Manipulasi di Bursa

Rabu, 08 Februari 2023 | 08:00 WIB
Manipulasi di Bursa
[]
Reporter: Herry Prasetyo | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham gorengan tengah menjadi sorotan Presiden Joko Widodo. Gara-garanya, skandal di pasar modal India yang melibatkan Adani Group, salah satu konglomerasi terkaya di Asia.

Dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2023 awal pekan ini, Senin (6/2), Presiden Jokowi mewanti-wanti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mengintensifkan pengawasan terkait praktik goreng-menggoreng saham.

Jokowi meminta, OJK harus melihat betul mana yang suka menggoreng saham, jangan sampai ada yang lolos. Pengawasan harus dilakukan secara detail. Sebab, dalam kasus Grup Adani, aksi goreng-menggoreng menyebabkan arus dana asing keluar dan nilai tukar rupee jatuh meski ekonomi makro India bagus.

Di bursa saham Indonesia, saham gorengan tampaknya malah sudah menjadi menu sehari-hari bagi sebagian investor saham. Memang, tak mudah untuk membuktikan terjadinya manipulasi harga saham baik berupa aksi wash trade, pump and dump, maupun cornering.

Namun, kita dengan mudah menemukan saham yang tiba-tiba ramai diperdagangkan. Akibatnya, harga saham melambung tinggi seolah tanpa rem hingga menyentuh batas auto reject atas (ARA) berjilid-jilid.

Padahal, fundamental emiten biasa-biasa saja, tak ada yang berubah. Beberapa malah ada yang babak belur. Tak ada juga rencana emiten untuk menggelar aksi korporasi yang bakal mempengaruhi harga sahamnya. Intinya, tak ada alasan fundamental yang membuat harga sahamnya tiba-tiba melonjak.

Kenaikan harga saham gorengan ini tentu tak bertahan lama. Setelah mencapai titik tertentu, harganya bakal jatuh. Kejatuhan bakal makin parah jika terjadi gagal bayar dalam permainan manipulasi harga tersebut. Alhasil, investor ritel yang membeli saham di harga pucuk harus rela cuci piring.

Sejauh ini, langkah regulator untuk melindungi investor dari saham gorengan masih jauh dari harapan. Pengawasan dan penegakan hukum juga masih kurang. Peringatan berupa unusual market activity (UMA) maupun suspensi perdagangan tak mempan untuk membendung aksi manipulasi harga saham.

Bagaimanapun, praktik manipulasi harga saham ini merupakan tindak kejahatan dan merugikan investor. Sudah sepantasnya otoritas bursa bekerja lebih keras dan tegas untuk melindungi investor dan menciptakan perdagangan yang aman, adil,  dan efisien. 

Jangan sampai bursa justru hanya menjadi alat memperkaya pelaku manipulasi.

Bagikan

Berita Terbaru

Menakar Pinjaman Sindikatif Terhadap Fundamental dan Prospek Sawit Sumbermas (SSMS)
| Minggu, 23 November 2025 | 14:00 WIB

Menakar Pinjaman Sindikatif Terhadap Fundamental dan Prospek Sawit Sumbermas (SSMS)

Dalam jangka panjang aset baru ini SSMS itu bersifat volume accretive, mendorong produksi TBS dan CPO konsolidasi.

Ekspansi Sawit vs. Intensifikasi, Mana Solusi Terbaik?
| Minggu, 23 November 2025 | 13:00 WIB

Ekspansi Sawit vs. Intensifikasi, Mana Solusi Terbaik?

Prioritaskan intensifikasi dan PSR untuk tingkatkan produktivitas tanpa merusak lingkungan.               

Menakar Antara Ekspansi Lahan atau Peremajaan Sawit
| Minggu, 23 November 2025 | 11:00 WIB

Menakar Antara Ekspansi Lahan atau Peremajaan Sawit

Pemerintah berencana membuka lahan baru 600.000 hektare (ha) untuk menanam kelapa sawit. Kebijakan ini memantik kritik.

Prospek Saham AUTO ditengah Tantangan Industri Otomotif Nasional
| Minggu, 23 November 2025 | 10:00 WIB

Prospek Saham AUTO ditengah Tantangan Industri Otomotif Nasional

Selain memperkuat penetrasi pasar, AUTO juga berfokus pada diversifikasi produk guna memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin berkembang.

Jangan Gegabah Ikut-ikutan Ajakan Galbay Pinjol
| Minggu, 23 November 2025 | 09:10 WIB

Jangan Gegabah Ikut-ikutan Ajakan Galbay Pinjol

Ajakan gagal bayar pinjol makin marak. Pahami risikonya agar tak ikut terjebak.                     

Jangan Gegabah Ikut-ikutan Ajakan Galbay Pinjol
| Minggu, 23 November 2025 | 09:10 WIB

Jangan Gegabah Ikut-ikutan Ajakan Galbay Pinjol

Ajakan gagal bayar pinjol makin marak. Pahami risikonya agar tak ikut terjebak.                     

Jangan Gegabah Ikut-ikutan Ajakan Galbay Pinjol
| Minggu, 23 November 2025 | 09:10 WIB

Jangan Gegabah Ikut-ikutan Ajakan Galbay Pinjol

Ajakan gagal bayar pinjol makin marak. Pahami risikonya agar tak ikut terjebak.                     

Meski Valuasi Sudah Mulai Premium, Namun Dividen IPCC Masih Menggoda
| Minggu, 23 November 2025 | 09:00 WIB

Meski Valuasi Sudah Mulai Premium, Namun Dividen IPCC Masih Menggoda

Analis menilai penguatan harga PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) lebih banyak didorong momentum dan sentimen musiman.

Risiko Belum Bottom, Hati-Hati Menadah Aset Kripto Diskon
| Minggu, 23 November 2025 | 08:15 WIB

Risiko Belum Bottom, Hati-Hati Menadah Aset Kripto Diskon

Kapitalisasi pasar aset kripto global turun tajam, seiring Bitcoin cs ambles. Waktunya menadah kripto harga diskon?

Ambisi Mencetak Ladang Angin Terganjal Banyak Masalah
| Minggu, 23 November 2025 | 06:20 WIB

Ambisi Mencetak Ladang Angin Terganjal Banyak Masalah

Pengembangan pembangkit tenaga bayu masih jalan di tempat. Pemerintah siap mencetak lebih banyak lagi ladang angin. Tapi, masih banyak PR.

INDEKS BERITA

Terpopuler