan secara bertahap, untuk menjaga inflasi tetap terkendali merupakan konsesus yang semakin berkembang.

Para pembuat kebijakan Fed menyusun proyeksi laju kenaikan bunga lebih cepat dibanding proyeksi terakhir mereka, Juni lalu, mengingat Negeri Paman Sam mengalami pemulihan ekonomi tercepat sepanjang sejarahnya. The Fed pun terlibat dalam perdebatan tentang menyeimbangkan di antara tingkat penyerapan kerja maksimum dengan pemenuhan rerata sasaran inflasi 2% per tahun.

The Fed, Rabu (22/9), mempertahankan suku bunga pinjaman semalam dalam target kisaran yang berlaku, yaitu 0% hingga 0,25%. Kisaran bunga acuan ini diberlakukan sejak Maret 2020, ketika ekonomi AS terdampak pandemi.

Baca Juga: ADB perkirakan inflasi 2021 akan di bawah target BI, ini kata ekonom

Proyeksi ekonomi baru yang dirilis bersamaan dengan pernyataan kebijakan menunjukkan sembilan dari 18 pembuat kebijakan Fed sekarang memperkirakan kenaikan suku bunga di tahun depan, dibandingkan dengan tujuh di bulan Juni. Nyaris seluruh anggota pengambil kebijakan The Fed, minus satu orang, menyatakan, setidaknya satu kali kenaikan suku bunga dibutuhkan pada akhir 2023. Dan, sembilan orang melihat kebutuhan untuk menargetkan suku bunga naik, hingga setidaknya di kisaran 1% dan 1,25% pada akhir 2023.

Pada tahun 2024, perkiraan tingkat rata-rata adalah 1,8% - masih di bawah level 2,5% yang mereka perkirakan tidak merangsang atau membatasi pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang dan oleh karena itu secara luas mengakomodasi perolehan pekerjaan lebih lanjut. Itu terlepas dari perkiraan pembuat kebijakan untuk inflasi tetap di atas target 2% Fed hingga 2024.

Baca Juga: Rapat sejumlah bank sentral hingga masalah Evergrande bakal pengaruhi rupiah hari ini

Secara keseluruhan, proyeksi terbaru ini merupakan insight untuk memahami bagaimana Fed akan mengimplementasikan kerangka kebijakan barunya, yang bertujuan menjaga laju inflasi tidak bergerak jauh dari angka 2% untuk "beberapa waktu."

Median proyeksi untuk pertumbuhan produk domestik bruto AS adalah 5,9% untuk tahun ini, dan 3,8% pada 2022. Sedang dalam proyeksi yang disusun Juni, median proyeksi pertumbuhan adalah 7,0% pada 2021 dan 3,3% tahun depan.

Tingkat pengangguran diperkirakan turun menjadi 4,8% tahun ini dan menjadi 3,8% pada 2022.

Laju kenaikan harga diperkirakan akan meningkat menjadi 4,2% tahun ini, lebih tinggi dari perkiraan pada bulan Juni, meskipun pembuat kebijakan Fed melihatnya menurun menjadi 2,2% pada tahun 2022 dan 2,1% pada tahun 2024.

Selanjutnya: Usai Buyback Obligasi Global, Pemerintah Gelar Lelang Penukaran Surat Utang Negara

 

Bagikan

Berita Terbaru

Korupsi Asabri Senggol MI Milik Petinggi Danantara
| Senin, 25 Agustus 2025 | 05:00 WIB

Korupsi Asabri Senggol MI Milik Petinggi Danantara

Sepuluh terdakwa manajer investasi (MI) bakal menjalani sidang perdana kasus dugaan korupsi pengelolaan dana investasi PT Asabri.

Bunga Leasing Masih Tertahan Risiko Ekonomi
| Senin, 25 Agustus 2025 | 04:50 WIB

Bunga Leasing Masih Tertahan Risiko Ekonomi

Masyarakat belum bisa merasakan efeknya pada penurunan bunga kredit multifinance secara signifikan.  

Awal Pekan Tiba Lagi, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini, Senin (25/8)
| Senin, 25 Agustus 2025 | 04:43 WIB

Awal Pekan Tiba Lagi, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini, Senin (25/8)

Di awal pekan ini IHSG akan bergerak berdasarkan data dari Amerika Serikat (AS), yakni produk domestik bruto (PDB) AS dan PCE AS.

Amankan Penerimaan Belanja Perpajakan Direm
| Senin, 25 Agustus 2025 | 04:30 WIB

Amankan Penerimaan Belanja Perpajakan Direm

Belanja perpajakan direm karena faktor kondisi ekonomi dan untuk mengamankan penerimaan             

Ekspansi Jaringan RS dan Inovasi Layanan Mengerek Kinerja SILO
| Senin, 25 Agustus 2025 | 04:26 WIB

Ekspansi Jaringan RS dan Inovasi Layanan Mengerek Kinerja SILO

Siloam International Hospitals (SILO) mencatatkan pertumbuhan laba bersih hingga dua digit pada paruh pertama tahun ini.

Penempatan Dana Bank di SBN Meningkat
| Senin, 25 Agustus 2025 | 04:20 WIB

Penempatan Dana Bank di SBN Meningkat

Secara bulanan, kepemilikan bank di SBN juga tercatat naik. Per akhir Juli, kepemilikan bank Rp 1.293,85 triliun naik 7,82% dari Juni 2025.

Walau Bunga Acuan Layu, Asuransi Jiwa Tetap Andalkan Investasi di Obligasi
| Senin, 25 Agustus 2025 | 04:15 WIB

Walau Bunga Acuan Layu, Asuransi Jiwa Tetap Andalkan Investasi di Obligasi

Penurunan suku bunga acuan yang masih berlanjut belum membuat industri asuransi jiwa berpaling dari investasi di instrumen pendapatan tetap. 

Kredit Menganggur Perbankan Kian Menumpuk
| Senin, 25 Agustus 2025 | 04:15 WIB

Kredit Menganggur Perbankan Kian Menumpuk

Jumlah kredit menganggur meningkat karena korporasi tahan diri tidak menarik pinjaman arah bunga dan ekonomi

Wapres Gibran: Proyek IKN Masih Tetap Dilanjutkan
| Senin, 25 Agustus 2025 | 04:12 WIB

Wapres Gibran: Proyek IKN Masih Tetap Dilanjutkan

Keberlanjutan proyek IKN di pemerintahan Prabowo Subianto sebagai simbol pemerataan pembangunan tidak Jawa sentris.

Asing Masuk Rp 910 Miliar di Pekan Ketiga Agustus
| Senin, 25 Agustus 2025 | 04:12 WIB

Asing Masuk Rp 910 Miliar di Pekan Ketiga Agustus

Nonresiden beli neto di pasar saham namun jual neto dari surat berharga negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI)

INDEKS BERITA

Terpopuler