Market Global: Perkembangan Perundingan AS-China Angkat Saham Asia

Selasa, 19 Februari 2019 | 17:53 WIB
Market Global: Perkembangan Perundingan AS-China Angkat Saham Asia
[]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - TOKYO.  Indeks di bursa saham Asia mendekati kisaran tertingginya selama empat bulan terakhir terangkat optimisme pemodal atas perkembangan pembicaraan dagang Amerika Serikat dan China.

Indeks Nikkei menguat 0,2%, setelah mendatar hampir sepanjang hari. Indeks saham Australia menguat 0,3% ke posisi tertingginya selama lebih dari empat bulan terakhir.

Indeks saham di Negeri Kangguru telah menguat lebih dari 8%, seiring dengan ekspektasi pasar terhadap pelonggaran kebijakan moneter untuk menggelitik pertumbuhan di negeri itu.

Di Beijing, indeks saham terperosok ke zona pelemahan setelah menguat di sesi pagi. Indeks yang mengukur pergerakan harga saham unggulan di China terperosok 0,4%.

Pelemahan di bursa China menyeret indeks komposit Morgan Stanley (MSCI) untuk wilayah Asia Pasifik non-Jepang melemah 0,1%. Namun, MSCI masih tak jauh dari posisi puncaknya selama empat bulan terakhir.

Perkembangan perundingan dagang AS-China mendominasi sentimen yang muncul dalam perdagangan saham di bursa-bursa Asia hhari ini. Kabar terbaru menjadi alasan untuk investor optimistis China dan AS mampu mencapai kompromi sebelum 1 Maret. Memang, tak banyak perkembangan perundingan yang diberitakan.

Namun para pemodal berbesar hati setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan akan memperpanjang tenggat waktu perundingan perdagangan hingga setelah 1 Maret. Para pemodal menyimpulkan AS bersedia menunda kenaikan tarif impor atas barang produksi China menjadi 25% dari semula 10%.

Perkembangan terbaru dari perundingan perdagangan itu mengubah mood investor terhadap saham-saham di Negeri Tembok Raksasa. Indeks saham di China pun bergerak naik dengan cepat, terlihat dari penguatan MSCI China yang mencapai 6,5%. Meski prospek ekonomi negerinya masih meragukan, bursa saham di China mampu mencetak kinerja lebih baik dibanding bursa-bursa utama lain.
 
Pelonggaran moneter

Investor pasar uang kembali memburu aset yang lebih berisiko. Perubahan selera ini dipicu oleh sinyal mempertahankan bunga yang dilontarkan The Fed awal tahun ini.
Pemodal juga menebak arah pernyataan Olli Rehn, yang merupakan salah seorang anggota dewan bank sentral Eropa (ECB).

Pimpinan bank sentral Finlandia itu, kemarin, menyatakan, data terbaru memperlihatkan ekonomi cenderung melemah. Pasar pun berspekulasi ECB sedang menyiapkan stimulus untuk mendukung penyaluran kredit perbankan.

Arah perdagangan di pasar uang dunia juga terpengaruh oleh pernyataan bank sentral Jepang (BOJ) mengenai kesiapannya meningkatkan stimulus. Pelonggaran akan diluncurkan BOJ jika penguatan yen berdampak buruk ke ekonomi Negeri Matahari Terbit, dan menganggu upaya pencapaian target inflasi.

Pernyataan itu berujung ke penguatan tipis dollar AS terhadap yen. Saat pasar di Tokyo tutup, nilai tukar dollar AS sebesar 110,6 naik dari posisi terendahnya di hari ini, yaitu 110,45.

"Dalam sepekan terakhir, berbagai bank sentral melontarkan sinyalemen kemungkinan pelonggaran kebijakan moneter. Jika sinyalemen itu terwujud, dampaknya akan positif bagi pasar saham di Asia atau emerging market," demikian penilaian Ajay Singh Kapur, perancang strategi di Bank ofAmerica-Merrill Lynch.

Karena kemampuannya menekan premi risiko serta memangkas risiko deflasi, neraca bank sentral merupakan penentu utama harga saham, demikian kesimpulan Kapur.

Di pasar valas, euro melemah 0,1% ke posisi US$ 1,1295, tidak jauh dari posisi terendahnya selama tiga bulan terakhir yang terjadi akhir pekan lalu. Euro kehilangan tenaga setelah statistik terbaru ekonomi Eropa, termasuk Produk Domestik Bruto Jerman, memperlihatkan penurunan.

Valuta lain bergerak di kisaran yang tidak jauh berbeda dari hari-hari sebelumnya. Poundsterling melemah 0,2% menjadi US$1,2899, sedang dollar Australia tertahan di posisi US$0,7112.

