Market Global: Saham Global Anjlok, Investor Kembali Melirik Safe Haven

Rabu, 23 Januari 2019 | 06:43 WIB
Market Global: Saham Global Anjlok, Investor Kembali Melirik Safe Haven
[]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Hasbi Maulana

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks pasar saham dunia turun pada Selasa (22/1) karena kekhawatiran terhadap pertumbuhan global dan perdagangan. Investor kembali melirik aset safe-haven seperti yen Jepang dan obligasi pemerintah.

Investor menghindari aset berisiko seperti saham ketika Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan prospek redup ekonomi dunia pada hari Senin. China mengkonfirmasi tingkat pertumbuhan paling lambat dalam hampir 30 tahun, dan seiring ketidakpastian Brexit terus menyeret sentimen miring.

Di Wall Street, indeks saham turun setelah laporan dari Financial Times menyebut Amerika Serikat menolak tawaran pembicaraan perdagangan persiapan dari China. Indeks utama jatuh di bawah level support teknikal pada rata-rata pergerakan 50 hari mereka.

Namun demikian indeks berhasil membal pada jam terakhir perdagangan karena penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan kepada CNBC bahwa laporan itu tidak benar. 

"Ada banyak hal di latar belakang -perdagangan, penutupan pemerintah, musim pendapatan- Anda akan mengalami perubahan besar di pasar berdasarkan data terbaru," kata Paul Nolte, manajer portofolio di Kingsview Asset Management di Chicago.

"Investor semakin bearish dan kurang optimis pada prospek," tambah Nolte.

Dow Jones Industrial Average turun 301,87 (-1,22%) menjadi 24.404,48. S&P 500 terpangkas 37,81 poin (-1,42%) menjadi 2.632,9. Adapun Nasdaq Composite turun 136,87 poin (-1,91%) menjadi 7.020,36.

Indeks acuan S&P mengalami penurunan persentase harian terbesar sejak 3 Januari.

Saham Eropa jatuh untuk hari kedua berturut-turut. Saham bank Swiss UBS tenggelam lebih dari 3% karena pendapatan yang mengecewakan.

Dalam laporan World Economic Outlook IMF memperkirakan ekonomi global hanya akan tumbuh 3,5% pada 2019 dan 3,6% pada 2020, turun masing-masing 0,2 dan 0,1 poin persentase dari perkiraan pada Oktober.

Penurunan tersebut terutama mencerminkan pelemahan ekonomi di Eropa: Jerman terluka oleh aturan emisi mobil yang baru, Italia tertekan pasar karena kebuntuan anggaran Roma, dan rencana keluar Inggris dari Uni Eropa.

Indeks STOXX 600 pan-Eropa kehilangan 0,36% dan indeks saham MSCI di seluruh dunia turun 1,08%.

Yen Jepang menguat 0,24% versus sollar AS menjadi 109,42 per dolar.
 
Indeks dolar, yang naik ke level tertinggi sejak 4 Januari terdorong permintaan safe-haven, sempat turun setelah data menunjukkan penjualan rumah AS jatuh ke level terendah dalam tiga tahun pada Desember.

Untunglah indeks yang menggambarkan kurs greenback terhadap enam mata uang utama, kembali bergerak datar setelah pernyataan Kudlow.

Kekhawatiran perlambatan menekan imbal hasil surat utang pemerintah AS. Investor mengalihkan sejumlah uang kembali ke pasar obligasi. Surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun memberikan imbal hasil (yield) turun menjadi 2,7463% dari 2,782%.

Harga minyak mentah AS turun 2,29% ke US$ 52,57 per barel. Harga minyak Brent berkahir di US$ 61,50, turun 1,98%.

Bagikan

Berita Terbaru

Pungutan Ekspor Sawit Turun dari Target Awal
| Jumat, 22 November 2024 | 09:50 WIB

Pungutan Ekspor Sawit Turun dari Target Awal

Tahun ini BPDPKS menargetkan setoran pungutan ekspor sawit sebesar Rp 24 triliun, turun dari target awal

Rencana PPN Naik Menuai Petisi Penolakan
| Jumat, 22 November 2024 | 09:32 WIB

Rencana PPN Naik Menuai Petisi Penolakan

Ribuan masyarakat Indonesia menandatangani petisi yang menolak rencana kenaikan tarif PPN menjadi 12% tersebut

Tax Amnesty Bisa Gagal Tarik Dana
| Jumat, 22 November 2024 | 09:14 WIB

Tax Amnesty Bisa Gagal Tarik Dana

Menurut Direktur Eksekutif Indef Eko Listiyanto, tax amnesty tidak bisa diterapkan terus-menerus dalam waktu singkat

Cuan Tinggi Saham Pendatang Baru
| Jumat, 22 November 2024 | 09:12 WIB

Cuan Tinggi Saham Pendatang Baru

Kendati harga saham pendatang baru sudah naik tinggi hingga ratusan persen, waspadai pembalikan arah

Upaya Dorong Ekonomi Akan Memperlebar CAD
| Jumat, 22 November 2024 | 08:58 WIB

Upaya Dorong Ekonomi Akan Memperlebar CAD

Bank Indonesia memperkirakan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) sepanjang tahun 2024 bisa melebar jadi 0,9% PDB

WTON Memangkas Target Nilai Kontrak Baru Jadi Rp 6 Triliun
| Jumat, 22 November 2024 | 08:52 WIB

WTON Memangkas Target Nilai Kontrak Baru Jadi Rp 6 Triliun

PT Wika Beton Tbk (WTON) memperkirakan, hingga akhir 2024 ini nilai kontrak baru hanya akan mencapai ke Rp 6 triliun.

Nobel Ekonomi 2024 dan Pengendalian Inflasi
| Jumat, 22 November 2024 | 08:15 WIB

Nobel Ekonomi 2024 dan Pengendalian Inflasi

Keberadaan tiga BUMD pangan yang ada di Jakarta jadi kunci pengendalian inflasi di Provinsi DKI Jakarta

Mimpi ke Piala Dunia
| Jumat, 22 November 2024 | 08:00 WIB

Mimpi ke Piala Dunia

Indonesia harus mulai membuat cetak biru pengembangan sepakbola nasional yang profesional agar mimpi ke Piala Dunia jadi kenyataan.

Status Belum Jelas, Swasta Tunda Proyek Hotel IKN
| Jumat, 22 November 2024 | 07:30 WIB

Status Belum Jelas, Swasta Tunda Proyek Hotel IKN

Sampai saat ini, Presiden Prabowo Subianto belum juga menandatangani Keputusan Presiden (Kepres) soal pemindahan ibu kota.

Daya Beli Lesu, Bisnis Sepeda Layu
| Jumat, 22 November 2024 | 07:20 WIB

Daya Beli Lesu, Bisnis Sepeda Layu

Minat masyarakat untuk membeli sepeda tampak menyusut paska pandemi dan diperparah dengan pelemahan daya beli masyarakat.

INDEKS BERITA

Terpopuler