Mayapada Tambah Rumah Sakit Baru

Rabu, 01 September 2021 | 06:10 WIB
Mayapada Tambah Rumah Sakit Baru
[]
Reporter: Venny Suryanto | Editor: Dadan M. Ramdan

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Emiten pengelola jaringan Mayapada Hospital, PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk siap membuka rumah sakit baru, yakni Mayapada Hospital Surabaya (MHSB) di Jawa Timur. 

SRAJ akan menyelesaikan pembangunan rumah sakit di Surabaya dengan kapasitas 200 tempat tidur yang terdiri atas 16 lantai dan tiga basement. Total luas bangunan mencapai 24.216 meter persegi (m²) dan luas tanah 3.483 m². “Saat ini progresnya sudah sekitar 85% secara keseluruhan. Kami menargetkan MHSB beroperasi pada Oktober 2021,” kata Direktur PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk, Arif Mualim, dalam paparan publik virtual, Selasa (31/8). 
 
Dengan asumsi beroperasi pada Oktober 2021, SRAJ memproyeksikan MHSB akan berkontribusi sekitar Rp 20 miliar selama dua bulan di tahun ini.
Selain Surabaya, Mayapada Hospital juga tengah membangun gedung baru Mayapada Hospital Tangerang dengan tambahan kapasitas 91 tempat tidur, yang terdiri bangunan baru lima lantai dan gedung parkir. 
 
Mayapada Tangerang akan terdiri dari dua bangunan, yakni gedung parkir dan new building yang terkoneksi dengan jembatan penghubung ke old wing dan new wing. Total luas bangunan sekitar 5.295 m².  Arif menyampaikan, progres pengerjaan proyek Mayapada Hotel Tangerang sekitar 46,39% . SRAJ menargetkan rumah sakit itu akan beroperasi pada akhir Desember 2021.
 
Ekspansi lanjutan SRAJ adalah menggarap proyek Mayapada Hospital Bandung (MHBD) yang merupakan rumah sakit tipe B dengan kapasitas 200 tempat tidur dan terdiri dari 11 lantai. Hingga kini progres pembangunan 17,1% atau baru mencapai lantai 3. "Topping off struktur direncanakan awal Februari 2022, sehingga Mayapada Hotel Tangerang kami targetkan beroperasi penuh Desember 2022,"  ungkap Arif.
 
 Dengan sejumlah rencana ekspansi itu, Sejahteraraya menargetkan pendapatan tahun ini mencapai Rp 2 triliun. Arif mengungkapkan, target ini mempertimbangkan kenaikan pendapatan yang cukup signifikan di pertengahan tahun ini. SRAJ memang belum merilis resmi laporan keuangan semester I-2021. Namun dalam paparan publik kemarin, SRAJ menyebut pendapatan selama periode Januari-Juni 2021 mencapai Rp 1,02 triliun, tumbuh 115% year-on-year (yoy).
 
“Melihat pendapatan di semester I-2021, maka kami menargetkan pendapatan hingga akhir tahun bisa mencapai Rp 2 triliun,” sebut Arif. Untuk mendorong ekspansi bisnis tahun ini, SRAJ menyiapkan dana belanja modal (capex) senilai Rp 800 miliar. Hingga kini telah terserap Rp 200 miliar. SRAJ memakai mayoritas dana belanja modal untuk ekspansi jaringan rumah sakit baru.
 
Di sisi lain, SRAJ telah mendapatkan persetujuan untuk menggelar rights issue atau Penawaran Umum Terbatas (PUT) dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Direktur PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk, Arif Mualim mengatakan, persetujuan itu telah diperoleh melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). RUPSLB tersebut diselenggarakan pada Februari 2021. 
 
"Mengenai rights issue, kami saat ini sedang mempersiapkan proses aksi korporasi tersebut dengan menggunakan laporan keuangan yang diaudit per 30 Juni 2021," ungkap Selamat, Bagian Keuangan SRAJ.
 
Berhubung masih dalam persiapan, manajemen SRAJ belum bersedia membeberkan target pencapaian dana, pembeli siaga, hingga harga pelaksanaan rights issue. 
"Semua masih dalam pembahasan manajemen. Namun sesuai ketentuan, kami pada saatnya akan menyampaikan di keterbukaan informasi tentang harga rights issue ini," kata Selamat.  