Mengandalkan paladium

Perdagangan logam berharga semarak sepanjang hari, mengandalkan paladium. Harga logam tersebut melonjak hingga $1.471 per ons terpengaruh oelh penerapan standar emisi terbaru yang lebih ketat di dunia. Standar terbaru akan berujung ke naiknya permintaan akan logam yang digunakan sebagai bahan baku suku cadang otomotif.

Harga emas tertahan di kisaran $1.323,66 per ons, setelah sempat melonjak hingga kisaran tertingginya dalam 10 bulan terakhir, di $1.327,64 per ons.

Sementara harga minyak bergerak mixed. Kontrak berjangka untuk Brent, yang kerap menjadi rujukan harga minyak dunia, melemah ke posisi $66,21, turun dari posisi tertingginya sejak pertengahan November lalu, yaitu $66,83. Sementara kontrak berjangka untuk minyak mentah AS menguat 21 sen menjadi US$ 55,8.

Bagikan

Berita Terbaru

Pasar Wait and See, Kinerja Obligasi Kurang Amunisi
| Selasa, 11 November 2025 | 15:52 WIB

Pasar Wait and See, Kinerja Obligasi Kurang Amunisi

Laju penguatan kinerja obligasi pemerintah terjegal oleh faktor eksternal. Bagaimana sebaiknya strategi investor?

Menyeragamkan Kategori Rekening Dormant Agar Tak Timbul Masalah
| Selasa, 11 November 2025 | 10:45 WIB

Menyeragamkan Kategori Rekening Dormant Agar Tak Timbul Masalah

OJK terbitkan POJK 24/2025, standar baru klasifikasi rekening aktif, tidak aktif, dan dormant, serta prosedur reaktivasi untuk melindungi nasabah.

Strategi Menyelam di Koin-Koin Micin Kripto
| Selasa, 11 November 2025 | 09:17 WIB

Strategi Menyelam di Koin-Koin Micin Kripto

Koin-koin micin memang biasanya tidak membutuhkan modal besar untuk menggerakkan harganya, sehingga sangat mudah dipompa dan dijatuhkan.

BI Pastikan Redenominasi Tak Kurangi Daya Beli
| Selasa, 11 November 2025 | 08:50 WIB

BI Pastikan Redenominasi Tak Kurangi Daya Beli

Penyusunan RUU Redenominasi tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 7/2025           

Purbaya Meminta Pemda Percepat Belanja
| Selasa, 11 November 2025 | 08:35 WIB

Purbaya Meminta Pemda Percepat Belanja

Instruksi itu tertuang dalam surat resmi bernomor S-662/MK.08/2025 yang bersifat segera, ditujukan kepada para gubernur, bupati, dan wali kota

Menakar Peluang Perluasan Objek Cukai
| Selasa, 11 November 2025 | 08:18 WIB

Menakar Peluang Perluasan Objek Cukai

 Rencana perluasan objek cukai di luar rokok dan minuman beralkohol bakal menghadapi tantangan berat

Beban Keuangan Membengkak, Sejahteraraya Anugrahjaya (SRAJ) Mendekap Kerugian
| Selasa, 11 November 2025 | 08:07 WIB

Beban Keuangan Membengkak, Sejahteraraya Anugrahjaya (SRAJ) Mendekap Kerugian

PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ) ​ membukukan rugi bersih Rp 88,46 miliar di periode sembilan bulan tahun 2025. 

Cari Dana Bayar Utang, Cakra Buana Resources (CBRE) Akan Menggelar Rights Issue
| Selasa, 11 November 2025 | 08:00 WIB

Cari Dana Bayar Utang, Cakra Buana Resources (CBRE) Akan Menggelar Rights Issue

Seluruh saham yang akan dilepas PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) merupakan saham atas nama dengan nilai nominal Rp 25 per saham.

Bumi Resources (BUMI) Resmi Jadi Pemilik 100% Saham Wolfram
| Selasa, 11 November 2025 | 07:55 WIB

Bumi Resources (BUMI) Resmi Jadi Pemilik 100% Saham Wolfram

Total nilai akuisisi yang digelontorkan emiten batubara Grup Bakrie itu mencapai AUS$63,5 juta atau setara Rp 698,98 miliar.

Kinerja Emiten Grup Triputra Semakin Berjaya
| Selasa, 11 November 2025 | 07:47 WIB

Kinerja Emiten Grup Triputra Semakin Berjaya

Kenaikan volume penjualan dan rata-rata harga jual atau average selling price (ASP) ​mendukung kinerja emiten Grup Triputra.

INDEKS BERITA

Terpopuler