Masalah Modal Murah

Jumat, 19 September 2025 | 06:10 WIB
Masalah Modal Murah
[ILUSTRASI. TAJUK - Thomas Hadiwinata]
Thomas Hadiwinata | Managing Editor

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor mikro, kecil dan menengah tidak pernah jauh dari perhatian pemerintah. Dari tahun ke tahun, agenda pemerintah yang terkait dengan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) tidak pernah absen. Tak terkecuali di masa Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Dalam satu tahun usia rezim Prabowo, daftar program yang menyasar sektor pebisnis kelas tanggung dan  mini sudah lumayan panjang. Dalam program quick win, alias 100 hari pertama pemerintahannya, Presiden Prabowo memasukkan agenda penghapusan kredit macet di sektor UMKM. 

Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2024 memuat sejumlah ketentuan penting tentang pemutihan kredit UMKM tersebut. Dua di antaranya, nilai utang yang bisa dihapus maksimal Rp 500 juta untuk debitur badan usaha dan Rp 300 juta untuk debitur perorangan. Lalu, yang bisa dihapus adalah tunggakan yang tercatat di bank milik negara.

Setelah menghapus KUR lama yang tertunggak, pemerintah menambah lagi pembiayaan dengan krema kredit usaha rakyat (KUR). Dengan pagu mencapai Rp 130 triliun, KUR terbaru ini utamanya menyasar sektor perumahan.

Pemerintah juga menyiapkan pendanaan untuk menggulirkan program koperasi merah putih. Kendati  punya bendera yang berbeda, namun koperasi ini sejatinya menyasar segmen yang sama dengan UMKM, yaitu wong cilik.

Dengan pendanaan murah yang berpihak ke segmen masyarakat bawah, kita patut bertanya mengapa rasio kewirausahaan di negara kita masih rendah jika dibandingkan dengan negara tetangga.

Mengutip pernyataan Menteri Perdagangan Budi Santoso pada Maret lalu, rasio kewirausahaan kita sebesar 3,57%. Rasio yang sama untuk Malaysia dan Thailand masing-masing berkisar 4%. Singapura punya rasio yang lebih tinggi lagi, yaitu 4%. Sedang negara-negara maju lazimnya memiliki rasio kewirausahaan di rentang 10%-12%.

Peningkatan rasio kewirausahaan di Indonesia lumayan memakan waktu. Dari riset pemberitaan, rasio kewirausahaan sebesar 1,6% pada 2014, dan naik ke 3,1% pada 2018. 

Pertumbuhan rasio kewirausahaan yang tak sederas pendanaan berbiaya murah untuk UMKM itu seakan membenarkan dugaan bahwa pendekatan top down kerap tidak efektif dalam membangun ekonomi di tingkat bawah. Alih-alih menghilangkan kendala permodalan, insentif kredit murah malah kerap mengundang moral hazard.

Selanjutnya: Deposito Bunga Spesial Ganjal Penurunan Biaya Dana

Bagikan
Topik Terkait

Berita Terbaru

PP Pesisi (PPRE) Memperkuat Segmen Bisnis Pertambangan
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 08:00 WIB

PP Pesisi (PPRE) Memperkuat Segmen Bisnis Pertambangan

Diversifikasi usaha PPRE kini terfokus pada jasa pertambangan, yang telah menjadi penyumbang dominan terhadap pendapatan konsolidasi perusahaan

Pemerintah Pangkas Tarif Tiket Pesawat saat Nataru
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 07:46 WIB

Pemerintah Pangkas Tarif Tiket Pesawat saat Nataru

Diskon tarif pesawat berlaku spesifik untuk tiket domestik kelas ekonomi untuk periode penerbangan 22 Desember 2025 hingga 10 Januari 2026.

Bisnis Petikemas Entitas Grup Pelindo Tumbuh 15%
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 07:45 WIB

Bisnis Petikemas Entitas Grup Pelindo Tumbuh 15%

Pertumbuhan ini menunjukkan peningkatan arus petikemas yang konsisten dari tahun ke tahun di seluruh lini operasi perusahaan.

Danantara Siap Merampingkan Jumlah BUMN
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 07:43 WIB

Danantara Siap Merampingkan Jumlah BUMN

Danantara menargetkan pemangkasan jumlah BUMN dari ribuan entitas saat ini menjadi hanya ratusan dalam lima tahun ke depan.  

Ini Penyebab Trafik  21 Jalan Tol Sepi
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 07:41 WIB

Ini Penyebab Trafik 21 Jalan Tol Sepi

Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mengumumkan  terdapat 21 ruas tol yang masih sepi dengan trafik di bawah 50% dari target dalam PPJT

 Ramai-Ramai Mengawal Program Makan Bergizi
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 07:38 WIB

Ramai-Ramai Mengawal Program Makan Bergizi

Pemerintah akan merilis aturan tata kelola makan bergizi gratis yang melibatkan sejumlah instansi agar serapan anggaran optimal

Freeport akan Beli Konsentrat Tembaga dari Tambang Lain
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 07:33 WIB

Freeport akan Beli Konsentrat Tembaga dari Tambang Lain

Saat ini produksi tambang Freeport sudah dihentikan sementara, kurang lebih satu bulan, sebagai imbas dari insiden longsor.

Sumber Global Energy (SGER) Menjajaki Bisnis Smelter Nikel
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 07:30 WIB

Sumber Global Energy (SGER) Menjajaki Bisnis Smelter Nikel

Saat ini, SGER terus melakukan diversifikasi bisnis dengan menjajaki peluang di sektor smelter nikel dengan salah satu smelter di Indonesia

PANR Catat Kenaikan Permintaan Pariwisata
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 07:30 WIB

PANR Catat Kenaikan Permintaan Pariwisata

Pertumbuhan ini merupakan hasil dari partisipasi Panorama dalam sejumlah pameran pariwisata seperti WITF dan ITB Asia 2025 di Singapura.

Proyek DME Terganjal Keekonomian
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 07:26 WIB

Proyek DME Terganjal Keekonomian

Hanya saja, proyek hilirisasi DME ini sepi peminat. Tak banyak investor yang melirik lantaran biaya mahal

INDEKS BERITA

Terpopuler