Media Milik Pemerintah Minta Pasar Tenang, Fluktuasi di Bursa China Mulai Reda

Rabu, 28 Juli 2021 | 12:07 WIB
Media Milik Pemerintah Minta Pasar Tenang, Fluktuasi di Bursa China Mulai Reda
[ILUSTRASI. Seorang pria menggunakan masker berjalan di depan gedung Shanghai Stock Exchange di Shanghai, China, 3 February 2020. REUTERS/Aly Song/File Photo]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. Bursa saham China, Rabu (28/7), bangkit dari penurunan yang terjadi sebelumnya. Media keuangan yang dikendalikan Beijing menyerukan agar pasar yang bergejolak kembali tenang. Namun, sentimen di pasar masih terbebani oleh kecemasan investor akan pengetatan yang dilakukan Tiongkok.

Pada perdagangan pagi, Shanghai Composite Index turun sebanyak 2%, sebelum bangkit dan memangkas kerugian menjadi 0,25%. Indeks CSI300 blue-chip naik 0,23%, membalikkan penurunan sebelumnya tetapi masih turun lebih dari 6% untuk minggu ini.

Di Hong Kong, indeks acuan Hang Seng naik 0,56% setelah jatuh ke penutupan terendah delapan bulan sehari sebelumnya. Indeks Hang Seng China Enterprises naik 1,25%.

Baca Juga: IHSG terkoreksi 0,15% ke 6.087 pada sesi I hari ini, asing lepas BBCA, MMLP, BFIN

Surat kabar yang dimiliki perusahaan pelat merah, hari ini, menyatakan pasar akan segera stabil, setelah pemerintah melakukan regulasi besar-besaran di sektor pendidikan, properti dan teknologi. Regulasi itu sendiri memicu penjualan besar-besaran di minggu ini.

Pasar surat utang dan valuta asing relatif stabil pada perdagangan Rabu, setelah tertekan di hari sebelumnya. Instrumen derivatif yang paling banyak diperdagangkan, yaitu kontrak penyerahan obligasi pemerintah China berjangka 10 tahun di bulan September, terakhir turun 0,08%. Di hari sebelumnya, instrumen derivatif itu melemah 0,35%.

Perdagangan yuan di pasar spot dalam negeri menguat menjadi 6,5034 per dolar AS, setelah merosot di hari sebelumnya. Sedang kurs yuan di pasar luar China menguat menjadi 6,5133 per dolar AS.

“Regulasi yang dilakukan Beijing belakangan ini memicu investor untuk melakukan penilaian ulang tentang sejauh apa pemerintah China mau membatasi kegiatan bisnis, demi mengejar tujuan lain,"tutur  Oliver Allen, ekonom pasar di Capital Economics. “Itu jelas berita buruk bagi sektor tertentu di China, namun tidak seharusnya menimbulkan konsekuensi besar bagi sektor lain."

Selanjutnya: Bursa Asia Tertahan di Posisi Terendah Tahun Ini, Pasar Tunggu Pertemuan The Fed

 

 

Bagikan

Berita Terbaru

Dirut Emiten Afiliasi Haji Isam Mengundurkan Diri, Ada Apa?
| Jumat, 12 Desember 2025 | 10:59 WIB

Dirut Emiten Afiliasi Haji Isam Mengundurkan Diri, Ada Apa?

Bila terjadi kekosongan anggota direksi sehingga jumlahnya kurang dari dua orang, RUPS wajib diselenggarakan paling lambat 90 hari kalender

Patriot Bond Danantara Jilid Kedua Dikabarkan Terbit Lebih Cepat dari Jadwal Awal
| Jumat, 12 Desember 2025 | 08:16 WIB

Patriot Bond Danantara Jilid Kedua Dikabarkan Terbit Lebih Cepat dari Jadwal Awal

Berbeda dengan Patriot Bond jilid I yang kelebihan permintaan (oversubscribe), Patriot Bond II punya cerita berbeda.

SIDO Kebut Penjualan di Akhir Tahun, Laba Kuartal IV-2025 Diproyeksi Melonjak 59%
| Jumat, 12 Desember 2025 | 08:04 WIB

SIDO Kebut Penjualan di Akhir Tahun, Laba Kuartal IV-2025 Diproyeksi Melonjak 59%

Sido Muncul agresif perluas distribusi hingga 100 ribu gerai modern dan luncurkan produk baru. Kinerja ekspor juga meningkat 23% YoY. 

Intikeramik Alamasri (IKAI) Membenahi Fundamental Keuangan
| Jumat, 12 Desember 2025 | 07:50 WIB

Intikeramik Alamasri (IKAI) Membenahi Fundamental Keuangan

IKAI memasuki periode pemeliharaan besar (major maintenance). Artinya mesin-mesin diperbaiki, diservis untuk memastikan tetap berjalan lancar

Marketplace Siap Kerek Biaya Admin
| Jumat, 12 Desember 2025 | 07:45 WIB

Marketplace Siap Kerek Biaya Admin

Pendanaan ke sektor e-commerce tidak sebesar dulu, sehingga beberapa platform melakukan penyesuaian untuk menjaga keberlanjutan operasional.

OJK Relaksasi Kredit Wilayah Bencana
| Jumat, 12 Desember 2025 | 07:29 WIB

OJK Relaksasi Kredit Wilayah Bencana

Kebijakan ini mengacu pada POJK 19/2022 tentang perlakuan khusus bagi lembaga jasa keuangan di daerah terdampak bencana. 

Usulan Status Ojol  Menjadi Pelaku Usaha Mikro
| Jumat, 12 Desember 2025 | 07:25 WIB

Usulan Status Ojol Menjadi Pelaku Usaha Mikro

Akan menyampaikan usulan itu dalam pembahasan Peraturan Presiden (Perpres) tentang ojol yang bakal dilanjutkan tahun depan.

Bank Incar Pertumbuhan Kredit di Manufaktur
| Jumat, 12 Desember 2025 | 07:18 WIB

Bank Incar Pertumbuhan Kredit di Manufaktur

Perbanas dorong akselerasi kredit manufaktur untuk genjot pertumbuhan ekonomi 2026                  

The Fed Turunkan Bunga, Tapi Rupiah Masih Jadi Ganjalan Investor
| Jumat, 12 Desember 2025 | 07:18 WIB

The Fed Turunkan Bunga, Tapi Rupiah Masih Jadi Ganjalan Investor

Federal Reserve mengisyaratkan hanya akan melakukan satu kali pemangkasan suku bunga tambahan pada 2026.

Membangun Peluang Bisnis Galangan Kapal
| Jumat, 12 Desember 2025 | 07:05 WIB

Membangun Peluang Bisnis Galangan Kapal

Industri nasional siap untuk menangkap peluang dalam memenuhi kebutuhan pembangunan kapal bagi kementerian, lembaga, BUMN maupun pihak swasta.​

INDEKS BERITA

Terpopuler