Manajer Investasi Atur Ulang Isi Reksadana Indeks

Selasa, 22 Januari 2019 | 07:49 WIB
Manajer Investasi Atur Ulang Isi Reksadana Indeks
[]
Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para manajer investasi bersiap menyesuaikan portofolio setelah aturan pembobotan berdasarkan free float atau saham beredar pada indeks LQ45 dan IDX30 diberlakukan. Penyesuaian juga diperlukan lantaran ada empat emiten anyar yang jadi penghuni indeks LQ45.

Empat emiten anyar untuk periode Februari-Juli 2019 adalah PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM).

 

Rencana penyesuaian atau rebalancing portofolio dilakukan para MI secara bertahap. Ini sejalan dengan penerapan free float adjusted pada penghitungan indeks. Di tahap pertama, penerapan penghitungan free float cuma 30%, lalu naik jadi 60%–70%, sebelum berlaku 100%.

 

Ashari Adithyawarman, Direktur Distribusi Kresna Asset Management, mengatakan, pihaknya sudah mulai melakukan rebalancing pada reksadana berbasis indeks. Salah satu produk yang sedang dalam proses tersebut adalah reksadana Kresna Indeks 45, yang mengacu pada indeks LQ45. "Prinsip investasi Kresna Indeks 45 memang mencari kesetaraan kinerja dengan indeks acuannya, jadi kami akan mengikuti apa aturan BEI untuk rebalancing," kata dia, kemarin.

 

Dengan adanya perhitungan free float, beberapa emiten yang tadinya memiliki pembobotan besar di produk reksadana Kresna Indeks 45 bisa turun. Karena jika porsi investor ritel yang kepemilikan sahamnya di bawah 5% belum diperbesar, peringkat emiten tersebut turun.

 

Hal yang sama juga dilakukan Panin Asset Management. Direktur Panin Asset Management Rudiyanto menyebut, sejak pengumuman penghitungan free float keluar di akhir tahun, pihaknya sudah menyesuaikan portofolio reksadananya.

 

Apalagi, beberapa langsung terjadi perubahan harga pada beberapa saham. "Aturannya Februari awal baru diterapkan tetapi para MI sudah ambil langkah duluan sejak akhir tahun, sekarang tinggal sisanya," kata Rudiyanto. Dia melihat, hanya PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dan PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) yang bobotnya berubah signifikan.

 

Dampak saham baru

 

Selain karena aturan free float, perubahan emiten penghuni LQ45 juga membuat manajer investasi mengocok ulang portofolionya. "Jika indeks tersebut mengubah daftar konstituen, kami akan mengeluarkan saham yang keluar dari daftar indeks dan mengganti dengan saham yang baru dan menyesuaikan bobotnya," kata Diah Sofiyanti, Presiden Direktur Indo Premier Investment.

 

Dia mengharapkan, empat saham baru tersebut bisa memberikan kontribusi positif bagi indeks LQ45. Mengingat empat emiten ini cenderung memiliki sentimen positif. Contohnya, CPIN yang memiliki prospek positif karena didukung kebijakan pemerintah terkait kestabilan bahan pangan.

 

Penjualan telepon genggam yang masih naik juga membuat ekspektasi saham ERAA naik. Hal yang sama terjadi pada TKIM, yang memiliki peluang kinerja positif dengan harga pulp yang stabil dan peningkatan volume penjualan. Sementara PWON, diperkirakan memiliki kinerja relatif stabil walau sektor properti masih lesu.

Bagikan

Berita Terbaru

Saham FAST Diprediksi Masih Bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan
| Rabu, 10 Desember 2025 | 11:00 WIB

Saham FAST Diprediksi Masih Bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan

Selain inisiatif ekspansinya, FAST akan diuntungkan oleh industri jasa makanan Indonesia yang berkembang pesat.

Jejak Backdoor Listing Industri Nikel dan Kendaraan Listrik China di Indonesia
| Rabu, 10 Desember 2025 | 10:00 WIB

Jejak Backdoor Listing Industri Nikel dan Kendaraan Listrik China di Indonesia

Setelah pergantian kepemilikan, gerak LABA dalam menggarap bisnis baterai cukup lincah di sepanjang 2024.

Saham FAST Diprediksi Masih bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan
| Rabu, 10 Desember 2025 | 08:30 WIB

Saham FAST Diprediksi Masih bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan

Industri jasa makanan Indonesia diproyeksikan akan mencatat pertumbuhan hingga 13% (CAGR 2025–2030). 

Ancaman Penurunan Laba Bersih hingga 27%, Investor Diimbau Waspadai Saham Batubara
| Rabu, 10 Desember 2025 | 08:05 WIB

Ancaman Penurunan Laba Bersih hingga 27%, Investor Diimbau Waspadai Saham Batubara

Regulasi DHE 2026 mengurangi konversi valuta asing menjadi rupiah dari 100% ke 50%, membatasi likuiditas perusahaan batubara.

Proyek IKN Jadi Pedang Bermata Dua untuk Emiten BUMN Karya
| Rabu, 10 Desember 2025 | 07:51 WIB

Proyek IKN Jadi Pedang Bermata Dua untuk Emiten BUMN Karya

Kebutuhan modal kerja untuk mengerjakan proyek IKN justru bisa menambah tekanan arus kas dan memperburuk leverage.

Bangun Tiga Gerai Baru, DEPO Incar Pendapatan Rp 3 Triliun
| Rabu, 10 Desember 2025 | 07:49 WIB

Bangun Tiga Gerai Baru, DEPO Incar Pendapatan Rp 3 Triliun

Emiten bahan bangunan milik konglomerat Hermanto Tanoko itu berencana menambah tiga gerai baru tahun depan.

Cuaca Ekstrem dan Momentum Nataru Diklaim Jadi Pendorong Pemulihan Harga CPO
| Rabu, 10 Desember 2025 | 07:35 WIB

Cuaca Ekstrem dan Momentum Nataru Diklaim Jadi Pendorong Pemulihan Harga CPO

Emiten yang memiliki basis kebun kelapa sawit di Kalimantan diprediksi relatif lebih aman dari gangguan cuaca.

Mandiri Sekuritas Tangani 5 IPO Skala Jumbo Alias Lighthouse Company, Ini Bocorannya
| Rabu, 10 Desember 2025 | 07:34 WIB

Mandiri Sekuritas Tangani 5 IPO Skala Jumbo Alias Lighthouse Company, Ini Bocorannya

Minat korporasi melantai ke bursa terus meningkat dan akan terlihat di tahun 2026. ada empat sampai lima perusahaan yang sedang kami perhatikan. 

Tahun Ini Jeblok, Laba Bersih Emiten Diramal Akan Pulih Tahun Depan
| Rabu, 10 Desember 2025 | 06:57 WIB

Tahun Ini Jeblok, Laba Bersih Emiten Diramal Akan Pulih Tahun Depan

Mandiri Sekuritas memproyeksikan laba bersih emiten dalam cakupannya bisa tumbuh 14,2% dengan pertumbuhan pendapatan sebesar 7,8%.

Demutualisasi Bursa Dikebut, Targetnya Rampung Pada Semester I-2026
| Rabu, 10 Desember 2025 | 06:54 WIB

Demutualisasi Bursa Dikebut, Targetnya Rampung Pada Semester I-2026

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menargetkan proses demutualisasi Bursa Efek Indonesia (BEI) segera rampung pada semester I-2026 mendatang.

INDEKS BERITA

Terpopuler