Market Global: Merespon Data Ekonomi China, Reli Saham Global Berakhir

Selasa, 22 Januari 2019 | 06:08 WIB
Market Global: Merespon Data Ekonomi China, Reli Saham Global Berakhir
[]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Hasbi Maulana

KONTAN.CO.ID - LONDON. Saham Eropa jatuh pada hari Senin (21/1) dari level tertinggi enam minggu karena perlambatan ekonomi China menghentikan reli ekuitas global.

Perdagangan saham secara umum tenang dengan pasar AS libur untuk memperingati hari Martin Luther King Jr. Namun harga saham global terpukul setelah data menunjukkan ekonomi China, terbesar kedua di dunia, tumbuh 6,4% pada kuartal keempat lalu.

Pertumbuhan sebesar itu terakhir terlihat pada awal 2009 selama krisis keuangan global. Sebenarnya, angka tersebut sejalan dengan perkiraan analis. Harapan pasar bakal lebih banyak stimulus dari Beijing telah mendorong pasar Asia ke level tertinggi sejak awal Desember.

Sayang, tampaknya, reli saham secara global berakhir.

Indeks ekuitas pan-Eropa turun 1,3%, di bawah titik tertinggi enam minggu yang tercipta Jumat (18/1) pekan lalu. Saham Jerman, yang sangat terpapar ekspor ke China, turun 0,6% lebih rendah dari sesi perdagangan sebelumnya. 

Pasar saham berjangka AS, yang menawarkan indikasi bagaimana saham Wall Street akan dibuka berikutnya, turun sekitar 0,5%.

"Tampaknya optimisme yang kita lihat di Asia tidak meluas ke Eropa," kata Brittany Baumann, ahli strategi makro di TD Securities di London.

"Dan awal minggu ini adalah refleksi dari risiko penurunan yang masih ada, yaitu perkembangan Brexit serta perdagangan China dan AS."

Ekonomi China menghadapi perubahan yang dalam dan rumit, kata Presiden Xi Jinping, Senin.

Tanda-tanda pelemahan ekonomi di China telah memicu kecemasan tentang risiko terhadap ekonomi dunia dalam beberapa pekan terakhir. Maklum, ekonomi China dianggap menyumbang hampir sepertiga pertumbuhan global dalam beberapa tahun terakhir. 

"Secara seimbang, data (China) relatif positif dan tidak menunjukkan pendaratan keras," kata Timothy Graf, kepala strategi makro di State Street Global Advisors di London.

"Data konsumsi yang lebih baik dari yang diharapkan merupakan kesimpulan positif bahwa China berusaha merekayasa langkah menuju ekonomi yang dipimpin konsumen."

Data pertumbuhan China juga menekan harga minyak turun mengingat konsumen minyak mentah terbesar kedua di dunia, berkurang. Harga minyak mentah Brent di pasar berjangka turun 0,2% menjadi US$ 62,57 per barel.

Di pasar mata uang, poundsterling Inggris menguat setelah Perdana Menteri Theresa May mengindikasikan akan lebih "fleksibel" dengan anggota parlemen, meskipun dia menolak untuk mengesampingkan Brexit tanpa kesepakatan. Ada beberapa tanda dia bisa memecahkan kebuntuan dengan parlemen setelah kesepakatan Brexit ditolak pekan lalu.

May menawarkan untuk memperbaiki rancangan kesepakatannya yang kalah di parlemen dengan mencari konsesi lebih lanjut dari Uni Eropa.

Sterling awalnya jatuh ketika dia berbicara, kemudian naik ke titik tertinggi sesi, di atas US$ 1,29.

"Kegagalannya merinci Rencana B dapat menjadi katalisator bagi parlemen untuk mengambil kendali atas proses tersebut," John Marley, konsultan mata uang senior di spesialis manajemen risiko FX, SmartCurrencyBusiness, mengatakan.

Indeks FTSE Inggris diperdagangkan flat, sementara imbal hasil obligasi pemerintah Inggris tergelincir 3 basis poin menjadi 1,32%.