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Berlangganan

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Bagikan

Berita Terbaru

Tarif PPN 12%, Tingkatkan Risiko Kemiskinan hingga Tekan Daya Saing Investasi
| Senin, 18 November 2024 | 12:30 WIB

Tarif PPN 12%, Tingkatkan Risiko Kemiskinan hingga Tekan Daya Saing Investasi

LPEM FEB UI menyebutkan dampak kenaikan PPN akan menambah beban pengeluaran rumah tangga masyarakat miskin.

Sengketa Hukum Bank Victoria (BVIC) Vs Inet Global Indo, Berikut Tinjauan Hukumnya
| Senin, 18 November 2024 | 11:00 WIB

Sengketa Hukum Bank Victoria (BVIC) Vs Inet Global Indo, Berikut Tinjauan Hukumnya

PT Inet Globalindo (Inet) melayangkan gugatan material senilai Rp 93,46 miliar kepada PT Bank Victoria International Tbk.

Mencari Reksadana Pasar Uang yang Memiliki Kinerja Gemilang
| Senin, 18 November 2024 | 09:35 WIB

Mencari Reksadana Pasar Uang yang Memiliki Kinerja Gemilang

Reksadana pasar uang menjafi primadona. Yakni menawarkan kemudahan transaksi, kinerja setara deposito, likuiditas setara tabungan. 

The Fed Tak Buru-Buru Pangkas Suku Bunga, Ruang Penurunan BI Rate Semakin Sempit
| Senin, 18 November 2024 | 09:30 WIB

The Fed Tak Buru-Buru Pangkas Suku Bunga, Ruang Penurunan BI Rate Semakin Sempit

Menurut Jerome Powell data-data ekonomi Amerika Serikat kuat, sehingga tidak buru-buru butuh "gula-gula" bagi perekonomian.  

ESG: Strategi RS EMC (SAME) untuk Menjadi Rumahsakit Digital dan Ramah Lingkungan
| Senin, 18 November 2024 | 08:56 WIB

ESG: Strategi RS EMC (SAME) untuk Menjadi Rumahsakit Digital dan Ramah Lingkungan

SAME meng-upgrade diri menjadi rumah sakit digital dan ramah lingkungan. Sahamnya pun menarik untuk trading jangka pendek.

Saham Blue Chip Non Bank Seperti TLKM & TPIA Banyak Dibuang Asing, Kapan Balik Lagi?
| Senin, 18 November 2024 | 08:48 WIB

Saham Blue Chip Non Bank Seperti TLKM & TPIA Banyak Dibuang Asing, Kapan Balik Lagi?

Data inflasi AS terbaru yang naik membuat pasar meragukan The Fed akan memangkas suku bunga Desember 2024.

Pasar Truk Digencet Truk Bekas Impor
| Senin, 18 November 2024 | 08:30 WIB

Pasar Truk Digencet Truk Bekas Impor

Ada prediksi, permintaan truk akan naik dari sektor logistik, dan tergantung kondisi ekonomi, jika stabil pelanggan tidak akan menunda pembelian.

Mengantisipasi Efek Tular Trumponomic
| Senin, 18 November 2024 | 08:10 WIB

Mengantisipasi Efek Tular Trumponomic

Efek tular Trumponomics bakal merembet ke pasar Indonesia lewaat jalur perdagangan serta jalur keuangan,

Produksi TBS dan CPO Austindo Nusantara Jaya (ANJT) Menurun
| Senin, 18 November 2024 | 08:05 WIB

Produksi TBS dan CPO Austindo Nusantara Jaya (ANJT) Menurun

Hingga akhir September 2024 lalu, ANJT telah menghasilkan 577.567 ton TBS, angka produksi ini turun 11,8% jika dibandingkan tahun lalu.

Kena Pukul Lagi
| Senin, 18 November 2024 | 08:00 WIB

Kena Pukul Lagi

Ditengah kondisi pelemahan daya beli masyarakat, pemerintah harusnya memberi insentif yang bisa mendongkrak konsumsi.

INDEKS BERITA

Terpopuler