Menanti Guyuran Dividen dari Bank Pencetak Laba Besar

Rabu, 09 Februari 2022 | 05:00 WIB
Menanti Guyuran Dividen dari Bank Pencetak Laba Besar
[]
Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja bank-bank  besar di Tanah Air pada 2021 cukup menggembirakan. Dari total empat bank pelat merah misalnya tercatat mampu membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 72,07 triliun sepanjang tahun lalu. Itu meningkat 78,6% secara year on year (yoy).

Pertumbuhan laba tertinggi bank BUMN dicatatkan Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yakni melesat 232,2% yoy jadi Rp 10,89 triliun. Disusul Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang tumbuh 66,8% yoy ke Rp 28,03 triliun,  lalu Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) tumbuh 64,9% yoy jadi Rp 30,7 triliun, dan Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) naik 48,3% yoy ke Rp 2,37 triliun. Sementara Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebagai bank swasta terbesar di Tanah Air mencetak pertumbuhan laba 15% menjadi Rp 31,42 triliun. 

Ini tentu jadi kabar gembira bagi investor mengingat bank -bank ini biasanya menebar dividen cukup besar setiap tahunnnya. Bahkan, di saat kinerjanya ambruk ditimpa pandemi tahun 2020, tiga bank pelat merah masih membagikan dividen dengan rasio cukup tinggi. Hanya BTN yang absen memberikan apresiasi ke pemegang sahamnya. 

Angin segar pembagian dividen tampaknya sudah mulai diantisipasi investor. Pada perdagangan saham Selasa (8/2), investor asing tercatat mengoleksi saham-saham bank pelat merah. Dari Rp 1,54 triliun net buy asing di Bursa Efek Indonesia (BEI) kemarin,  sebagian besar masuk ke perbankan. Pembelian bersih di BRRI mencapai Rp 638,6 miliar, BBRI Rp 412 miliar, BBNI Rp 235 miliar, dan BBCA Rp 123,2 miliar.

Bank Mandiri tahun lalu membagi dividen Rp 10,27 triliun dengan rasio 60% dari laba bersih buku 2020.  Rasio dividen tersebut sama dengan tahun sebelumnya.Sementara dividen Bank BRI mencapai Rp 12,12 triliun dengan dividen pay out ratio 65% walaupun laba bersihnya anjlok 45,6% yoy tahun 2020 jadi Rp 18,65 triliun. 

BNI membagi dividen Rp 820 miliar dengan rasio 25% di saat laba bersihnya kontraksi 78,7%. Rasio ini  sama seperti tahun sebelumnya. BCA membagi Rp 13 triliun atau 48% dari laba 2020. 

Analis memperkirakan dividen bank BUMN tahun ini akan lebih tinggi dari tahun buku 2020. Alasannya kinerja bank tumbuh cukup tinggi. Kedua, pemerintah sebagai pemegang saham mayoritas bank BUMN masih berkutat dalam penangaan pandemi yang butuh  anggaran besar. 

"Selama ini bank BUMN andalan dalam menyumbang dividen ke negara. Dengan membaiknya kinerja bank dan kebutuhan pemerintah yang besar, kemungkinan besar dividen akan naik," kata Analis Senior CSA Research Institute Reza Priambada, Selasa (8/2).

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas, Okie Ardiasta juga menilai dividen bank BUMN tahun buku 2021 akan lebih tinggi dari tahun sebelumnya seiring membaiknya kinerja. 

Sementara prospek saham bank pelat merah menurut Okie akan cerah tahun ini seiring pemulihan ekonomi. Dia bilang, pelonggaran aktivitas ekonomi dapat mendorong konsumsi sehingga jadi sinyal positif terhadap pertumbuhan kredit dan perbaikan NPL. 

