Masa-Masa Krusial

Rabu, 02 Maret 2022 | 09:00 WIB
Masa-Masa Krusial
[]
Reporter: Harian Kontan | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dunia sedang tidak baik-baik saja. Di saat Rusia dan Ukraina berperang, harga sejumlah komoditas tersulut. Komoditas energi (hard commodity) maupun komoditas pangan (soft commodity) sama-sama berlari kencang.

Harga minyak, gas, CPO hingga batubara di bursa acuan global kompak memanas dan menyentuh posisi tertinggi lebih dari lima tahun terakhir. Misalnya harga minyak WTI kemarin menembus US$ 100 per barel. Ini adalah posisi tertinggi harga minyak mentah sejak Juli 2014 silam.

Bahkan harga batubara Newcastle telah memperbarui rekor tertinggi sepanjang sejarah, yakni menyentuh US$ 274,50 per metrik ton pada perdagangan Selasa (1/3).

Demikian pula harga gandum, kedelai dan jagung yang terus memperbarui rekornya sejak 2008 atau 14 tahun yang lalu. Harga gandum, yang menjadi salah satu bahan baku pangan favorit di Indonesia, kemarin sudah menyentuh US$ 9,78 per bushel di Bursa Chicago.

Kenaikan harga komoditas energi dan pangan menjadi pukulan ganda bagi masyarakat global, termasuk di Indonesia. Pasalnya, hingga saat ini dunia belum terbebas dari efek pandemi Covid-19. Eskalasi kasus, dengan berbagai varian baru, selalu pasang surut dan memicu ketidakpastian.

Apalagi, dalam beberapa hari terakhir ini dunia dikejutkan dengan langkah Rusia yang menyerang Ukraina. Pecahnya konflik antar kedua negara turut berimbas ke aktivitas perekonomian global.

Apalagi, Rusia dan Ukraina merupakan produsen gandum dominan di dunia, setelah Australia. Indonesia juga konsumen gandum utama Ukraina. Selama tahun 2021, Indonesia sudah mengimpor gandum dari Ukraina sebesar 3,07 juta ton, tumbuh 3,9% year-on-year (yoy).

Jumlah tersebut setara 26,8% dari total impor gandum Indonesia yang mencapai 11,48 juta ton. Jika suplai gandum dari Ukraina tersendat, maka bisa dipastikan harga gandum semakin tinggi.

Kita memang tidak bisa apa-apa melihat pergerakan harga komoditas global yang masih menanjak. Menggeser pasar impor tidaklah mudah. Apalagi semua negara juga mengalami kondisi serupa.

Satu dua bulan ke depan adalah masa krusial. Sebab, ada momentum Ramadan dan tentulah permintaan bahan pokok meningkat. Jika pemerintah tak mampu mengendalikan pasokan dan harga, bukan mustahil akan timbul gejolak di masyarakat, seperti belakangan ini terjadi saat pasokan minyak goreng seret dan harganya melambung.            

Bagikan

Berita Terbaru

Surplus Neraca Perdagangan Indonesia April 2025 Menyusut, Paling Mini Sejak Mei 2020
| Senin, 02 Juni 2025 | 20:50 WIB

Surplus Neraca Perdagangan Indonesia April 2025 Menyusut, Paling Mini Sejak Mei 2020

Surplus neraca perdagangan bulan April tercatat sebesar US$ 160 juta atau US$ 0,16 miliar, terendah sejak Mei 2020.

Deflasi Bulanan 0,37% pada Mei 2025, Harga Pangan Jadi Pemicu Utama
| Senin, 02 Juni 2025 | 20:37 WIB

Deflasi Bulanan 0,37% pada Mei 2025, Harga Pangan Jadi Pemicu Utama

Meskipun terjadi deflasi secara bulanan, inflasi tahunan atau year-on-year (YoY) pada Mei 2025 tercatat sebesar 1,60%.

Anomali Pergerakan Saham HAJJ, Harganya Terus Terkoreksi di Tengah Musim Haji
| Senin, 02 Juni 2025 | 08:40 WIB

Anomali Pergerakan Saham HAJJ, Harganya Terus Terkoreksi di Tengah Musim Haji

Sejak 21 Mei 2025 hingga menjelang musim haji tahun ini, harga saham PT Arsy Buana Travelindo Tbk (HAJJ) terus bergerak turun.

Profit 30,91% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik (2 Juni 2025)
| Senin, 02 Juni 2025 | 08:40 WIB

Profit 30,91% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik (2 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (2 Juni 2025) 1.905.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 30,91% jika menjual hari ini.

Tak Mempan Kena Suspensi Sampai Masuk PPK, Harga NICL Terus Naik Hingga All Time High
| Senin, 02 Juni 2025 | 08:08 WIB

Tak Mempan Kena Suspensi Sampai Masuk PPK, Harga NICL Terus Naik Hingga All Time High

Kenaikan harga saham PT PAM Mineral Tbk (NICL) diiringi lonjakan kinerja keuangan yang signifikan sejak tahun buku 2024.

Menimbang Ulang Racikan Portofolio
| Senin, 02 Juni 2025 | 07:40 WIB

Menimbang Ulang Racikan Portofolio

Aset berisiko bisa dipertimbangkan untuk investasi, tapi analis mengingatkan bahwa volatilitas masih cukup tinggi

Kabar Spin-Off Bank BSI dari BMRI Menyeruak, Kelak BRIS Langsung di Bawah Danantara
| Senin, 02 Juni 2025 | 07:31 WIB

Kabar Spin-Off Bank BSI dari BMRI Menyeruak, Kelak BRIS Langsung di Bawah Danantara

Spin-off PT Bank Syariah Indonesia Tbk ditargetkan rampung tahun ini sekaligus akan menjadikan Danantara sebagai pengendali baru BRIS.​

Ruang Pemulihan Saham Sektor Consumer Cyclicals Terbuka Lebar
| Senin, 02 Juni 2025 | 07:29 WIB

Ruang Pemulihan Saham Sektor Consumer Cyclicals Terbuka Lebar

Sektor konsumen nonprimer berpeluang membaik di tengah ekspektasi penurunan suku bunga dan pemulihan daya beli

Emiten Menjaring Pinjaman Bank Bernilai Jumbo
| Senin, 02 Juni 2025 | 07:21 WIB

Emiten Menjaring Pinjaman Bank Bernilai Jumbo

Sejumlah emiten gencar memanfaatkan fasilitas pinjaman atau kredit dari perbankan untuk berbagai keperluan. 

Mengawali Pekan Setelah Libur Panjang, Kurs Rupiah Berpotensi Melemah
| Senin, 02 Juni 2025 | 06:34 WIB

Mengawali Pekan Setelah Libur Panjang, Kurs Rupiah Berpotensi Melemah

Pelemahan pada mata uang garuda terjadi beriringan dengan kenaikan indeks dolar (DXY) selama sepekan.

INDEKS BERITA

Terpopuler