Membendung Impor

Selasa, 03 Desember 2024 | 06:14 WIB
Membendung Impor
[ILUSTRASI. TAJUK - Hendrika Yunapritta]
Hendrika Yunapritta | Managing Editor

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa tahun lalu, mesin cuci bukaan depan (front loading), termasuk home appliance premium, dengan harga di atas Rp 5 juta per unit.

Belakangan ini, Anda bisa mendapatkan mesin cuci model itu dengan banderol sekitar Rp 3 jutaan saja, dengan merek beragam. Harganya sudah bersaing dengan mesin cuci top loading yang lebih populer karena terjangkau. Cerita yang sama, bisa dijumpai pada pasokan speaker. Sekarang ini, speaker bluetooth sangat mudah dijumpai, harganya pun beragam: ada yang murah kebangetan cuma puluhan ribu rupiah, ada pula yang jutaan. 

Dua jenis barang itu hanya contoh, dari ribuan atau puluhan ribu item impor yang membanjiri pasar kita. Tengok saja, dari barang yang gede seperti mobil sampai benda remeh temeh layaknya peniti, jarum jahit, atau baju seken hingga sampah plastik sekalipun, semua tak lepas dari impor. 

Saking terbukanya, Kementerian Perindustrian sampai bilang bahwa pasar domestik Indonesia seperti telanjang, karena hanya mempunyai sedikit batasan untuk barang impor. Hal itu disampaikan terkait angka Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia keluaran S&P Global, yang pada November 2024 lalu masih tercatat mengalami kontraksi, yakni 49,6. Dengan begitu, selama lima bulan terakhir, PMI Indonesia mengalami kontraksi (di bawah 50). 

Poin PMI manufaktur Indonesia, dalam catatan S&P Global mengalami sedikit kenaikan, jika dibandingkan PMI manufaktur Oktober 2024 lalu (49,2). Adapun pada November 2024 lalu, PMI manufaktur ASEAN justru mencapai poin tertinggi selama tiga bulan belakangan, yakni 50,8.

Terkait kebijakan impor, dalam catatan Kementerian Perindustrian, Indonesia memiliki 207 instrumen untuk menahan kedatangan barang impor ke pasar lokal. Kalau dibandingkan, ternyata negara lain punya instrumen trade measures yang lebih banyak. China, misalnya, sebagai salah satu sumber impor Indonesia, punya 1.569 trade measures dan Amerika, bahkan memiliki 4.597 trade measures. Hal ini menunjukkan mereka memang melindungi industri lokal agar lebih produktif memasok barang ke pasar sendiri, alih-alih andalkan impor. Di kawasan ASEAN, ada Thailand, yang  punya 661 instrumen trade measure.

Barangkali, sekarang saatnya Pemerintah tegas membendung barang impor. Bakal ada dilema, karena banyak item bahan baku industri yang masih harus diimpor. Kebijakan impor semestinya tegas antara bahan baku dan barang jadi, termasuk menindak dan menutup jalur-jalur ilegal. Semoga industri lokal jadi lebih bergairah. 

Bagikan

Berita Terbaru

Masih Tertekan Biaya Integrasi, XLSmart (EXCL) Masih Menjanjikan
| Kamis, 11 September 2025 | 14:00 WIB

Masih Tertekan Biaya Integrasi, XLSmart (EXCL) Masih Menjanjikan

Tekanan pada kinerja EXCL terlihat jelas pada kuartal II-2025, di mana perseroan ini harus menderita kerugian hingga Rp 1,6 triliun.

Berupaya Perbaiki Kinerja, BABY Geber Ekspansi ke Sport Kids
| Kamis, 11 September 2025 | 13:00 WIB

Berupaya Perbaiki Kinerja, BABY Geber Ekspansi ke Sport Kids

Dalam menggarap segmen sport kids, BABY menjalin kerja sama dengan sejumlah merek global ternama seperti Adidas Kids, Head, dan On Kids.

Rekening Dana Nasabah Sekuritas ini Dibobol, OJK Lakukan Investigasi *(UP DATE)
| Kamis, 11 September 2025 | 12:02 WIB

Rekening Dana Nasabah Sekuritas ini Dibobol, OJK Lakukan Investigasi *(UP DATE)

Pihak Self Regulatory Organization (SRO) membuat edaran Bersama, untuk Tindakan preventif Anggota Bursa.

Mengupas Dua Sisi Insentif Mobil Listrik Impor dari China
| Kamis, 11 September 2025 | 11:37 WIB

Mengupas Dua Sisi Insentif Mobil Listrik Impor dari China

Alih-alih basis produksi, Indonesia bisa hanya jadi pasar bagi mobil impor. Industri lokal, UMKM, dan tenaga kerja tidak ikut merasakan manfaat.

Ekspansi dan Harga Emas Makin Mentereng, Saham ARCI Diprediksi Bisa Tembus Rp 1.000
| Kamis, 11 September 2025 | 10:29 WIB

Ekspansi dan Harga Emas Makin Mentereng, Saham ARCI Diprediksi Bisa Tembus Rp 1.000

ARCI mulai ekspansi ke sektor energi panas bumi melalui pendirian PT Toka Tindung Geothermal bersama PT Ormat Geothermal Indonesia.​

PTPP Buka Suara Soal Gugatan PKPU, Terkait Proyek Museum Cagar Budaya Muarajambi
| Kamis, 11 September 2025 | 10:03 WIB

PTPP Buka Suara Soal Gugatan PKPU, Terkait Proyek Museum Cagar Budaya Muarajambi

Gugatan PKPU belum memberikan dampak yang signifikan terhadap hukum, kondisi keuangan atau kelangsungan usaha PTPP.

Saham SRAJ Milik Tahir Tanpa Rem, Ada Investor Kantongi Potential Gain Rp8,55 triliun
| Kamis, 11 September 2025 | 09:14 WIB

Saham SRAJ Milik Tahir Tanpa Rem, Ada Investor Kantongi Potential Gain Rp8,55 triliun

Harga saham SRAJ naik terus sejak April 2025, ada ekspektasi bakal didorong masuk ke indeks MSCI large cap

Perbaikan Produksi dan Penertiban Tambang Ilegal Jadi Penopang Prospek Saham TINS
| Kamis, 11 September 2025 | 08:17 WIB

Perbaikan Produksi dan Penertiban Tambang Ilegal Jadi Penopang Prospek Saham TINS

Perolehan hak kelola atau akses terhadap aset RBT, bisa menjadi titik balik besar bagi PT Timah Tbk (TINS).

Menakar Arah Saham Indika Energy (INDY) Jelang Masa Produksi Tambang Emas Awak Mas
| Kamis, 11 September 2025 | 07:50 WIB

Menakar Arah Saham Indika Energy (INDY) Jelang Masa Produksi Tambang Emas Awak Mas

Selain produksi Awak Mas yang diperkirakan dimulai awal 2026, saham INDY juga tersulut diversifikasi ke bisnis kimia dasar.

Investor Asing Masih Ragu-Ragu
| Kamis, 11 September 2025 | 07:41 WIB

Investor Asing Masih Ragu-Ragu

 Dana asing masih keluar dari pasar saham. Sepekan terakhir ini, asing membukukan net sell sebesar Rp 8,07 triliun.

INDEKS BERITA

Terpopuler