Menadah Potensi Cuan dari Dividen Emiten Batubara

Selasa, 04 April 2023 | 09:22 WIB
Menadah Potensi Cuan dari Dividen Emiten Batubara
[ILUSTRASI. Tumpukan batubara di stockpile PT Bukit Asam Tbk (PTBA) pada kawasan Izin Usaha Tambang Tanjung Enim, Sumatera Selatan.]
Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Efek commodity windfall tahun lalu diprediksi bakal berdampak pada besarnya pembagian dividen emiten pertambangan tahun ini. Salah satu emiten yang diperkirakan membagikan dividen tinggi adalah PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

Analis BRI Danareksa Sekuritas Hasan Barakwan menyebut, saat ini posisi kas PTBA sangat melimpah, mencapai hampir Rp 16 triliun. Dengan asumsi realisasi belanja modal 2023 sekitar 90% dari target atau sekitar Rp 5,7 triliun, PTBA seharusnya masih dapat memberikan dividen dengan rasio pembayaran sekitar 80% dari laba bersih 2022. Pembayaran dividen ini setara dengan imbal hasil (yield) sekitar 23%.

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.

Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Business Insight

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Bagikan

Berita Terbaru

Mempertimbangkan Cukai Rokok Rakyat
| Selasa, 03 Juni 2025 | 05:07 WIB

Mempertimbangkan Cukai Rokok Rakyat

Pengusaha rokok lokal juga terjepit dengan harga cukai yang tinggi dengan berharap usaha mereka eksis.

 Ini Saham Bank Pilihan Pemberi Cuan Selain Big Banks
| Selasa, 03 Juni 2025 | 05:00 WIB

Ini Saham Bank Pilihan Pemberi Cuan Selain Big Banks

Buat kami para pemburu cuan dari saham perbankan, sebaiknya jangan hanya fokus ke saham bank-bank berkapitalisasi besar saja. ​

Risiko Kredit Menurun, Beban Bank Jadi Lebih Ringan
| Selasa, 03 Juni 2025 | 04:50 WIB

Risiko Kredit Menurun, Beban Bank Jadi Lebih Ringan

Risiko kredit perbankan mengalami penurunan. Hal ini mendorong beban provisi atau biaya pencadangan baru yang dibentuk bank besar mulai turun ​

IHSG Jeblok, Masih Ada 195 Saham yang Menguat di Perdagangan Perdana Juni 2025
| Selasa, 03 Juni 2025 | 04:30 WIB

IHSG Jeblok, Masih Ada 195 Saham yang Menguat di Perdagangan Perdana Juni 2025

IHSG melemah 1,42% dalam lima hari perdagangan. IHSG melemah 0,21% YtD, dari posisi akhir Mei 2025 yang masih menunjukkan penguatan 1,35% YtD.

Fenomena Makanan Tabungan Belum Usai, Simpanan Perorangan di Bank Tertekan
| Selasa, 03 Juni 2025 | 04:30 WIB

Fenomena Makanan Tabungan Belum Usai, Simpanan Perorangan di Bank Tertekan

Simpanan nasabah perorangan di perbankan kembali terkoreksi pada April akibat gelombang PHK dan kenaikan biaya hidup​

Permintaan Kredit Fintech Naik Dua Digit
| Selasa, 03 Juni 2025 | 04:10 WIB

Permintaan Kredit Fintech Naik Dua Digit

Kredit macet industri ini mencapai 2,93%. Posisi ini lebih buruk dari April 2024 sebesar 2,79% dan Maret 2025 di 2,77%.

BI Rate Turun, Bunga Kredit di Multifinance Tak Berubah
| Selasa, 03 Juni 2025 | 04:05 WIB

BI Rate Turun, Bunga Kredit di Multifinance Tak Berubah

Penurunan suku bunga BI tak akan berefek ke bunga kredit yang dikenakan kepada para nasabah yang kreditnya berjalan

Saham Emiten Barang Baku Masih bisa Melaju
| Selasa, 03 Juni 2025 | 04:05 WIB

Saham Emiten Barang Baku Masih bisa Melaju

Saham berkapitalisasi besar di Bursa Efek Indonesia (BEI) jadi penopang kinerja IDX Basic Materials atau indeks saham barang baku.

Laju IHSG Menyetir Data Ekonomi, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Selasa, 03 Juni 2025 | 03:35 WIB

Laju IHSG Menyetir Data Ekonomi, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Sejumlah analis merekomendasikan investor untuk mengoleksi saham-saham di sektor komoditas dan sektor lainnya.​

Surplus Neraca Perdagangan Indonesia April 2025 Menyusut, Paling Mini Sejak Mei 2020
| Senin, 02 Juni 2025 | 20:50 WIB

Surplus Neraca Perdagangan Indonesia April 2025 Menyusut, Paling Mini Sejak Mei 2020

Surplus neraca perdagangan bulan April tercatat sebesar US$ 160 juta atau US$ 0,16 miliar, terendah sejak Mei 2020.

INDEKS BERITA

Terpopuler