Bagikan

Berita Terbaru

Efek Aturan Baru Harga Patokan Mineral, Penambang Kecil Berpotensi Tertekan
| Selasa, 02 September 2025 | 11:56 WIB

Efek Aturan Baru Harga Patokan Mineral, Penambang Kecil Berpotensi Tertekan

Di satu sisi pemerintah menilai langkah ini memperkuat penerimaan negara, sementara di sisi lain penambang khawatir posisi tawarnya makin lemah.

Prabowo akan Rilis Aturan Pembangkit Sampah, Danantara dan Swasta Siap Garap PLTSa
| Selasa, 02 September 2025 | 11:46 WIB

Prabowo akan Rilis Aturan Pembangkit Sampah, Danantara dan Swasta Siap Garap PLTSa

Aturan terbaru terkait pembangkit listrik tenaga sampah meniadakan tipping fee dan mengakomodasi semua teknologi pengolahan sampah​.

Paling Diminati Asing Pekan Lalu, tapi Analis Pilih Wait and See AMMN, CUAN, & BBRI
| Selasa, 02 September 2025 | 08:36 WIB

Paling Diminati Asing Pekan Lalu, tapi Analis Pilih Wait and See AMMN, CUAN, & BBRI

Situasi Indonesia yang masih panas di sejumlah daerah membuat investor saham mesti lebih berhati-hati.

Prospek Diadang Lemahnya Daya Beli Masyarakat, Saham ACES Berpotensi Masih Tertekan
| Selasa, 02 September 2025 | 08:10 WIB

Prospek Diadang Lemahnya Daya Beli Masyarakat, Saham ACES Berpotensi Masih Tertekan

Tantangan lain bagi ACES adalah kembalinya merek Ace Hardware di bawah naungan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI).

Masih Jadi Sasaran Jual Asing, Saham Big Banks Berpotensi Naik Ketika IHSG Rebound
| Selasa, 02 September 2025 | 07:52 WIB

Masih Jadi Sasaran Jual Asing, Saham Big Banks Berpotensi Naik Ketika IHSG Rebound

Posisi underowned investor asing di saham-saham perbankan besar membuat kemungkinan tekanan jual ke depannya cenderung lebih kecil 

IHSG Sering Turun di September 10 Tahun Terakhir, 6 Saham LQ45 Ini Justru Lawan Arus
| Selasa, 02 September 2025 | 06:35 WIB

IHSG Sering Turun di September 10 Tahun Terakhir, 6 Saham LQ45 Ini Justru Lawan Arus

Probabilitas kenaikan harga enam saham LQ45 mencapai 60 persen ke atas pada bulan September dalam 10 tahun terakhir.

Di Awal Pekan Pasar Panik, Net Sell Rp 2,15 Triliun, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Selasa, 02 September 2025 | 06:24 WIB

Di Awal Pekan Pasar Panik, Net Sell Rp 2,15 Triliun, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Kondisi politik yang memanas memicu asing melakukan aksi jual bersih alias net sell sebesar Rp 2,15 triliun.

Kinerja Telkom Indonesia Tbk (TLKM) Lesu di Semester I 2025, Apa Strategi Andalan?
| Selasa, 02 September 2025 | 06:20 WIB

Kinerja Telkom Indonesia Tbk (TLKM) Lesu di Semester I 2025, Apa Strategi Andalan?

TLKM catat penurunan pendapatan 3% di semester I 2025. Pelajari segmen yang terdampak dan strategi perusahaan untuk hadapi tantangan pasar.

Rupiah Bangkit di Awal Pekan, Begini Proyeksinya di Selasa (2/9)
| Selasa, 02 September 2025 | 06:10 WIB

Rupiah Bangkit di Awal Pekan, Begini Proyeksinya di Selasa (2/9)

Setelah melemah, rupiah menunjukkan tanda-tanda penguatan terhadap dolar AS. Pelajari faktor pendukung dan prediksi pergerakan rupiah ke depan

Genjot Kontribusi Anak Usaha, Charoen Pokphand (CPIN) Akuisisi Pembibitan Unggas
| Selasa, 02 September 2025 | 06:10 WIB

Genjot Kontribusi Anak Usaha, Charoen Pokphand (CPIN) Akuisisi Pembibitan Unggas

Melalui anak usahanya, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) mengambil alih fasilitas pembibitan unggas milik PT Istana Satwa Borneo.

INDEKS BERITA

Terpopuler