Okie merekomendasikan beli BMRI dengan target harga Rp 8.150 per saham, BBRI Rp 4.730 per saham,  BBNI  Rp 7.825 per saham dan BBTN Rp 2.020 per saham. Target Reza untuk BMRI di Rp 9.500, BBNI Rp 9.375 dan BBRI Rp 5.500. Untuk BBCA, Nicholas Santoso, analis Verdhana Sekuritas merekomendasikan beli dengan target harga Rp 9.900 per saham. 

Bagikan

Berita Terbaru

Profit 34,01% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Seuprit (10 Mei 2025)
| Sabtu, 10 Mei 2025 | 10:14 WIB

Profit 34,01% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Seuprit (10 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (10 Mei 2025) 1 gram Rp 1.928.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 34,01% jika menjual hari ini.

Merdeka Copper Gold (MDKA) Kebut Target Operasi Dua Smelter
| Sabtu, 10 Mei 2025 | 09:40 WIB

Merdeka Copper Gold (MDKA) Kebut Target Operasi Dua Smelter

MDKA membangun tiga smelter nikel. MDKA baru mengoperasikan smelter HPAL pertama mereka lewat PT ESG New Energy Material  (ESG).

Denny Asalim Sukses Meniti Jalan Menjadi Bos Properti
| Sabtu, 10 Mei 2025 | 08:50 WIB

Denny Asalim Sukses Meniti Jalan Menjadi Bos Properti

Dunia Propertti tak pernah berhenti mengajarkan hal-hal baru bagi Denny Asalim untuk terus selalu berkembang.

Tekanan Likuiditas Masih Hantui Kinerja Anak Usaha BUMN Karya
| Sabtu, 10 Mei 2025 | 08:12 WIB

Tekanan Likuiditas Masih Hantui Kinerja Anak Usaha BUMN Karya

Proyek mangkrak hingga tingginya utang masih akan membayangi kinerja emiten anak usaha BUMN Karya ke depan

Beban Tinggi Membayangi Kinerja Krakatau Steel (KRAS)
| Sabtu, 10 Mei 2025 | 08:09 WIB

Beban Tinggi Membayangi Kinerja Krakatau Steel (KRAS)

PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) masih merugi. Emiten pelat merah ini juga dihadapkan dengan kondisi industri baja yang cukup menantang.​

Instruksi Danantara Tunda RUPS Bisa Mempengaruhi Kinerja Emiten BUMN
| Sabtu, 10 Mei 2025 | 08:07 WIB

Instruksi Danantara Tunda RUPS Bisa Mempengaruhi Kinerja Emiten BUMN

Sejumlah aksi korporasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berada di tengah ketidakpastian setelah BPI Danantara meminta penundaan RUPS BUMN 

Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) Sedia Semen Hijau untuk Pembangunan IKN Tahap II
| Sabtu, 10 Mei 2025 | 07:30 WIB

Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) Sedia Semen Hijau untuk Pembangunan IKN Tahap II

INTP menilai penyediakan semen untuk pembangunan IKN dapat mendorong penjualan semen di Pulau Kalimantan.

Ekspor Beras dan Ketahanan Pangan
| Sabtu, 10 Mei 2025 | 07:15 WIB

Ekspor Beras dan Ketahanan Pangan

Keinginan pemerintah untuk melakukan ekspor beras harus melihat data produksi beras lima tahunan yang fluktuatif.

Kelinci Percobaan
| Sabtu, 10 Mei 2025 | 07:10 WIB

Kelinci Percobaan

Pemerintah perlu mempunyai regulasi yang jelas terkait adanya kegiatan ujicoba vaksin untuk menjamin keselamatan relawan uji klinis.

Puradelta Lestari (DMAS) Genjot Penjualan Lahan Inudstri
| Sabtu, 10 Mei 2025 | 07:10 WIB

Puradelta Lestari (DMAS) Genjot Penjualan Lahan Inudstri

DMAS mengintip peluang penjualan lahan industri dari sektor industri data center dan juga sektor lainnya.

INDEKS BERITA

Terpopuler