Manajer Investasi dan Reksadana yang Tancap Gas

Sabtu, 10 Juni 2023 | 11:04 WIB
Manajer Investasi dan Reksadana yang Tancap Gas
[ILUSTRASI. ANALISIS - Wawan Hendrayana, Head of Investment Research Infovesta Utama]
Wawan Hendrayana | Vice President Infovesta

KONTAN.CO.ID - Industri reksadana di Indonesia mengalami penurunan dana kelolaan yang signifikan. Puncak tertinggi dana kelolaan terjadi pada akhir tahun 2021 lalu sebesar Rp 553 triliun. 

Namun  pandemi, kasus dan perubahan regulasi menyebabkan dana kelolaan terus tergerus hingga di bawah Rp 500 triliun di tahun 2023. 

Di tengah tren penurunan dana kelolaan industri, tetap ada manajer investasi (MI) yang mampu tumbuh di tahun 2023 ini. Siapa saja?

Walau data dana kelolaan turun,  jumlah investor meningkat dari 6,8 juta di akhir 2021 menjadi 10,3 juta di akhir Mei 2023. Lebih dari setengah investor ini berusia di bawah 30 tahun. 

Kita dapat berharap, industr reksadana semakin dewasa dan resilient, karena didukung  investor individu, tidak hanya institusi.

Baca Juga: Dana Kelolaan Bank Kustodian Turun

Di tengah segala tantangan  masih ada beberapa manajer investasi yang mampu tumbuh dari sisi dana kelolaan,.Pertumbuhan ini dari pengelolaan asset yang baik dan juga dari pembelian reksadana oleh investor. Artinya para MI ini masih mampu menarik minat investor 

Dari peraih dana kelolaan tertinggi cukup menarik karena tiga MI yang sudah jumbo. Ada juga yang dana kelolaan relatif lebih kecil, tapi masih dapat bersaing.

Juara hingga Mei 2023 ini adalah PT Syailendra Capital yang mampu meningkatkan dana kelolaan hingga Rp 4.75 triliun ata sekitar 16.9%.  
Namun dari sisi pertumbuhan PT Surya Timur Alam Raya (STAR) meningkat 51%. Lalu PT Insight Investments Management tumbuh hingga 34%. 

Dengan persaingan yang ada, menarik dicermati strategi para juara untuk mencapai hasil tersebut.
Setelah melihat jawara MI dalam kenaikan dana kelolaan, menarik juga melihat produk apa yang paling diminati sehingga dana kelolaa meningkat, 

Dari 10 reksadana dengan pertumbuhan dana kelolaan tertinggi urutan pertama hingga sembilan adalah reksadana berbasis obligasi atau pendapatan tetap. Hanya nomor 10 yang merupakan reksadana pasar uang. 

Baca Juga: Disokong Saham Big Caps, Rapor Reksadana Indeks dan ETF Ungguli IHSG

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan, saat ini reksadana yang memberikan imbal hasil lebih pasti dan aman diminati investor.
Minat investor ini sejalan juga dengan kinerja reksadana. Reksadana pendapatan tetap menjadi juara di tahun 2023 ini seiring  iklim suku bunga stabil dan berpotensi menurun. Sehingga prospek kinerja instrument berbasis  obligasi hingga tahun depan masih menjanjikan. 

Di tengah tantangan industri reksadana  para manajer investasi yang terus berinovasi dan mengembangkan produk. Sehingga mampu bersaing dan terus tumbuh patut diapresiasi. 

Kita berharap, industri reksadana  dapat terus tumbuh seiring dengan minat investor yang pulih.   

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Danantara Dikabarkan bakal Menerbitkan Patriot Bond Senilai Rp 50 Triliun
| Selasa, 26 Agustus 2025 | 12:24 WIB

Danantara Dikabarkan bakal Menerbitkan Patriot Bond Senilai Rp 50 Triliun

Kabar mengenai Patriot Bond Danantara pertama kali terungkap lewat akun instagram pribadi Tantowi Yahya (@tantowiyahyaofficial) tanggal 23 Agustus

Membedah Katalis yang bisa Mendongkrak Kinerja Keuangan & Saham Vale Indonesia (INCO)
| Selasa, 26 Agustus 2025 | 10:47 WIB

Membedah Katalis yang bisa Mendongkrak Kinerja Keuangan & Saham Vale Indonesia (INCO)

Penjualan nikel saprolit akan memberikan tambahan pendapatan potensial sekitar US$ 56 juta di paruh kedua 2025.

Memantau Geliat Industri Bank Kustodian di Tahun 2025
| Selasa, 26 Agustus 2025 | 10:41 WIB

Memantau Geliat Industri Bank Kustodian di Tahun 2025

Industri bank kustodian di Indonesia dapat belajar dari negara yang lebih maju seperti India dan Vietnam. 

Saham TLKM Tetap di Atas 3.000 di Tengah Jual-Beli oleh JP Morgan & Credit Agricole
| Selasa, 26 Agustus 2025 | 08:43 WIB

Saham TLKM Tetap di Atas 3.000 di Tengah Jual-Beli oleh JP Morgan & Credit Agricole

Berdasar rata-rata target harga berdasarkan konsensus analis, potensi kenaikan harga saham TLKM sudah terbatas.

Valuasi Harga Saham HEAL Kian Premium Sejak Masuknya Grup Djarum, Masih Layak Beli?
| Selasa, 26 Agustus 2025 | 08:12 WIB

Valuasi Harga Saham HEAL Kian Premium Sejak Masuknya Grup Djarum, Masih Layak Beli?

Masuknya Grup Djarum membuka peluang bagi RS Hermina (HEAL) untuk menggarap ratusan ribu karyawan yang berada di bawah konglomerasi tersebut.

Anggaran BA BUN Bengkak, Rawan Jadi Pos Gelap
| Selasa, 26 Agustus 2025 | 07:54 WIB

Anggaran BA BUN Bengkak, Rawan Jadi Pos Gelap

Anggaran tahun depan dipatok Rp 525 triliun, naik signifikan 46,65% dibanding 2025 yang sebesar Rp 358 triliun.

Harga Saham EMTK Mengangkasa, Vanguard Group tak Mau Ketinggalan Kesempatan Jualan
| Selasa, 26 Agustus 2025 | 07:42 WIB

Harga Saham EMTK Mengangkasa, Vanguard Group tak Mau Ketinggalan Kesempatan Jualan

Sepanjang Agustus 2025 berjalan, investor asing institusi lebih banyak menjual saham EMTK ketimbang akumulasi.

Belanja Perpajakan Tak Ungkit Industri Pengolahan
| Selasa, 26 Agustus 2025 | 07:30 WIB

Belanja Perpajakan Tak Ungkit Industri Pengolahan

Meski belanja perpajakan digelontorkan, kinerja industri pengolahan justru semakin menunjukkan tanda-tanda kelesuan. 

Upaya Jaring Pemasukan dari Kadar Gula Minuman
| Selasa, 26 Agustus 2025 | 07:23 WIB

Upaya Jaring Pemasukan dari Kadar Gula Minuman

Pemerintah dan DPR sepakat menerapkan cukai minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) pada tahun 2026 

Kereta Khusus Petani-Pedagang Bakal Berefek Positif
| Selasa, 26 Agustus 2025 | 07:10 WIB

Kereta Khusus Petani-Pedagang Bakal Berefek Positif

Kereta Petani-Pedagang dengan tujuan mengangkut hasil pertanian dan barang dagangan dari daerah pedesaan ke wilayah perkotaan.

INDEKS BERITA

Terpopuler