KONTAN.CO.ID - Bisnis minuman tradisional masih terus menjanjikan. Sekalipun, minuman kekinian terus bermunculan.
Tanya saja ke Nadzir Alimuddin, Pendiri Dawet Kemayu, yang berhasil meraih kesuksesan dalam berbisnis minuman dawet. Di tangan Nadzir, minuman segar yang umumnya berasal dari campuran cendol, santan, dan gula merah ini bisa dia sulap menjadi minuman kekinian.
Nadzir bercerita, Dawet Kemayu berdiri sejak 2020, saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Bisnis ini lahir ketika usaha dia sebelumnya, ayam geprek bangkrut pada 2019.
Di tengah keterpurukan usahanya, Nadzir seperti menemukan keberuntungan lain, dengan menyulap minuman dawet menjadi lebih modern.
Dawet Kemayu awalnya dia jalankan hanya bermodal gerobak, bahan baku, dan pemasaran. "Ya sekitar Rp 9 juta hingga Rp 10 juta untuk modal gerobak, bahan baku, dan marketing," ungkap Nadzir, Jumat (14/6).
Meski begitu, ia bilang, Dawet Kemayu memiliki ciri khas yang berbeda dengan dawet pada umumnya. Dawet yang biasanya berbahan baku santan, dia ganti dengan menggunakan fiber creme. Krim nabati ini Nadzir klaim jauh lebih sehat dibandingkan dengan santan yang banyak mengandung lemak serta karbohidrat.
Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.
Sudah berlangganan? MasukBerlangganan dengan Google
Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.
Kontan Digital Premium Access
Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari
Rp 120.000
Business Insight
Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan